Sukses

Ayah Nabi Yusuf Bernama Yaqub, Ketahui Sosok dan Kisah Hidupnya

Ayah Nabi Yusuf bernama Nabi Ya’qub bin Nabi Ishaq bin Nabi Ibrahim.

Liputan6.com, Jakarta Ayah Nabi Yusuf bernama Nabi Ya’qub bin Nabi Ishaq bin Nabi Ibrahim. Nabi Yaqub a.s adalah anak dari Nabi Ishak a.s yang berarti cucu dari Nabi Ibrahim a.s dari istri nya bernama Sarah. Nabi Yaqub merupakan keturunan Bani Israil yang merupakan kakek moyang bangsa Bani Israil. 

Ayah Nabi Yusuf bernama Nabi Yaqub memiliki 13 anak dan 4 istri, yakni Lea, Rahel, Bilha, dan Zilpa. Sementara, Nabi Yusuf merupakan putra ke-12 Nabi Yaqub bersama dengan Rahel. Nabi Yusuf diberikan keistimewaan oleh Allah SWT yakni memiliki tampang yang rupawan dan tubuh tegap.

Selain itu, Nabi Yusuf juga memiliki sifat menjaga diri dari perbuatan tercela, suci, sabar, dan istiqamah. Sehingga Allah SWT memberikan sifat shiddiq atau dapat dipercaya. Oleh karena itu, Nabi Yusuf memiliki nama lengkap Yusuf as Shiddiq.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai ayah Nabi Yusuf bernama Yaqub yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (31/8/2023).

2 dari 4 halaman

Sosok Ayah Nabi Yusuf

Ayah Nabi Yusuf bernama Nabi Ya’qub bin Nabi Ishaq bin Nabi Ibrahim. Nabi Ya’qub a.s. lahir di Kan’an, Palestina. Beliau putra Nabi Ishaq a.s. bin Ibrahim. Ibunya bernama Rafqah binti Batu’il bin Nahur. Rafqah berasal dari Harran, Irak. Nabi Ya’qub a.s. menjadi Rasul di Negeri Kan’an.

Ayah Nabi Yusuf bernama Nabi Yaqub sendiri memiliki dua istri yakni Lea dan Rahel yang merupakan putri Laban. Selain itu, Laban juga memberikan seorang budak perempuan bernama Zilpa sebagai pelayan Lea dan Bilha sebagai pelayan Rahel. Sayangnya, ayah Nabi Yusuf bernama Ya'qub lebih mencintai Rahel dari Lea, tetapi Rahel mandul. Di sisi lain, Lea memiliki beberapa anak yakni Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, dan Zebulon.

Rahel merasa cemburu dengan kakaknya dan kemudian memberikan Bilha sebagai selir atau istri untuk Ya'qub. Tradisi seorang wanita memberikan budak perempuannya untuk dijadikan selir suaminya dapat disamakan dengan praktik ibu pengganti pada masa modern. Bilha kemudian melahirkan anak Ya’qub yakni Dan dan Naftali. Selain Bilha yang dijadikan selir atau ibu pengganti, Zilpa juga dijadikan selir sehingga melahirkan anak yang diberi nama Gad dan Asyer.

Selang beberapa tahun, karena Rahel masih diuji oleh Allah SWT belum bisa mengandung, Nabi Yaqub berdoa dan memohon untuk diberikan anak bersama dengan Rahel. Akhirnya Allah SWT memberikan keturunan bagi keduanya yang dinamai Yusuf dan Benyamin.

Setelah semua anak-anak Nabi Yaqub tumbuh menjadi dewasa, Nabi Yaqub lebih menyayangi Yusuf dan Benyamin ketimbang anak-anaknya yang lain. Inilah yang menjadi cikal bakal kehidupan Yusuf diangkat menjadi seorang Nabi.

3 dari 4 halaman

Kisah Hidup Nabi Yusuf AS

Suatu hari, Yusuf mengatakan pada Ya'qub bahwa dia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan sujud kepadanya. Ya'qub kemudian berpesan agar tidak menceritakan mimpi itu pada saudara-saudaranya yang lain, kemudian menjelaskan bahwa dia akan dipilih Allah menjadi seorang nabi. Di sisi lain, putra-putra Ya'qub yang lain iri dengan Yusuf karena merasa ayah mereka lebih mencintai Yusuf dan Benyamin dibandingkan mereka. Mereka kemudian berencana membunuhnya, tetapi Ruben mengusulkan agar Yusuf jangan dibunuh, tetapi dibuang saja ke sumur agar dipungut kafilah yang lewat.

Setelah sepakat, mereka membujuk Ya'qub agar memperbolehkan membawa Yusuf bermain. Awalnya Ya'qub merasa keberatan karena khawatir Yusuf akan diterkam serigala, meski akhirnya dia menyetujui rencana tersebut. Saat berhasil membawa Yusuf keluar, mereka melucuti baju Yusuf dan melumurinya dengan darah palsu, sementara Yusuf sendiri dibuang di dalam sumur. Saat itu Allah mewahyukan pada Yusuf, "Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari." Kemudian putra-putra Ya'qub yang lain pulang ke rumah sambil menangis, memberikan pakaian Yusuf yang berlumuran darah, dan mengatakan kalau Yusuf dimakan serigala saat Yusuf mereka tinggal di belakang. Mendengar pengakuan mereka, Ya'qub hanya pasrah kepada Allah dan mengatakan, "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu, maka hanya bersabar itulah yang terbaik. Dan kepada Allah saja aku memohon pertolongan-Nya terhadap yang kamu ceritakan."

Yusuf sendiri dipungut oleh musafir dan dibawa ke Mesir. Setelah berbagai peristiwa yang dialami, Yusuf berhasil menafsirkan mimpi Raja mengenai akan datangnya masa kekeringan parah selama tujuh tahun. Yusuf kemudian diangkat menjadi orang dekat Raja dan bertugas mengurus persediaan pangan Mesir. Saat kekeringan benar-benar terjadi, dampaknya terasa sampai Palestina. Ya'qub kemudian memerintahkan putra-putranya selain Benyamin agar berangkat ke Mesir untuk membeli persediaan gandum dari Mesir. Saat bertemu, mereka tidak mengenali Yusuf, tapi Yusuf mengenali mereka. Yusuf memberikan mereka gandum dan barang-barang mereka yang dijadikan alat tukar juga turut dimasukkan ke dalam karung. Yusuf juga berpesan agar mereka membawa saudara mereka yang lain jika ingin membeli gandum kembali ke Mesir, bila tidak, mereka diancam tidak akan mendapat jatah gandum lagi.

Putra-putra Ya'qub menyampaikan pesan itu pada Ya'qub, tetapi Ya'qub tidak mempercayai mereka karena mereka sebelumnya juga tidak amanah dalam menjaga Yusuf. Setelah mereka membuka karung dan menemukan barang-barang mereka ada di sana, Ya'qub akhirnya luluh, tapi memaksa anaknya agar bersumpah untuk menjaga Benyamin. Di kesempatan berikutnya, Benyamin ikut rombongan kakak-kakaknya ke Mesir. Namun saat pulang, piala raja ditemukan di karung Benyamin sehingga dia ditahan oleh Yusuf dan pihak berwenang. Putra-putra Ya'qub yang lain memohon untuk tetap memperbolehkan Benyamin ikut pulang dengan ganti salah satu dari mereka akan menggantikan posisi Benyamin, tapi Yusuf menolak usul itu. Akhirnya mereka kembali ke Palestina tanpa Benyamin dan itu membuat Ya'qub sangat bersedih.

Meski demikian, Ya'qub tiba-tiba memerintahkan anak-anaknya untuk mencari kabar mengenai Benyamin, juga Yusuf yang sudah lama hilang. Saat kembali lagi ke Mesir, barulah Yusuf memberi tahu jati dirinya. Saudara-saudaranya kemudian mengaku bersalah atas tindakan mereka dulu, tetapi Yusuf memaafkan mereka. Setelahnya, Yusuf memberikan bajunya pada mereka untuk diusapkan ke wajah Ya'qub sehingga dia dapat kembali melihat. Saat rombongan mereka keluar Mesir, Ya'qub mengatakan bahwa dia mencium bau Yusuf, tetapi keluarganya tidak mempercayainya. Setelahnya, putra-putra Ya'qub kembali ke rumah dan Ya'qub kembali dapat melihat setelah baju Yusuf diusapkan ke wajahnya. Mereka juga memohon ampun kepada Ya'qub atas perbuatan mereka dan Ya'qub membalas bahwa dia akan memintakan ampun putra-putranya pada Allah. Setelahnya, keluarga besar Ya'qub hijrah dan tinggal di Mesir pada usianya yang ke 130 tahun.

4 dari 4 halaman

Nabi Yaqub Wafat

Nabi Ya’qub a.s. wafat dalam usia 147 tahun. Beliau dimakamkan di al-Kholil (Hebron), Palestina. Sebelum meninggal, ia memberikan wasiat kepada anak-anaknya untuk menyembah Allah SWT. Jenazahnya kemudian dirempah-rempahi selama empat puluh hari dan bangsa Mesir berkabung selama tujuh puluh hari. Setelahnya, jenazah Ya'qub diantar ke Palestina dan diiringi putra-putranya, para pegawai raja, dan para sesepuh istana. Ya'qub kemudian dikebumikan di Gua Makhpela di Hebron, di tempat jenazah Sarah, Ibrahim, Ishaq, Ribka, dan Lea juga dikebumikan.