Liputan6.com, Jakarta Seekor ular berkepala dua yang masih hidup dipajang di Kebun Binatang Cameron Park, Texas pada Agustus 2023 lalu. Ular unik ini telah menjadi daya tarik yang membuat para pengunjung dibuat bingung. Pasalnya ular ini dikenal memiliki kepribadian ganda lewat dua kepala.
Melansir dari Daily Star, kebun binatang Cameron Park mengungkapkan bahwa hewan melata berjenis ular tikus ini memiliki dua kepala tetapi hanya satu tubuh. Ular berkepribadian ganda pertama kali ditemukan oleh sebuah keluarga di kebun mereka pada tahun 2016.
Meski memiliki satu tubuh, masing-masing kepala dari ular tersebut diberi nama Pancho dan Lefty. Namun ular berkepala dua ini sering menderita. Pasalnya, masing-masing kepala ular memberikan perintah yang bertentangan kepada tubuhnya.
Advertisement
Alhasil gerakan ular ini menjadi sporadis dan tidak terkoordinasi. Kondisi ini juga membuat ular tersebut rentan terluka, terutama pada lehernya. Sebelumnya, pada Februari 2021, ular ini pertama kali dipindah dari pajangan karena cedera yang dialaminya.
Berikut ini kisah ular berkepala dua yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (11/9/2023).
Perjuangan Ular Berkepribadian Ganda untuk Hidup
Diperlukan waktu hingga Juni tahun lalu agar luka ular berkepribadian ganda sembuh sepenuhnya. Setelah mendapatkan perawatan yang baik dan memulihkan diri selama setahun penuh, ular ini akhirnya siap untuk kembali dipajang di gedung akuarium air tawar.
Rumah barunya dibangun dengan cermat dan sengaja dirancang untuk memberikan perlindungan yang cukup. Tujuannya agar ular berkepala dua dengan dua kepribadian ini merasa aman serta melindungi lehernya dari cedera lebih lanjut.
Melansir dari Daily Star, juru bicara Kebun Binatang Cameron Park menyebut ular berkepala dua adalah makhluk yang sangat langka. Ia menyebut hewan unik ini lebih langka lagi untuk dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama.
Hebatnya, kedua kepala ini tampaknya memiliki kepribadian yang berbeda. Kepala kanan lebih dominan dalam hal makan dan bergerak. Sedangkan kepala kiri cenderung mengikuti kepala kanan.
Kondisi unik ini dikenal sebagai polycephaly, yang terjadi akibat pembelahan embrio yang tidak sempurna. Fenomena ini juga bisa terjadi karena peleburan dua embrio yang tidak sempurna.
Advertisement
Polycephaly Adalah Keanehan, Bukan Evolusi
Menurut National Geographic, sekitar 75% bayi kembar siam lahir dan kemudian meninggal dalam 24 jam pertama Pada kasus kembar siam, titik di mana proses pembelahan embrio berhenti bisa berbeda-beda, bisa terjadi pada kepala, payudara, atau pinggul.
Van Wallach, seorang peneliti dari Museum Zoologi Komparatif Universitas Harvard, mencatat bahwa tidak ada statistik yang tersedia. Pasalnya, kebanyakan bayi kembar siam termasuk ular berkepala dua tidak bisa bertahan hidup lama setelah lahir di alam liar.
Wallach juga mengemukakan bahwa fenomena ular berkepala dua berkepribadian ganda tidak mengalami evolusi. Sehingga setiap kepala memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi ular berkepribadian ganda.
Lokasi terjadinya pembelahan pada tubuh akan mempengaruhi sejauh mana organ-organ duplikasi yang terbentuk dan sejauh mana tingkat persaingan antara kedua kepala.
Jika kedua kepala berada sangat dekat, maka mereka akan mengalami kesulitan dalam bergerak bersama. Namun, jika ada lebih banyak pemisahan antara kedua kepala, mereka akan memiliki lebih banyak kemampuan untuk bertindak secara mandiri.