Sukses

Perkiraan Harga Vaksin COVID-19 di Tahun 2024, Siapa yang Pasti Gratis?

Mengenai perkiraan harga vaksin COVID-19 berbayar, harganya tidak akan melebihi Rp150 ribu per dosis.

Liputan6.com, Jakarta - Program vaksinasi COVID-19 gratis yang telah berjalan di Indonesia akan berakhir pada 31 Desember 2023. Maka, vaksin COVID-19 berbayar akan mulai diterapkan pada tanggal 1 Januari 2024. Keputusan ini telah memunculkan banyak pertanyaan dan diskusi.

Utamanya tentang bagaimana rencana pelaksanaannya akan diatur dan berapa biaya vaksin COVID-19 berbayar ini.

Kepala Biro Hukum Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Indah Febrianti, menjelaskan dalam sebuah konferensi pers daring yang diselenggarakan pada Senin (21/8/2023). Bahwa, kebijakan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 gratis akan berlangsung hingga akhir tahun 2023, sesuai dengan arahan dari Presiden Jokowi.

Pemerintah Indonesia telah melakukan memastikan pasokan vaksin yang cukup tersedia hingga akhir tahun 2023. Mereka telah menyediakan vaksin Indovac dan Inavac yang halal untuk mendukung pelaksanaan program vaksinasi ini. Indah Febrianti juga memberi jaminan bahwa pasokan vaksin ini akan cukup aman dan tersedia hingga akhir tahun 2023.

"Nanti setelah Desember 2023, yakni 1 Januari 2024, itu sudah berlaku imunisasi program yang mengikuti ketentuan peraturan Menteri Kesehatan tentang imunisasi, tetapi sampai Desember 2023 masih menggunakan regulasi terkait vaksinasi COVID-19 yang telah ditetapkan," lanjutnya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang perkiraan harga vaksin COVID-19 di tahun 2024, Rabu (6/9/2023).

2 dari 3 halaman

Harganya Tidak Lebih dari Rp150 Ribu

Direktur Bio Farma, Honesti Basyir, memberikan respon terhadap rencana pemerintah mengenai vaksin COVID-19 berbayar. Dia menjelaskan bahwa Bio Farma akan mengatur distribusi vaksin kepada masyarakat melalui apotek-apotek.

Saat ini, Bio Farma masih menantikan arahan resmi dari Kementerian Kesehatan RI, dan implementasi kebijakan vaksin berbayar akan dilakukan setelah status pandemi COVID-19 dinyatakan selesai.

Honesti menjelaskan bahwa rencana kebijakan vaksin berbayar ini dijadwalkan akan diterapkan setelah status pandemi COVID-19 berakhir. Saat ini, semua vaksinasi masih dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Namun, dengan berakhirnya status pandemi, pemerintah akan memberikan izin kepada pihak swasta, termasuk Bio Farma, untuk menjual vaksin COVID-19 langsung kepada masyarakat.

"Kami pasti akan menunggu panduan resmi dari pemerintah. Saat ini, semuanya masih terkait dengan APBN, namun jika suatu saat pandemi COVID-19 berubah menjadi epidemi dan pemerintah memberikan izin untuk penjualan langsung kepada masyarakat, maka kami akan memanfaatkan jaringan apotek besar yang kami miliki untuk memberikan vaksinasi berbayar," ujar Honesti ketika ditemui dalam perayaan HUT Holding BUMN Farmasi di Jakarta Selatan pada (31/1/2023).

Mengenai perkiraan harga vaksin COVID-19 berbayar, Honesti menyatakan bahwa harganya tidak akan melebihi Rp150 ribu per dosis. Hal ini sesuai dengan perhitungan yang sejalan dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Saat ini, Bio Farma menjual vaksin COVID-19 kepada pemerintah dengan harga kurang dari Rp100 ribu per dosis.

"Ketika vaksin kami dijual langsung kepada masyarakat, tentu akan ada penyesuaian harga karena situasinya berbeda, tetapi kami yakin harga vaksinasi tidak akan melebihi Rp 150 ribu," tambah Honesti dengan keyakinan.

3 dari 3 halaman

Kelompok Risiko dan Lansia Gratis

Selanjutnya, siapa yang akan mendapatkan vaksin COVID-19 secara gratis setelah 1 Januari 2024?

Dr. Prima Yosephine, Direktur Pengelolaan Imunisasi di Kementerian Kesehatan, memberikan penjelasan bahwa vaksinasi COVID-19 akan tetap disediakan secara gratis untuk kelompok berisiko tinggi dan lansia, meskipun telah dimasukkan ke dalam Program Imunisasi Nasional.

"Menurut Permenkes Nomor 23 Tahun 2023, jika termasuk dalam imunisasi rutin, maka tidak akan dikenakan biaya alias tetap gratis. Namun, jika termasuk dalam (imunisasi) pilihan, maka akan dikenakan biaya," ungkap dr. Prima dalam sebuah konferensi pers daring yang digelar pada Senin (21/8/2023).

Dua kelompok yang memenuhi syarat untuk menerima imunisasi COVID-19 secara gratis berdasarkan rekomendasi dari WHO adalah sebagai berikut:

Masyarakat dengan Risiko Tinggi

Kelompok pertama mencakup individu yang memiliki risiko tinggi terhadap kematian dan penyakit yang disebabkan oleh infeksi COVID-19. Ini melibatkan lansia, yang telah terbukti lebih rentan terhadap dampak serius dari virus ini.

Selain itu, orang dewasa muda yang memiliki komorbiditas (penyakit penyerta) serta obesitas berat juga masuk dalam kelompok ini. Keputusan ini didasarkan pada data dan penelitian yang menunjukkan bahwa mereka memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap komplikasi serius jika terkena COVID-19.

Masyarakat yang Memerlukan Perhatian Khusus

Kelompok kedua mencakup individu yang memerlukan perhatian khusus dalam hal imunisasi COVID-19. Ini termasuk orang dewasa, remaja berusia 12 tahun ke atas dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah hingga sangat lemah.

Wanita hamil juga termasuk dalam kelompok ini karena mereka harus dijaga selama masa kehamilan. Terakhir, para tenaga kesehatan yang berada di garis depan dalam penanganan COVID-19 juga dianggap sebagai kelompok yang memerlukan prioritas.

Selain itu, program imunisasi COVID-19 yang akan diberikan mencakup dosis imunisasi awal dan dosis penguat hingga mencapai dosis kedua.

Bagi masyarakat yang tidak termasuk dalam kelompok berisiko, mereka akan diminta membayar vaksin COVID-19. Namun, rincian mengenai biaya dan mekanisme pembayaran masih akan dijelaskan lebih lanjut dalam petunjuk teknis yang akan segera dikeluarkan.