Liputan6.com, Jakarta Nama ibu Nabi Musa as adalah Yukabad yang sering disebutkan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama Alkitab Kristen serta Al-Qur’an. Ibu Nabi Musa hidup pada zaman Israel yang diperbudak di Mesir.
Nama ibu Nabi Musa tersebut termaktub dalam surat Al-Qur’an yakni surat Al-Qashash ayat 3-13. Meski begitu, tidak dijelaskan secara detail sosok kehidupan ibu Nabi Musa. Dalam Al-Qur’an dan Alkitab hanya menjelaskan bagaimana perjuangan sang ibu yang harus menghanyutkan banyinya di sungai Nil.
Nama ibu Nabi Musa adalah Yukabad memiliki tiga anak yakni Miryam, Harun dan Musa. Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai sosok nama ibu Nabi Musa adalah Yukabad dan kisah hidupnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/9/2023).
Advertisement
Sosok Ibu Nabi Musa
Seperti yang telah disinggung pada paragraf sebelumnya, nama ibu Nabi Musa as adalah Yukabad atau Yokhebed. Kisahnya ini termaktub dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama Alkitab Kristen serta Al-Qur’an.
Dalam Al-Qur’an sendiri, nama ibu Nabi Musa as adalah Yukabad dijelaskan dalam surat Al-Qur’an yakni surat Al-Qashash ayat 3-13. Diceritakan dalam Alkitab Ibrani bahwa suami Yukabad atau ayah dari Nabi Musa as adalah Amram bin Kehat bin Lewi.
Nama ibu Nabi Musa as adalah Yukabad kemudian melahirkan tiga anak yang diberi nama Miryam, Harun dan Musa. Mereka hidupa pada zaman pemerintahan Firaun di Mesir yang terkenal sangat kejam.
Pada saat melahirkan Nabi Musa as, Yukabad merayu bidan yang membantunya melahirkan Musa untuk tidak melaporkan kelahiran bayi tersebut kepada Firaun. Sebab pada waktu itu, Firaun memerintahkan kepada pengawalnya untuk membunuh semua bayi laki-laki yang dilahirkan pada tahun-tahun yang diindikasikan dalam ramalan adanya kelahiran seorang bayi laki-laki dari Bani Israil, yang kelak akan menjadi musuh Firaun dan menghadirkan ancaman bagi kekuasaannya.
Advertisement
Kisah Ibu Nabi Musa yang Menghanyutkan Anaknya
Suatu malam, Firaun bermimpu kerajaannya habis dilalap api. Sementara itu, orang-orang Bani Israil semuanya selamat, tidak ada yang dilalap api. Menurut ramalan mimpinya itu, kelak akan ada bayi dari Bani Israil yang akan menghancurkan kekuasaannya. Memang selama ini, Firaun yang berasal dari bangsa Qibthi, suka menindas rakyatnya. Terutama dari kalangan Bani Israil. Firaun kemudian memerintahkan kepada bala tentaranya untuk membunuh semua bayi laki-laki yang dilahirkan pada tahun-tahun yang diindikasikan dalam ramalan itu.
Ketika Yukabad melahirkan Musa, ia menghadapi pilihan sulit. Namun, dengan bantuan Allah SWT, ia berhasil merayu bidan yang membantunya, agar tidak melaporkan kelahiran bayi tersebut kepada Firaun. Ia merawat bayi itu dan menyusui dengan rasa cemas yang tak terelakkan.
Dalam suasana ketidakpastian ini, Allah SWT memberikan ilham kepada Yukabad. Ilham tersebut mengarahkannya untuk meletakkan Musa dalam sebuah peti dan menghanyutkannya di Sungai Nil. Hal ini termaktub dalam surah Thaha ayat 39, yang berbunyi:
أَنِ ٱقْذِفِيهِ فِى ٱلتَّابُوتِ فَٱقْذِفِيهِ فِى ٱلْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ ٱلْيَمُّ بِٱلسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّى وَعَدُوٌّ لَّهُۥ ۚ وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّى وَلِتُصْنَعَ عَلَىٰ عَيْنِىٓ
Arab Latin: Aniqżi fīhi fit-tābụti faqżi fīhi fil-yammi falyulqihil-yammu bis-sāḥili ya`khuż-hu 'aduwwul lī wa 'aduwwul lah, wa alqaitu 'alaika maḥabbatam minnī, wa lituṣna'a 'alā 'ainī
Artinya: "Letakkanlah ia (Nabi Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Firaun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,"
Allah SWT menenangkan hatinya dengan berjanji bahwa bayi tersebut akan selamat, akan dikembalikan kepadanya, dan bahkan akan diangkat sebagai seorang rasul.
Kemudian peti tersebut dihanyutkan ke sungai Nil, dan ibu Nabi Musa menyuruh Miryam untuk mengikuti ke mana pun perginya peti tersebut. Atas kehendak Allah SWT, bayi itu terdampar di dekat taman istana dan ditemukan oleh Asyiah, istri Firaun.
Ketika Firaun mendengar kabar ini, rasa takut pun menyergapnya. Ia menyadari bahwa bayi ini mungkinlah ancaman yang diramalkan. Namun, Asiyah memiliki pandangan yang berbeda. Dengan penuh empati, ia berbicara pada Firaun dan menyatakan bahwa bayi tersebut seharusnya tidak dibunuh. Asyiah membujuk Firaun untuk mengangkat bayi itu sebagai anaknya, dengan harapan bayi itu kelak akan bermanfaat dan menciptakan perubahan positif. Bayi itu lantas diberi nama Musa, yang artinya air (Mu) dan pohon (Sa). Sesuai dengan ditemukannya bayi itu diantara pohon dan air.
Ketika Asyiah mencari perempuan untuk menyusui Musa, dengan kebesaran Allah SWT, Yukabad terpilih untuk menyusui Musa. Namun, Yukabad tak pernah menceritakan kalau Musa adalah anaknya sendiri. Setelah disapih, Yukabad pun mengembalikan lagi Musa ke istana dan diasuh Firaun hingga dewasa.
Hubungan dengan Amram
Menurut Kitab Bilangan, Yokhebed dilahirkan ketika Lewi sudah ada di Mesir. Sedangkan di Kitab Keluaran dicatat bahwa Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya, menjadi isterinya, dan kemudian melahirkan Miryam, Harun, dan Musa. Sejumlah naskah bahasa Yunani dan Latin dari Septuaginta menulis bahwa Yokhebed adalah saudara sepupu ayah Amram dan ada juga yang menulisnya sebagai saudara sepupu Amram. Dijelaskan dalam kitab apokrif Testament of Levi ditulis bahwa Yokhebed lahir ketika Lewi, ayahnya, berusia 64 tahun.
Advertisement