Sukses

9 Bahaya Screen Time pada Anak yang Perlu Jarang Disadari Orang Tua

Simak berbagai bahaya yang ditimbulkan dari screen time pada anak-anak.

Liputan6.com, Jakarta Bahaya screen time pada anak perlu diketahui oleh orang tua. Screen time atau penggunaan gawai kini sudah marak digunakan oleh masyarakat seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Hal ini dapat membuat pengguna menjadi kecanduan, baik orang dewasa maupun anak-anak.

Dikutip dari laman Kemkes, penggunaan gawai atau screen time yang berlebihan pada usia yang terlalu dini tentunya tidak baik bahkan dikhawatirkan dapat memunculkan pengaruh buruk bagi anak-anak. Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui pedoman dalam memberikan screen time bagi anak-anak mereka.

Memberikan pedoman pemakaian screen time pada anak-anak untuk mencegah dampak negatif yang ditimbulkan dari screen time yang berlebihan, seperti handphone, tablet digital, laptop, dan teknologi lainnya.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai bahaya screen time pada anak-anak dan pedoman pemakaiannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (29/8/2023).

2 dari 5 halaman

1. Gangguan Kesehatan Fisik

Terlalu banyak waktu di depan layar dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik seperti obesitas. Aktivitas fisik yang berkurang dan gaya hidup yang kurang aktif dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan yang tidak sehat pada anak-anak.

2. Gangguan Tidur

Paparan layar, terutama di malam hari, dapat mengganggu pola tidur anak-anak. Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar handphone, tablet digital, hingga laptop dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur tidur. Jika hormon tersebut terganggu, maka seseorang akan mengalami insomnia.

3. Gangguan Perkembangan Kognitif

Terlalu banyak waktu di depan layar dapat mengganggu perkembangan kognitif anak-anak. Mereka mungkin memiliki kesulitan berkonsentrasi, memproses informasi, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Sehingga nilai akademis di sekolah akan menurun dan mendapatkan nilai buruk.

3 dari 5 halaman

4. Gangguan Sosial dan Emosional

Paparan berlebihan terhadap layar dapat mengurangi interaksi sosial anak dengan teman sebaya dan anggota keluarga. Ini bisa berdampak pada perkembangan keterampilan sosial dan emosional mereka. Sehingga anak-anak yang kecanduan menggunakan screen time akan mudah stres dan cemas.

5. Ketergantungan dan Kesulitan Mengendalikan Diri

Terlalu banyak waktu di depan layar bisa menyebabkan anak-anak menjadi terlalu bergantung pada perangkat dan sulit mengendalikan diri dalam hal penggunaan. Hal ini pada akhirnya bisa meningkatkan risiko gangguan perilaku dan masalah mental seperti bersikap agresif.

6. Gangguan Kesejahteraan Mental

Beberapa penelitian telah mengaitkan penggunaan layar yang berlebihan dengan risiko gangguan kesejahteraan mental seperti kecemasan dan depresi pada anak-anak.

4 dari 5 halaman

7. Gangguan Perkembangan Bahasa dan Komunikasi

Paparan yang berlebihan terhadap layar juga bisa mengurangi peluang anak-anak untuk berbicara, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang dewasa atau teman sebaya. Bahkan, anak-anak juga bisa hilang empati akibat berlebihan menggunakan screen time.

8. Tidak Baik untuk Kesehatan Mata

Penggunaan screen time secara berlebihan akan berdampak buruk pada kesehatan mata anak-anak, bahkan bisa meningkatkan risiko rabun jauh atau miopia. Kondisi tersebut dapat bertambah buruk seiring waktu jika penggunaan screen time tidak dibatasi.

9. Sakit Leher dan Punggung Kronis

Terlalu banyak waktu menatap layar dapat menyebabkan postur tubuh yang buruk, menyebabkan nyeri kronis pada leher, bahu, dan punggung. Sebaliknya, istirahatlah dari duduk untuk berjalan-jalan, berdiri, atau melakukan peregangan. Pastikan kursi Anda memberikan dukungan punggung yang cukup dan usahakan perangkat sejajar dengan mata.

5 dari 5 halaman

Pedoman Pemakaian Screen Time pada Anak

Agar dampak buruk screen time tidak terjadi pada buah hati kita, orang tua perlu memahami kapan usia yang tepat untuk mulai memberikan akses gawai ataupun mengizinkan si kecil mulai bermain video game.

Menurut World Health Organization (WHO) dalam pedoman screen time bagi anak, anak dibawah 1 tahun dan usia 1-2 tahun tidak direkomendasikan untuk diberikan screen time. Sedangkan untuk anak-anak usia 3-4 tahun diperbolehkan memiliki screen time namun tidak lebih dari satu jam per hari, tentunya dengan pengawasan orang tua atau pengasuh anak.

Berikut ini terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan untuk membatasi screen time pada anak diantaranya :

  1. Dianjurkan untuk tidak memberikan akses gawai kepada anak dibawah usia 2 tahun.
  2. Terapkan aturan durasi main gawai kepada anak sesuai usianya. Di masa pandemi saat ini, ajarkan anak untuk membagi waktu menggunakan gawai untuk belajar dan sebagai sarana hiburan.
  3. Buat waktu khusus untuk quality time bersama keluarga tanpa gawai dan lakukan aktivitas yang menyenangkan sebagai pengganti screen time. Hal ini juga dapat menambah kelekatan diantara orang tua dan anak.
  4. Orang tua juga perlu mengurangi screen time. Masa anak-anak penuh dengan rasa keingintahuan dan dikatakan bahwa anak-anak adalah peniru terbaik, jadi berikan contoh yang baik secara langsung agar anak-anak dapat meniru perilaku atau kebiasaan yang baik tersebut.

WHO menganjurkan bahwa anak-anak dibawah 5 tahun harus menghabiskan lebih sedikit waktu untuk duduk menonton televisi, bermain gawai ataupun bermain video game serta dianjurkan untuk tidak hanya duduk di kursi bayi sepanjang hari.

Anak-anak dibawah usia 5 tahun harus mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik dan mempunyai lebih banyak waktu untuk aktif bermain agar mereka dapat tumbuh sehat. Selain itu, menghabiskan waktu dengan aktivitas non-screen seperti bermain di luar rumah, membaca  buku, bercerita, menyanyi dan bermain puzzle dinilai sangat penting bagi pertumbuhan anak.

WHO meyakini bahwa melakukan hal-hal yang disebutkan di atas pada usia 5 tahun pertama kehidupan sangat berperan dalam motorik anak, perkembangan kognitif dan kesehatan tubuh juga dapat tumbuh dengan baik.