Sukses

Hari Raya Islam yang Maknanya Wajib Dipahami Umat Muslim, Momen Kebahagiaan

Hari Raya Islam adalah momen kebahagiaan, sukacita, dan persatuan bagi umat Muslim.

Liputan6.com, Jakarta Hari Raya Islam adalah momen kebahagiaan, sukacita, dan persatuan bagi umat Muslim. Ini adalah waktu di mana keluarga berkumpul, teman-teman bersilaturahmi, dan umat Muslim merasakan kedekatan dengan Allah melalui ibadah, doa, dan amal.   

Seperti yang dijelaskan dalam buku "Buku Pendidikan Agama Islam" oleh Nanda Hidayati (2022, hal. 26), hari besar dalam Islam adalah perayaan yang mengenang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, tahun baru Islam, dan banyak lainnya.

Selain itu, Hari Raya Islam juga merupakan waktu untuk berbagi kebahagiaan dengan orang yang kurang beruntung. Melalui aksi-aksi amal seperti memberikan sedekah, memberikan makanan kepada yang membutuhkan, dan memberikan bantuan kepada kaum miskin. 

Sebagai umat Islam, Anda telah mengetahui bahwa terdapat beberapa hari besar yang memiliki makna penting salah satunya yaitu Hari Raya Idul Fitri. Namun selain Idul Fitri, ada beberapa hari besar lainnya dalam agama Islam yang juga memiliki makna mendalam.

Berikut ini sejumlah Hari Raya Islam yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (12/9/2023). 

 

 

2 dari 4 halaman

Memahami Arti Hari Raya Islam

Islam melarang perbuatan-perbuatan (kosong yang tidak bermanfaat) seperti merayakan hari raya-hari rayanya orang-orang kafir, ataupun ikut menyaksikannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ لاَ يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan Az-Zur –perbuatan maksiat- dan apabila mereka melewati perbuatan yang sia-sia (main-main) mereka melewatinya dengan penuh kemuliaan“. [al-Furqan/25:73]

Para Ulama’ seperti Mujahid, Ibnu Sirin, Rabi’ bin Anas, dan Ikrimah rahimahullah menafsirkan bahwa yang dimaksudkan oleh ayat ini adalah hari raya jahiliyah. Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, beliau mendapati penduduk Madinah merayakan dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah, maka beliau bersabda :

قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ بِهِمَا فِيْ الْجَاهِلِيَّةِ فَقَدْ أَبْدَلَكُمُ اللهُ يَوْمَيْنِ خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ النَّحْرِ وَيَوْمَ الْفِطْرِ

“Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya yang kalian bermain-main di dalamnya pada masa jahiliyah, dan Allah telah menggantikan keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian : “Hari raya kurban dan hari berbuka.”. [HR Imam Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i]

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Bakr Radhiyallahu ‘anhu :

يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَإِنَّ عِيدَنَا هَذَا الْيَوْمَ

“Wahai Abu Bakar sesungguhnya bagi setiap kaum ada hari rayanya dan ini adalah hari raya kita“.

Dan dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda :

يَوْمُ عَرَفَةَ وَيَوْمُ النَّحْرِ وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلاَمِ وَهُنَّ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Hari Arafah, hari qurban dan hari-hari mina adalah hari raya kami, umat Islam dan hari-hari itu adalah hari makan dan minum“. [HR. Abu Daud, Nasa’ i dan Tirmidzi]

Hal seperti ini memberikan rasa yang lain bagi seorang muslim, bahwasanya dia berbeda dengan penganut agama lain, yang bathil dan sesat, sebab merekapun memiliki hari raya – hari raya yang khusus. Dan ketika seorang muslim merasa bangga dengan selain dari kedua hari raya yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka hal ini akan menyebabkan hilangnya rasa benci kepada orang kafir di dalam hatinya, dan menghilangkan rasa untuk berlepas diri dari mereka dan dari perbuatan mereka.

Padahal hal tersebut merupakan prinsip yang paling mendasar dari aqidah seorang muslim, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut“. [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan lainnya]

 

3 dari 4 halaman

1. Hari Ray Idul Fitri

Hari Raya Idul Fitri, yang lebih dikenal sebagai Hari Lebaran, adalah momen yang akrab bagi seluruh umat Muslim di seluruh dunia. Ini menandai akhir dari bulan puasa Ramadhan, dan jatuh pada tanggal 1 Syawal dalam kalender Islam. Pada hari itu, umat Muslim dianjurkan untuk menghadiri shalat Id bersama-sama. Setelah melaksanakan shalat Id, keluarga-keluarga biasanya melanjutkan perayaan dengan tradisi meminta maaf satu sama lain dan menikmati hidangan istimewa seperti opor, ketupat, rendang, dan hidangan khas lainnya bersama anggota keluarga besar dan tetangga.

2. Idul Adha (Hari Raya Kurban)

Hari Raya Idul Adha, juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, adalah salah satu hari raya Islam yang dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Pada hari ini, umat Muslim berkumpul di pagi hari untuk menjalankan shalat Id bersama-sama, mirip dengan perayaan Idul Fitri. Setelah shalat selesai, kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan penyembelihan hewan kurban. Istilah "kurban" dalam bahasa Islam memiliki makna mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui tindakan berkorban. Ini mengingatkan kita pada peristiwa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS ketika ia bersedia mengorbankan putranya Ismail, sebagai tanda ketaatan kepada perintah Allah SWT. 

3. Tahun Baru Hijriyah

Tahun baru Islam, juga dikenal sebagai tahun baru Hijriah, adalah hari yang memiliki makna sangat besar bagi umat Islam. Hari ini merupakan peringatan penting saat Rasulullah SAW hijrah, dari Kota Makkah ke Madinah pada tahun 622 M. Perayaan tahun baru Hijriah jatuh pada tanggal 1 Muharam, dalam kalender Hijriah. Pergantian tahun ini sering dirayakan dengan beragam aktivitas yang berbeda, seperti membaca Al-Quran dan berdzikir untuk memuji nama Allah SWT.

4 dari 4 halaman

4. Maulid Nabi Muhammad SAW

Hari raya Islam berikutnya adalah Maulid Nabi Muhammad SAW, yang merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Kata "maulid" atau "milad" dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi ini dianggap sebagai momen penting untuk mengenang, menghormati, dan merenungkan kelahiran Rasulullah SAW. Peringatan ini juga menjadi kesempatan bagi umat Islam, untuk mengekspresikan rasa cinta mereka kepada Nabi Muhammad SAW, serta untuk memahami lebih dalam ajaran dan teladan yang beliau bawa.

5. Isra' Mi'raj

Isra' Mi'raj adalah peristiwa yang biasanya diperingati setiap tanggal 27 Rajab, dalam kalender Islam. Kata "Isra" merujuk pada perjalanan Nabi Muhammad SAW pada malam hari, dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina dalam waktu yang sangat singkat. Sementara kata "Mi'raj" menggambarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsha ke langit ketujuh, melewati 'Arsy Allah, hingga mencapai Sidratul Muntaha. Peringatan Isra' Mi'raj ini mengingatkan kita pada peristiwa suci yang bukan sekadar perjalanan wisata bagi Rasulullah SAW. Ini adalah peristiwa bersejarah, yang menandai titik balik dalam dakwah Rasulullah SAW, dan memperkuat hubungan spiritualnya dengan Allah SWT.

6. Nuzulul Qur'an

Nuzulul Qur'an adalah salah satu peristiwa penting dalam Islam, yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 610 M. Pada malam itu, Rasulullah menerima wahyu pertama dari malaikat Jibril di Gua Hira, yang terletak di kaki Jabal Nur, dekat dengan kota Makkah. Malam Nuzulul Qur'an juga disebutkan dalam surat Ad-Dukhan ayat 3 sebagai malam yang penuh berkah, karena Al-Qur'an diturunkan ke bumi dalam satu malam di bulan Ramadhan. Nuzulul Qur'an menggambarkan saat-saat awal penyampaian wahyu kepada Rasulullah SAW, dan merupakan permulaan dari perjalanan Islam sebagai ajaran agama. Ayat-ayat yang diturunkan pada malam tersebut menjadi dasar utama Al-Qur'an, pedoman spiritual, dan hukum bagi umat Islam. Berikut adalah arti dari ayat tersebut:

Artinya: “sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. ) Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan Ayat 3)