Sukses

Viral Tren Fashion ala Bapak-Bapak di Kalangan Wanita China, Ini Alasannya

Informasi dan alasan mengapa gaya bapak-bapak ini menjadi begitu viral di kalangan wanita muda di China.

Liputan6.com, Jakarta Dunia fashion senantiasa mengalami perubahan yang mencengangkan. Dan saat ini, China menjadi panggung bagi tren yang tak terduga yang menggetarkan paradigma fashion. Gaya ala bapak-bapak, telah merajai dunia pakaian wanita muda China dengan dampak luar biasa. 

Mengabaikan konsep kecantikan yang sempit dan tampilan yang sempurna, tren ini memperkenalkan era baru di mana kenyamanan, fungsi, dan kepribadian mendominasi pilihan pakaian. Gaya ini juga kian populer dan menjadi trend yang terus diikuti oleh banyak orang.

Terdapat banyak alasan mengapa gaya bapak-bapak ini menjadi begitu viral di kalangan wanita muda di China. Untuk informasi lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari South China Morning Post jawabannya, Jumat (25/8/2023).

2 dari 3 halaman

Mengapa Gaya Ini Menjadi Viral di Dunia Fashion Wanita Muda

Dunia fashion selalu penuh dengan tren yang berubah seiring waktu, dan salah satu tren terbaru yang tengah viral di kalangan wanita muda China adalah gaya pria tua atau fashion ala bapak-bapak. Gaya ini telah mengambil alih pakaian wanita muda China karena semakin banyak dari mereka yang mencari kenyamanan dan fungsionalitas daripada hanya berfokus pada aspek kecantikan dalam pakaian mereka. 

Tren ini muncul sebagai tanggapan terhadap rasa malu terhadap tubuh dan standar ukuran pakaian yang tidak realistis. Banyak wanita muda China telah mengalami kesulitan dengan ukuran pakaian wanita yang sering kali tidak sesuai dengan tubuh mereka. 

Dalam beberapa kasus, bahkan ukuran XXL saja tidak cukup untuk mengakomodasi tubuh wanita yang sebenarnya tidak terlalu besar. Dalam situasi seperti ini, banyak wanita telah beralih ke pakaian pria berukuran besar sebagai alternatif yang lebih nyaman dan cocok untuk mereka.

Pakaian pria dikatakan lebih nyaman dan dirancang untuk mengakomodasi berbagai bentuk tubuh, termasuk perut buncit. Bagi banyak wanita, mengenakan pakaian pria menjadi cara untuk merasa lebih percaya diri dan dihormati, karena mereka merasa pakaian ini tidak hanya memperhatikan tampilan fisik tetapi juga memberikan rasa nyaman yang lebih besar.

Selain kenyamanan, pakaian pria juga dianggap lebih terjangkau daripada pakaian wanita. Harga pakaian pria sering kali lebih rendah daripada pakaian wanita dengan kualitas yang setara. Ini memberikan motivasi ekonomi tambahan bagi wanita untuk beralih ke gaya pakaian ini.

3 dari 3 halaman

Konsep Mode Tanpa Gender dan Pengaruh Barat

Tren gaya ala pria di kalangan wanita China juga dapat dihubungkan dengan gerakan mode tanpa gender yang telah populer di Barat. Konsep ini mengedepankan kebebasan dalam berpakaian tanpa batasan gender atau stereotip tertentu. 

Banyak wanita di China merasa bahwa pakaian pria memberikan kesempatan untuk mengadopsi gaya yang lebih universal dan menghindari batasan-batasan tradisional dalam berpakaian.

Beberapa wanita juga memilih pakaian pria untuk tampil lebih profesional dan dewasa, terutama di lingkungan kerja. Gaya pakaian pria dianggap memberikan kesan yang lebih serius dan terfokus pada profesionalitas, yang mungkin sulit dicapai dengan pakaian wanita yang terkadang terlalu muda atau terlalu modis.

Diskriminasi harga berdasarkan jenis kelamin telah mendorong banyak wanita untuk mencari pilihan yang lebih terjangkau dan pakaian pria menjadi salah satu pilihan yang menarik bagi mereka.

Tren fashion ala bapak-bapak telah membuka pintu baru dalam dunia fashion wanita China. Wanita muda tidak lagi terikat oleh standar ukuran dan gender dalam memilih pakaian. Mereka mencari kenyamanan, fungsionalitas, dan ekspresi diri yang lebih bebas melalui pakaian pria berukuran besar. 

Dengan memadukan faktor-faktor seperti kenyamanan, harga yang terjangkau, dan gaya yang universal, gaya pria tua telah meraih popularitas yang signifikan di kalangan wanita muda China, mengubah pandangan mereka terhadap fashion dan tubuh mereka sendiri. Â