Sukses

Arti Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih, Ketahui Hukum Membaca Doa Sujud ketika Salat

Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih merupakan salah satu bacaan sholat, yang dibaca ketika ruku' dan sujud.

Liputan6.com, Jakarta Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih merupakan salah satu bacaan sholat. Adapun bacaan Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih dibaca ketika seorang muslim melakukan gerakan sujud, baik dalam shalat fardhu maupun sunnah.

Bacaan shalat Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih mengandung makna pujian kepada Allah SWT Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Sementara itu bacaan shalat Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih dibaca tepat saat seorang muslim tengah pada posisi terendahnya, yakni sujud.

Penting untuk diketahui bahwa Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih bukan satu-satunya bacaan sujud yang boleh diamalkan dalam shalat, baik itu shalat fardhu maupun shalat sunnah. Selain itu masih ada banyak lagi bacaan sujud, yang boleh diamalkan dalam shalat, sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

Untuk memahami apa makna dari Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih dan bacaan sujud lainnya, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (11/9/2023).

2 dari 4 halaman

Arti Bacaan Sujud Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih

Bacaan sujud Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih adalah salah satu doa yang dibaca saat seorang Muslim melakukan sujud dalam sholat, baik itu sholat fardhu (wajib) maupun sholat sunnah. Doa ini memiliki makna yang mendalam dan merujuk pada pengagungan dan pujian kepada Allah SWT.

Bacaan sujud Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih merupakan bacaan sujud yang didasarkan pada Dari hadits Hudzaifah, ia mengatakan, ia pernah shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau mengucapkan ketika rukuk "Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih." (HR. Abu Daud, no. 870, sahih)

Adapun tulisan dari bacaan sujud tersebut adalah sebagai berikut dalam tulisan Arab:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Artinya: Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepada-Nya.

3 dari 4 halaman

Macam-Macam Bacaan Sujud dalam Shalat

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selain Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdih, masih ada banyak lagi variasi bacaan sujud yang diajarkan oleh NAbi Muhammad SAW. Adapun macam-macam bacaan sujud antara lain adalah sebagai berikut:

Pertama,

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى

Subhaana robbiyal a’laa (tiga kali)

Artinya: Maha Suci Robb-ku yang Maha Tinggi

 

Kedua,

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ‎

Subhaana robbiyal a’laa wa bihamdih. (tiga kali)

Artinya: Maha Suci Robb-ku Yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepada-Nya.

 

Ketiga,

سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ‎

Subbuuhun qudduusun robbul malaa-ikati war ruuh.

Artinya: Maha Suci, Maha Qudus (Maha Mulia), Rabbnya Para Malaikat dan Ruh [HR. Muslim no. 487].

 

Keempat,

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي‎

Subhaa-nakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii.

Artinya: Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu, Ya Allah, berilah ampunan untukku.

 

Kelima,

اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ، وَجُلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّه‎

Allahummagh-fir-lii dzan-bii kullahuu, diqqahuu, wa jullahuu, wa awwa-lahuu, wa aa-khirohuu, wa ‘alaa-niya-tahuu wa sirrohuu.

Artinya: Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku, yang sekecil-kecilnya dan yang sebesar-besarnya, yang pertama dan yang terakhir, yang terang-terangan dan yang tersembunyi.

 

Keenam,

اللهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ‎

Allahumma laka sajad-tu, wa bika aamantu, wa laka aslam-tu. Sajada wajhii lilladzii khala-qohuu, wa shawwa-rohuu, wa syaqqo sam’ahuu wa basharahuu, tabaarokallahu ahsanul kholiqiin.

Artinya: Ya Allah, kepada-Mu-lah aku bersujud, kepada-Muaku beriman dan kepada-Mu-lah aku menyerahkan diriku. Dan Engkaulah Robb-ku. Wajahku bersujud kepada Dzat yang telah menciptakan dan membentuknya, maka baikkanlah bentuknya. Dan Yang telah menjadikan diriku mendengar dan melihat. Maka Maha Suci Allah, sebaik-baiknya pencipta.

 

Ketujuh,

سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ‎

Subhaana dzil jabaruut, wal malakuut, walkibriyaa, wal ‘adzamah.

Artinya: Maha Suci Pemilik Keperkasaan, dan Kekuasaan, dan Keangkuhan, dan Keagungan.

4 dari 4 halaman

Hukum Membaca Doa Sujud ketika Sholat

Hukum membaca doa sujud dalam sholat berbeda-beda menurut mazhab atau aliran hukum dalam Islam. Ini adalah salah satu contoh perbedaan pendapat dalam fiqh (hukum Islam) yang menggambarkan keragaman interpretasi hukum Islam di antara para ulama.

Menurut sebagian besar ulama dari mazhab Al-Hanafi, Al-Maliki, dan Asy-Syafi'iyah, membaca lafadz (kata-kata) saat sujud dalam sholat adalah sunnah, bukan wajib. Ini berarti bahwa jika seseorang tidak membaca apapun saat sujud, baik itu dengan sengaja atau karena lupa, sholatnya tetap sah. Membaca lafadz saat sujud adalah sesuatu yang dianjurkan, tetapi bukan suatu kewajiban.

Hukum ini didasarkan pada tidak adanya hadis yang secara eksplisit menyatakan bahwa membaca doa tertentu saat sujud adalah wajib. Rasulullah SAW mengajarkan tata cara sujud tanpa mengharuskan membaca sesuatu saat sujud. Jadi, jika membaca saat sujud adalah wajib, pastilah Nabi SAW akan mengajarkannya.

Sedangkan Mazhab Al-Hanbali memiliki pandangan yang berbeda. Menurut mereka, membaca doa saat sujud adalah wajib. Jika seseorang dengan sengaja meninggalkannya, sholatnya dianggap batal. Namun, jika seseorang meninggalkannya karena lupa, sholatnya masih tetap sah. Namun, disunnahkan (dianjurkan) untuk melakukan sujud sahwi sebagai perbaikan jika ada kesalahan dalam sholat.

Dari serangkaian penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa mayoritas mazhab dan ulama berpendapat bahwa membaca doa sujud saat sholat adalah sunnah, bukan wajib. Hal ini juga sejalan dengan praktek Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan tata cara sujud tanpa menyebutkan kewajiban membaca sesuatu saat sujud.

Meskipun ada perbedaan pendapat, penting untuk diingat bahwa dalam Islam, keragaman pendapat fiqh diterima dan dihormati. Muslim dapat mengikuti pandangan mazhab yang mereka yakini sesuai dengan keyakinan mereka atau mengikuti pendapat ulama yang mereka percayai. Yang paling penting adalah menjalankan sholat dengan khushu' (khusyuk) dan ketaatan kepada Allah SWT.