Liputan6.com, Jakarta Contoh hadits qudsi perlu dipahami setiap muslim. Pasalnya, hadis qudsi ini masih belum begitu familier bagi sebagian orang. Hadis sendiri memiliki posisi penting dalam kajian-kajian keislaman. Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an untuk umat Islam.
Baca Juga
Advertisement
Hadis adalah ucapan, perbuatan, dan sesuatu yang disetujui oleh Nabi Muhammad SAW. Hadits qudsi merupakan hadis yang dinisbahkan pada kalimat Quddus/Qudsi–salah satu Nama Allah–yang artinya suci. Hal ini karena hakikat hadis Qudsi bersumber dari Allah Yang Maha Suci (Quddus).
Contoh hadits Qudsi biasanya isinya memuat tentang akidah, motivasi ibadah, akhlak, dan lain sebagainya. Walaupun sama-sama bersumber dari Allah SWT, hadis qudsi dan Al-Qur’an memiliki perbedaan tertentu.
Berikut Liputan6.com rangkum dari laman resmi MUI, Sabtu (26/8/2023) tentang contoh hadits qudsi.
Contoh Hadits Qudsi
Sebelum mengenali contoh hadits qudsi, kamu perlu memahami apa itu hadis qudsi terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hadits qudsi adalah hadis yang berisi wahyu Allah SWT yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, tetapi dirawikan oleh Nabi dengan kata-kata sendiri. Hadits qudsi adalah hadis yang berisi firman Allah SWT yang redaksinya diungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Jumlah hadis Qudsi tidak sebanyak hadis nabawi yang jumlahnya menurut sebagian ulama lebih dari seratus ribu hadis. Secara keseluruhan jumlah hadis qudsi masih kisaran ratusan hadis, itupun jika dihitung dengan redaksi atau riwayat yang diulang-ulang. Contoh hadits qudsi adalah sebagai berikut:
Contoh hadits qudsi tentang berinfak
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” قَالَ اللَّهُ: أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ، أُنْفِقْ عَلَيْكَ
“Diriwayatkan dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu sesungguhnya Rasulullah shollallahu’alaihi wasallam bersabda, “Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, berinfaklah wahai anak adam, (jika kamu berbuat demikian) Aku memberi infak kepada kalian”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Contoh hadits qudsi tentang mengingat Allah SWT
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي..”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu beliau berkata, telah bersabda Rasulullah shollallahu’alaihi wasallam, “Telah berfirman Allah Subhanahu wa ta’ala, ‘Aku adalah sebagaimana prasangka hambaku kepadaku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingatku..” (HR. Bukhori dan Muslim).
Contoh hadits qudsi tentang kebaikan dan keburukan
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: “إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ، إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً”
“Diriwayatkan oleh Ibn ‘Abbas radiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Muhammad Shollallahu’alaihi wasallam, Sesungguhnya Allah menulis semua kebaikan dan keburukan. Barangsiapa berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia tidak melakukannya, Allah menulis di sisi-Nya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia melakukannya, Allah menulis pahala sepuluh kebaikan sampai 700 kali, sampai berkali lipat banyaknya. Barangsiapa berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia tidak melakukannya, Allah menulis di sisi-Nya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia melakukannya, Allah menulis satu keburukan saja. (HR. Bukhari dan Muslim).
Advertisement
Perbedaan Hadits Qudsi dengan Al-Qur’an
Hadits qudsi dan Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam menurut paham Ahlussunah Waljamaah. Al-Quran disebut wahyu, ada lagi wahyu Allah tapi tidak boleh disebut al-Quran, yaitu hadis qudsi. Meskipun sama-sama bersumber dari Allah, namun keduanya tidak memiliki kedudukan yang sama. Tidak boleh menyamakan kedudukan al-Qur’an dengan contoh hadits qudsi.
Perbedaan Al-Qur’an dengan contoh hadits Qudsi, selain prosesnya turunnya beda, kedudukan dan fungsinya juga berbeda. Berikut perbedaan hadits qudsi dengan Al-Qur’an:
- Al-Qur’an adalah mukjizat yang terjaga sepanjang masa dari segala pengubahan, serta lafadznya dan seluruh isinya sampai taraf hurufnya, tersampaikan secara mutawatir.
- Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan maknanya saja. Ia harus disampaikan sebagaimana adanya. Berbeda dengan hadits Qudsi, yang bisa sampai kepada kita dalam hadis yang diriwayatkan secara makna saja.
- Dalam madzhab Syafi’i, mushaf Al-Qur’an tidak boleh dipegang dalam keadaan berhadats kecil, serta tidak boleh dibaca saat berhadats besar. Sedangkan pada hadis Qudsi, secara hukum, ia boleh dibaca dalam kondisi berhadats.
- Hadits Qudsi tentu tidak dibaca saat salat, berbeda dengan ayat Al-Qur’an.
- Membaca Al-Qur’an, membacanya adalah ibadah, dan setiap huruf mendapat sepuluh kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits.
- Al-Qur’an adalah sebutan yang memang berasal dari Allah, beserta nama-nama Al-Qur’an yang lainnya.
- Al-Qur’an tersusun dalam susunan ayat dan surat yang telah ditentukan.
- Lafadz dan makna Al-Qur’an sudah diwahyukan secara utuh kepada Nabi Muhammad, sedangkan lafaz hadits qudsi bisa hanya diriwayatkan oleh para periwayat secara makna.