Sukses

Divonis Meninggal dalam 3 Minggu, Pria Ini Justru Hidup Lebih dari 1 Tahun

Mengidap leukimia dan divonis dokter akan meninggal 3 minggu lagi, pria ini menyiapkan pemakaman untuk dirinya namun masih hidup hingga setahun lebih.

Liputan6.com, Jakarta Kanker adalah sebuah penyakit, yang ditandai oleh pertumbuhan sel-sel tubuh yang tidak terkendali dan merusak jaringan sehat. Kanker dapat berkembang di berbagai bagian tubuh, dan dapat memiliki berbagai jenis, tergantung pada sel-sel mana yang terlibat. 

Kanker dapat menjadi penyakit yang sangat serius dan bahkan mengancam jiwa, jika tidak diobati dengan tepat. Namun ada kasus-kasus di mana seseorang dinyatakan memiliki prognosis kanker yang sangat buruk, tetapi kemudian mereka mengalami pemulihan atau remisi yang luar biasa.

Hal inilah yang terjadi kepada Dennis Blackman, seorang pria Inggris, yang didiagnosis mengidap leukemia dan diberi tahu bahwa ia hanya memiliki tiga minggu untuk hidup. Meskipun awalnya putus asa, ia memutuskan untuk bertarung dan menjalani perawatan.

Setelah 17 bulan dari diagnosis awal, ia masih hidup dan menikmati waktu bersama keluarganya. Kisah Dennis Blackman adalah bukti nyata bahwa ketahanan manusia, harapan, dan kekuatan spiritual dapat mengatasi bahkan diagnosis penyakit yang paling mematikan sekalipun.

Berikut ini Liputan6.com merangkum dari NYpost, kisah pria yang masih bertahan hidup ketika divonis akan meninggal, Minggu (10/9/2023). 

 

2 dari 4 halaman

Leukimia dan Divonis Meninggal dalam Waktu Dekat

Dennis Blackman adalah seorang ayah dari tiga anak asal Inggris. Kisahnya dimulai dengan diagnosis dari dokter, bahwa waktu hidupnya tersisa tiga minggu karena mengidap leukemia. Dennis Blackman sebelumnya adalah pria yang sehat. Di mana selalu aktif berolahraga, rajin pergi ke gym, dan gemar bermain rugby bersama putra-putranya.

Namun, pada tahun 2015 segalanya berubah ketika ia mengalami stroke pada usia 54 tahun, yang menjadi titik awal dari perjalanan kesehatan yang sulit. Kesehatannya semakin merosot selama bertahun-tahun, dan pada usia 58 tahun, ia menjalani operasi penggantian pinggul. Gejala-gejala lainnya juga muncul, termasuk kelelahan ekstrem, tangan yang dingin, dan kelemahan otot. 

Pada awal tahun 2022, istri Dennis yaitu Sally (62) mulai merasa khawatir, dan mendesaknya untuk mengunjungi dokter. Hasil pemeriksaan pertama mengindikasikan bahwa ia tampak seperti "Casper si hantu" karena kehilangan warna wajahnya. Dennis Blackman kemudian menjalani serangkaian tes darah dan transfusi darah, selama enam minggu di Rumah Sakit Queen Elizabeth di London. Selanjutnya, ia dijadwalkan menjalani biopsi sumsum tulang. 

 

 

3 dari 4 halaman

Melawan Penyakit

Pada hari itu, Dennis Blackman diberitahu oleh dokter bahwa ia menderita leukemia myeloid akut (AML), suatu jenis kanker darah langka yang cenderung berkembang dengan cepat. Namun, yang paling mengejutkan adalah bahwa ia hanya memiliki tiga minggu tersisa untuk hidup. Kata-kata dokter tersebut benar-benar menghancurkannya.

Saat putus asa dan bingung, Dennis Blackman merasa bersalah dan bertanya-tanya apa yang telah dilakukannya untuk memicu penyakit ini. Baginya, memberi tahu istri dan anak-anaknya bahwa ia akan meninggal dalam waktu yang sangat singkat adalah beban berat yang sulit diemban.

Meskipun demikian, Dennis Blackman memiliki tekad yang luar biasa untuk bertahan hidup. Awalnya terlalu lemah untuk memulai kemoterapi, namun dengan waktu, ia membangun kekuatannya selama tiga bulan berikutnya di rumah sakit. Dia memilih untuk melawan penyakitnya dengan segala yang dia punya.

 

4 dari 4 halaman

Sembuh dan Kumpul Keluarga

Meskipun senang bisa bertahan lebih lama dari perkiraan dokter, ia merasa sedih karena terlewatkan berbagai momen penting bersama keluarganya, termasuk perayaan ulang tahun cucunya dan pernikahan putri tirinya. 

“Kami mengalami banyak hari kelam, dan setiap kali saya menatap mata anak-anak saya, saya langsung menangis… itu adalah periode yang sangat emosional bagi kami semua,” katanya.

Pada Januari 2023, Dennis Blackman diberi tahu bahwa kemoterapi yang dia jalani "tidak berfungsi lagi." Saat itu, ia merasa kelelahan dan lebih ingin menikmati setiap hari yang tersisa, daripada menjalani pengobatan yang lebih agresif. Dennis Blackman bahkan mulai merencanakan pemakamannya sendiri, termasuk pemilihan himne yang akan dinyanyikan dalam upacara pemakamannya. 

Namun, yang paling mengejutkan adalah bahwa 17 bulan setelah diagnosis awal dan 8 bulan setelah kemoterapi tidak efektif, Dennis Blackman masih hidup dan menikmati waktu bersama keluarganya. Setiap hari, ia bangun dengan pertanyaan apakah hari itu akan menjadi hari terakhirnya, dan ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-harinya.