Liputan6.com, Jakarta QS. Al-Kafirun merupakan salah satu surat dalam Al-Qur’an yang terdiri atas 6 ayat. Surat ini menjadi surat ke-109 dalam Al-Qur’an dan termasuk surat Makkiyah karena diturunkan di kota Mekkah.
Pengambilan nama Al-Kafirun sendiri berasal dari ayat pertama dari surah ini. QS. Al-Kafirun memiliki arti yang sangat erat kaitannya dengan toleransi antar umat beragama. Untuk itu, banyak orang yang menggunakan QS. Al-Kafirun sebagai dasar dalam toleransi beragama.
Setiap ayat dalam surat Al-Kafirun memberikan makna dan tafsir terkait perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw untuk menyatakan bahwa Tuhan yang ia sembah berbeda dengan tuhan yang orang-orang kafir. Perbedaannya terletak pada kesuciannya.
Advertisement
Berikut penjelaskan tentang QS. Al-Kafirun ayat 1-6 beserta arti dan tafsirnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (1/9/2023).
Surat Al Kafirun dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya
QS. Al-Kafirun ayat 1-6 memiliki arti yakni menjadi tuntunan umat Islam ketika hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain. QS. Al-Kafirun artinya merupakan wujud toleransi hidup dalam perbedaan antar agama. Berikut ini bacaan QS. Al-Kafirun dalam bahasa Arab, Latin, dan artinya yang bisa anda baca dan hafalkan, yakni:
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ
Arab Latin : Qul ya ayyuhal-kafirun
Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ
Arab Latin : La a'budu ma ta'budun
Artinya: aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ
Arab Latin: Wa la antum a'biduna ma a'bud
Artinya: dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ
Arab Latin: Wa la ana a'bidum ma 'abattum
Artinya: dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
Arab Latin: Wa la antum a'biduna ma a'bud
Artinya: dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
Arab Latin: Lakum dinukum wa liya din
Artinya: Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
Menurut Kementerian Agama (Kemenag) RI, isi kandungan QS Al Kafirun ayat 1-6 dapat dirangkum menjadi tiga poin bahasan utama di dalamnya. Berikut poin-poin inti dari surat ini, antara lain:
- Allah SWT hendak menjelaskan bahwa terdapat perbedaan besar antara sifat-sifat Tuhan yang disembah oleh umatnya Nabi Muhammad SAW dan Tuhan yang disembah oleh orang-orang kafir. Sebab Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tidak beranak maupun diperanakkan.
- Berkaitan dengan perbedaan sifat Tuhan dari keduanya, hal ini pun menjelaskan bahwa adanya perbedaan dalam bentuk pelaksanaan ibadah.
- Melalui surat Al Kafirun, Allah SWT menekankan perihal toleransi antar umat beragama. Hal ini dilakukan melalui pengerjaan ibadah sesuai dengan ketentuan agama masing-masing tanpa mencampuradukkan urusan keduanya.
Advertisement
Sejarah Diturunkannya QS. Al-Kafirun
Dikutip dari laman Kemenag, QS. Al-Kafirun diturunkan sebelum hijrah Nabi ke Madinah. Surah yang menempati urutan turun ke-18 ini, menurut al-Wahidi dan aṭ-Ṭabari, dilatari turunnya oleh ajakan sejumlah pemuka kaum kafir Mekah yakni para pemimpin Quraisy kepada Nabi untuk bertukar sembahan selama satu tahun.
Tujuannya adalah agar kedua pihak sama-sama pernah merasakan penyembahan terhadap tuhan pihak lainnya. Dalam pandangan kaum kafir, tidak peduli tuhan siapakah yang benar, pertukaran tersebut akan memberi kesempatan bagi tiap pihak untuk setidaknya pernah merasakan berada di jalan yang benar. Tujuan lain yakni orang-orang Quraisy menuntut agar Nabi berhenti mengkritik dewa-dewa mereka.
Sesungguhnya surat ini berisi penegasan kepada kaum kafir bahwa Nabi tidak setuju untuk membersamai mereka dalam kekufuran, baik pada masa sekarang maupun masa mendatang. Islam yang dibawa oleh Nabi tidak memberi ruang bagi kesyirikan. Untuk itu. QS. Al-Kafirun artinya menjawab bahwa tawar-menawar dalam hal iman dan agama tidak dapat diterima.
Tafsir dari QS Al-Kafirun Ayat 1-6
Berikut ini penjelasan terkait tafsir QS. Al-Kafirun ayat 1 sampai 6 yang dirangkum dari Qur’an Kemenag, yakni:
1. Ayat 1-2
Tafsir QS. Al-Kafirun ayat 1 dan 2 menjelaskan tentang Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menyatakan kepada orang-orang kafir bahwa "Tuhan" yang mereka sembah bukanlah "Tuhan" yang ia sembah. Orang kafir menyembah "Tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau menjelma dalam suatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang mereka dakwakan. Sedang Nabi saw menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak dan istri.
2. Ayat 3-4
Tafsir QS. Al-Kafirun ayat 3 menjelaskan terkait Allah menambahkan lagi pernyataan yang diperintahkan untuk disampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan bahwa mereka tidak menyembah Tuhan yang didakwahkan Nabi Muhammad, karena sifat-sifat-Nya berlainan dengan sifat-sifat "Tuhan" yang mereka sembah dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut.
Sedangkan untuk tafsir QS. Al-Kafirun ayat 4 menjelaskan tentang ketidaksamaan peribadahan kepada keduanya. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah karena kamu adalah orang-orang musyrik. Aku menyembah Tuhanku dengan bertauhid seperti yang Dia ajarkan kepadaku.
3. Ayat 5-6
Tafsir QS. Al-Kafirun ayat 5 menjelaskan terkait sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi saw dengan yang disembah oleh orang-orang kafir, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan dalam hal ibadah. Tuhan yang disembah Nabi Muhammad adalah Tuhan yang Mahasuci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu.
Sementara tafsir QS. Al-Kafirun ayat 6 menjelaskan tidak ada tukar-menukar dengan pengikut agama lain dalam hal peribadahan kepada Tuhan. Wahai orang kafir, untukmu agamamu, yakni kemusyrikan yang kamu yakini, dan untukku agamaku yang telah Allah pilihkan untukku sehingga aku tidak akan berpaling ke agama lain. Inilah jalan terbaik dalam hal toleransi antar umat beragama dalam urusan peribadahan kepada Tuhan.
Advertisement