Liputan6.com, Jakarta Surah Al-Baqarah adalah surah kedua dalam mushaf Al-Quran, yang terdiri dari 286 ayat. Surah Al-Baqarah Ayat 1-10 mengandung beberapa pesan penting, termasuk keutamaan Al-Quran sebagai petunjuk tanpa keraguan bagi orang-orang yang bertakwa.
Di samping itu, Surah Al-Baqarah Ayat 1-10 juga mengandung isi tentang konsep siapa yang dimaksud dengan orang yang bertakwa. Kemudian di bagian selanjutnya dari Surah Al-Baqarah Ayat 1-10 menceritakan tentang tentang reaksi orang-orang kafir terhadap Al-Quran. Meskipun Al-Quran membawa petunjuk, mereka menolaknya.
Bagia selanjutnya dari Surah Al-Baqarah Ayat 1-10 juga menceritakan tentang orang kafir. Dalam ayat 5-6 dijelaskan bahwa orang kafir adalah orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT, namun mereka tidak beriman.
Advertisement
Untuk memahami lebih dalam Surah Al-Baqarah Ayat 1-10, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (5/9/2023).
Bacaan Surah Al-Baqarah Ayat 1-10, Lengkap dengan Transliterasi Latin dan Terjemahan
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Bismillahirahmanirahim
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
الۤمّۤ ۚ
Alif-Laaam-Miiim
1. Alif Lam Mim.
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
Zaalikal Kitaabu laa raiba fiih; udal lilmuttaqiin
2. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ
Allaziina yu'minuuna bilghaibi wa yuqiimuunas salaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ
Wallaziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maaa unzila min qablika wa bil Aakhirati hum yuuqinuun
4. dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.
اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Ulaaa'ika 'alaa hudam mir rabbihim wa ulaaa'ika humul muflihuun
5. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Innal laziina kafaruu sawaaa'un 'alaihim 'a-anzar tahum am lam tunzirhum laa yu'minuun
6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ࣖ
Khatamal laahu 'alaa quluubihim wa 'alaa sam'i-him wa 'alaaa absaarihim ghishaa watunw wa lahum 'azaabun 'aziim
7. Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَۘ
Wa minan naasi mai yaquulu aamannaa billaahi wa bil yawmil aakhiri wa maa hum bimu'miniin
8. Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.
يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۚ وَمَا يَخْدَعُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَۗ
Yukhaadi'uunal laaha wallaziina aamanuu wa maa yakhda'uuna illaaa anfusahum wa maa yash'uruun
9. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari.
فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ
Fii quluubihim mara dun fazzdahumul laahu maradan wa lahum 'azaabun aliimum bimaa kaanuu yakzibuun
10. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta.
Advertisement
Isi Surah Al-Baqarah Ayat 1-10, Pahami Siapa Orang yang Betakwa, Kafir, dan Munafik
Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 1, yang berbunyi "Alif Lām Mīm," memiliki berbagai interpretasi yang diajukan oleh ulama tafsir terkenal. Berikut adalah beberapa tafsiran dari beberapa ulama terkemuka:
1. Tafsir Ibnu Abbas
Salah satu pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas adalah bahwa huruf-huruf ini adalah singkatan dari "Ana Allah A'lam" yang berarti "Aku adalah Allah yang lebih mengetahui." Dalam pandangan Ibnu Abbas, huruf-huruf ini adalah penyampaian Allah bahwa Dia adalah Yang Maha Mengetahui.
2. Tafsir Al-Qurthubi
Al-Qurthubi mengatakan bahwa ada banyak pandangan tentang huruf-huruf muqattha'at ini. Dia menyebutkan bahwa ada pandangan yang menganggap huruf-huruf ini sebagai isyarat pada huruf-huruf hijaiyah yang ingin dikabarkan Allah kepada bangsa Arab. Tantangan ini menunjukkan kemukjizatan Al-Quran yang tidak dapat dipahami dengan bahasa mereka sendiri.
3. Tafsir Al-Razi
Fakhr al-Razi dalam tafsirnya menyatakan bahwa huruf-huruf muqattha'at adalah tanda-tanda yang menyembunyikan makna dan rahasia tertentu. Dia menganggap bahwa tafsiran yang benar dari huruf-huruf ini adalah rahasia yang hanya Allah yang mengetahuinya.
4. Al-Jalalayn
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin al-Suyuti, yang dikenal sebagai Al-Jalalayn, dalam tafsir mereka menyatakan bahwa huruf-huruf muqattha'at adalah rahasia yang hanya Allah yang mengetahuinya. Mereka tidak memberikan tafsiran spesifik untuk huruf-huruf ini dan meninggalkannya sebagai rahasia ilahi.
5. Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Katsir mencatat bahwa ulama tafsir tidak pernah sepakat dalam menafsirkan huruf-huruf muqattha'at ini. Dia mengatakan bahwa ada banyak pendapat berbeda dalam masalah ini, dan sebaiknya seorang Muslim menunda penerimaan penafsiran atas ayat-ayat tersebut sampai menemukan penafsiran yang lebih jelas dan kuat.
Dalam rangkaian pandangan ini, dapat disimpulkan bahwa huruf-huruf muqattha'at, termasuk "Alif Lām Mīm," adalah salah satu aspek misterius dalam Al-Quran yang menjadi subjek banyak tafsiran dan pandangan berbeda di kalangan ulama. Mereka menggambarkan kemukjizatan Al-Quran dan mendorong pemahaman manusia tentang keterbatasan mereka dalam memahami wahyu ilahi.
Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 2-5 dan Ciri-Ciri Orang Bertakwa
Surah Al-Baqarah Ayat 1-10, di antaranya adalah ayat 2-5 berbicara tentang ciri-ciri orang yang bertakwa dan beriman kepada Allah serta beriman kepada apa yang diwahyukan kepada Rasulullah dan yang sebelumnya. Adapun isi pandangan sejumlah ulama tanfsir antara lain sebagai berikut:
1. Tafsir al-Muyassar
Tafsir al-Muyassar menyatakan bahwa ayat-ayat ini menggambarkan bahwa Al-Quran adalah kitab yang luar biasa, yang tidak dapat diragukan kebenarannya. Orang-orang yang bertakwa dapat mengambil manfaat dari Al-Quran dengan belajar darinya dan menerapkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Mereka adalah orang-orang yang takut kepada Allah dan mengikuti hukum-hukum-Nya.
2. Tafsir al-Mukhtashar
Tafsir al-Mukhtashar menguatkan gagasan bahwa Al-Quran adalah firman Allah yang mengarahkan orang-orang bertakwa ke jalan kebaikan. Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang beriman kepada apa yang diwahyukan kepada Rasulullah, termasuk Al-Quran, dan kepada kitab-kitab yang diwahyukan sebelumnya. Mereka juga meyakini hari akhirat.
3. Tafsir al-Wajiz
Tafsir al-Wajiz menjelaskan bahwa Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang beriman kepada perkara-perkara yang ghaib, seperti malaikat, hari kiamat, dan lainnya, yang hanya dapat dipahami melalui wahyu. Mereka juga mendirikan shalat, menafkahkan sebagian dari rezeki mereka, dan meyakini wahyu yang Allah turunkan kepada Rasulullah dan rasul-rasul sebelumnya.
4. Zubdatut Tafsir
Zubdatut Tafsir menjelaskan bahwa orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang beriman kepada hal-hal yang ghaib, seperti malaikat dan hari akhirat. Mereka menjalankan shalat dengan baik, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Allah anugerahkan kepada mereka. Mereka juga meyakini wahyu yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya.
5. Tafsir Ibnu Abbas
Tafsir Ibnu Abbas, mencatat bahwa orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang takut kepada hukuman Allah dan mengharapkan rahmat-Nya. Mereka adalah mereka yang menjalankan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki mereka, termasuk zakat. Mereka juga beriman kepada perkara-perkara yang ghaib yang diwahyukan oleh Allah.
Dari serangkaian penjelasan tersebut Surah Al-Baqarah Ayat 1-10, khususnya ayat 2-5 menekankan pentingnya iman kepada hal-hal yang ghaib, menjalankan shalat dengan baik, dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Allah anugerahkan sebagai ciri-ciri orang yang bertakwa. Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka dan beruntung di dunia dan akhirat.
Advertisement
Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 6-7 dan Gambaran orang Kafir
Surah Al-Baqarah Ayat 1-10, khususnya ayat 6-7 menggambarkan kondisi orang-orang kafir yang menolak kebenaran, tidak peduli apakah mereka diberi peringatan atau tidak. untuk memahami lebih dalam, berikut adalah pendapat dari para ulama tafsir:
1. Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa orang-orang kafir yang disebutkan dalam ayat adalah orang-orang yang menutup kebenaran dan menentangnya. Mereka menolak segala bentuk peringatan, entah peringatan datang kepada mereka atau tidak. Mereka bahkan tidak akan beriman meskipun menerima segala macam keterangan. Ini adalah kondisi hati yang keras dan membutakan diri terhadap kebenaran.
Ibnu Abbas mengartikan "inna alladzina kafaru" sebagai orang-orang yang kafir terhadap kitab yang diturunkan kepada Rasulullah, meskipun mereka mengaku beriman kepada kitab yang diturunkan sebelumnya kepada nabi-nabi sebelum Rasulullah. Mereka menolak Al-Quran dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
2. Tafsir As-Sa'di
Tafsir As-Sa'di menggambarkan bahwa orang-orang kafir ini telah diikat hati dan pendengaran mereka oleh Allah. Mereka telah dikuasai oleh setan, sehingga tidak dapat memahami atau menerima kebenaran. Penglihatan mereka juga ditutup, sehingga mereka tidak dapat melihat jalan hidayah. Mereka mendengar, tetapi tidak memahami, sehingga tidak mampu berpikir atau merenungkan kebenaran.
3. Tafsir Al-Misbah
Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah mencatat bahwa ada lima jenis kekufuran, termasuk kufur juhud (penolakan dengan sengaja), kufur ni'mah (ingkar terhadap nikmat Allah), dan kufur dengan meninggalkan atau tidak mengerjakan tuntunan agama meskipun tetap percaya. Orang-orang kafir dalam ayat ini termasuk dalam kategori kufur juhud, di mana mereka mengetahui kebenaran tetapi menolaknya.
Dari serangkaian penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa Surah Al-Baqarah Ayat 1-10, khususnya ayat 6 dan 7 menjelaskan bahwa orang-orang kafir yang menutup diri terhadap kebenaran akan tetap dalam keadaan seperti itu, dan hati serta indra mereka akan terkunci terhadap hidayah. Mereka tidak akan mendengarkan peringatan atau melihat kebenaran, dan sebagai akibatnya, mereka akan menerima siksa yang berat dari Allah. Penafsiran ini didasarkan pada prinsip-prinsip tafsir yang telah ditetapkan oleh para ulama terdahulu dan disepakati oleh Rasulullah.
Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 8-10 dan Gambaran Orang Munafik
Surah Al-Baqarah Ayat 1-10, khususnya ayat 8-10 menggambarkan sifat-sifat orang munafik, yaitu mereka yang berpura-pura beriman tetapi hati mereka sebenarnya tidak beriman. Surah Al-Baqarah Ayat 1-10, khususnya ayat 8-10 juga menggambarkan menggambarkan ciri-ciri orang munafik. Mereka mengatakan bahwa mereka beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, tetapi dalam hati mereka sebenarnya tidak beriman. Mereka melakukan ini bukan untuk beriman, tetapi untuk menipu Allah, orang-orang yang beriman, dan bahkan diri mereka sendiri. Ini adalah bentuk munafik yang sangat berbahaya karena melibatkan kebohongan dalam keyakinan dan niat.
Ayat-ayat ini turun karena ada pemimpin kaum Jahiliyyah, Abdullah bin Ubay bin Salul, yang terkenal sebagai munafik. Dia dan beberapa pengikutnya secara terang-terangan mengaku sebagai muslim, tetapi hati mereka penuh dengan kekafiran. Ini menunjukkan bahaya munafik dan betapa merusaknya karakteristik ini jika dibiarkan berkembang.
Ayat 10 menyebutkan bahwa dalam hati orang-orang munafik ada penyakit, dan Allah menambahkan penyakit ini. Ini menunjukkan bahwa kemunafikan adalah penyakit hati yang merusak karakter dan moral seseorang. Penyakit ini dapat berupa keraguan, ketidakjujuran, dan ketidaksesuaian antara ucapan dan perbuatan.
Menurut penjelasan Utsman Najati, orang munafik memiliki ciri-ciri psikologis seperti keraguan, ketidakmampuan membuat keputusan, ketidakmampuan berpikir jernih, kecenderungan untuk membela diri, dan kecenderungan untuk berbohong dan mengecoh. Ini menunjukkan bahwa karakteristik munafik juga memiliki dampak psikologis yang serius.
Dalam Islam, kemunafikan adalah salah satu perbuatan yang sangat dikecam, dan tafsir ayat-ayat ini mengingatkan kita akan bahaya dan keseriusan kemunafikan. Ini juga mengajarkan pentingnya kesetiaan, kejujuran, dan ketulusan dalam keyakinan dan tindakan kita. Semoga penjelasan ini membantu Anda memahami makna dan pesan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut.
Advertisement