Sukses

Wal Ashri Artinya Demi Waktu, Simak Cara Meneladani Menurut Quraish Shihab

Bacaan wal ashri artinya sebuah sumpah yang diucapkan oleh Allah SWT atas nama waktu.

Liputan6.com, Jakarta - Surat Al-Ashr, terdapat bacaan wal ashri yang artinya demi waktu. Kata ini terdapat dalam ayat pertama surat pendek tersebut. Tulisan Arabnya وَٱلْعَصْرِ. Bacaan wal ashri artinya sebuah sumpah yang diucapkan oleh Allah SWT atas nama waktu.

Tafsir Ath-Thabary menjelaskan bahwa wal ashri adalah sumpah Allah yang menunjukkan pada pentingnya waktu. Secara keseluruhan, surat Al-Ashr terdiri dari tiga ayat yang mengandung pesan bahwa Allah SWT bersumpah demi waktu untuk menunjukkan kekuasaan-Nya atas kerugian manusia, jika waktu tidak diisi dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat.

Demikian, wal ashri dalam surat Al-Ashr mengingatkan umat manusia akan pentingnya memanfaatkan waktu dengan bijaksana. Menjadikannya modal untuk berbuat kebaikan dan menghindari kerugian yang disebabkan oleh pengabaian terhadap waktu.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang wal ashri artinya demi waktu dan cara meneladaninya, Selasa (12/9/2023).

2 dari 3 halaman

Sumpah Allah kepada Waktu

Dalam surat Al-Ashr, terdapat bacaan wal ashri artinya "demi masa." Kata ini merupakan bacaan dari ayat pertama surat tersebut, yang tulisan Arabnya وَٱلْعَصْرِ. Potongan ayat wal ashri merupakan sumpah yang diucapkan oleh Allah SWT atas nama waktu.

 

 

وَالْعَصْرِۙ - ١

Wal ashri

Artinya: Demi masa,

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ - ٢

Innal insaana lafii khusr

Artinya: sungguh, manusia berada dalam kerugian,

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ - ٣

Illalladzii na aa manuu wa amilus shalihaati watawa saubil haqqi wa tawaa saubis sabr 

Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

 

Tafsir Ath-Thabary menjelaskan bahwa wal ashri artinya sumpah Allah yang menunjukkan betapa pentingnya sebuah waktu. Dalam buku berjudul At-Tadzkir oleh Tim Genta Hidayah, surat Al-Ashr mengandung pesan bahwa Allah SWT bersumpah demi waktu untuk menunjukkan kekuasaan-Nya atas kerugian manusia.

Surat Al-Ashr ini termasuk surat pendek dalam Al-Qur'an, tepatnya surah ke-103 dalam juz 30. Sebagaimana dijelaskan dalam buku berjudul Anwarul Qur’an Tafsir, Terjemah, Inggris, Arab, Latin: 103 Al Ashr karya Dr. Basharat Ahmad, surat dengan bacaan wal ashri ini sebenarnya terdiri dari 3 ayat.

Ayat kedua surat Al-Ashr, "Innal insaana lafii khusr," artinya sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Ini mengingatkan umat manusia tentang kerugian yang dialami manusia jika tidak memperhatikan waktu dan kebijakan Allah.

Namun, ayat ketiga memberikan harapan, "Illalladzii na aa manuu wa amilus shalihaati watawa saubil haqqi wa tawaa saubis sabr," yang artinya kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. Ini menunjukkan bahwa dengan iman, amal baik, dan kesabaran, manusia dapat menghindari kerugian yang disebutkan dalam ayat sebelumnya.

Dalam Tafsir Al-Lubab oleh M. Quraish Shihab, surat Al-Ashr mengingatkan umat manusia tentang pentingnya waktu dan bagaimana seharusnya umat manusia mengisi waktu tersebut. Pesan utamanya adalah waktu harus diisi dengan amal yang bermanfaat dan produktif, yang akan membawa kebaikan dan keselamatan bagi manusia.

3 dari 3 halaman

Cara Meneladaninya

Dalam surat Al-Ashr, terdapat beberapa pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik dari ayat 1-3, seperti yang disampaikan oleh M. Quraish Shihab masih mengutip dari tafsir yang sama. Begini cara meneladani surat Al-Ashr ayat 1-3:

1. Pentingnya Waktu bagi Manusia

Pertama, M. Quraish Shihab menyoroti pentingnya waktu dalam kehidupan manusia. Ia mengungkapkan bahwa waktu adalah modal utama manusia. Jika waktu tidak diisi dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat, ia akan berlalu begitu saja.

Dalam pembahasan ini, dapat merenungkan kata-kata bijak Sayyidina Ali yang pernah mengatakan, "Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan diperoleh lebih dari itu di hari esok, tetapi waktu yang berlalu tidak mungkin dapat diharapkan kembali esok." Ini mengingatkan akan pentingnya memanfaatkan waktu dengan bijaksana dan produktif.

2. Waktu Memiliki Sifat yang Netral

Kedua, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa waktu bersifat netral. Tidak ada waktu yang secara inheren sial atau mujur. Yang benar-benar berpengaruh adalah kebaikan dan keburukan usaha seseorang.

Ini mengajarkan kepada kita bahwa hasil dari usaha kita tidak hanya ditentukan oleh waktu, tetapi juga oleh kualitas tindakan dan usaha yang kita lakukan. Dalam konteks ini, setiap saat adalah peluang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan diri.

3. Pentingnya Saling Menasehati dalam Kebenaran

Ketiga, surat Al-Ashr mengajarkan tentang saling berwasiat atau saling menasihati dalam kebenaran. Ayat ke-3 menyatakan bahwa orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam memperjuangkan kebaikan dan kebenaran. Pesan ini menjadi pengingat bahwa manusia sebagai individu harus terlibat aktif dalam memberikan nasihat yang baik kepada sesama. Begitu pula turut berpartisipasi dalam usaha-usaha yang memajukan kebenaran.

Dalam pandangan M. Quraish Shihab, surat Al-Ashr bukan hanya sekadar uraian ayat-ayat dalam Al-Qur'an, tetapi juga sumber inspirasi untuk meningkatkan pemahaman manusia tentang waktu, usaha, dan nilai-nilai kebaikan.

Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang surat ini, manusia nantinya dapat merenungkan bagaimana seharusnya memanfaatkan waktu. Lalu menjalani usaha dengan itikad baik dan saling mendukung untuk mencapai kebenaran.