Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud RI) mendefinisikan pengertian cerita jenaka adalah cerita pendek yang mengisahkan kebodohan atau kejadian lucu seseorang. Cerita ini bertujuan untuk membuat senyum atau tawa bagi para pembaca atau pendengarnya.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, dalam buku berjudul Ensiklopedi Bahasa dan Sastra 2: Macam-Macam Karya Sastra Klasik yang disusun oleh Rani Siti Fitriani dkk pada tahun 2016, disebutkan bahwa cerita jenaka adalah cerita yang mengandung unsur jenaka atau humor. Contoh cerita jenaka, seringkali menceritakan tingkah laku seseorang yang malas, bodoh, atau bahkan cerdik, yang disajikan secara kocak dan penuh humor dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita jenaka umumnya berkembang sebagai cerita fiksi atau dongeng yang mengisahkan kejadian lucu yang terjadi pada masa lalu. Ini karena popularitasnya dalam sebuah masyarakat, cerita jenaka juga sering masuk dalam kategori cerita rakyat sebagaimana dijelaskan Kemdikbud RI.
Selain perlu memahami pengertian, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang fungsi dan contoh cerita jenaka, Kamis (14/9/2023).
Fungsi Cerita Jenaka
Fungsi utama cerita jenaka adalah memberikan hiburan kepada pembaca atau pendengarnya. Meski begitu, cerita ini juga memiliki aspek kritik sosial. Cerita jenaka dapat mengkritik anggota masyarakat yang sombong, tidak beradab, atau hanya memikirkan diri sendiri.
Selain itu, cerita jenaka sering digunakan sebagai alat penyampaian instruksi dan pendidikan.
Menariknya, dalam bahasa Inggris, cerita jenaka disebut sebagai "farcical story," sementara dalam bahasa Perancis, disebut sebagai "farce," seperti yang diungkapkan oleh Hasanuddin W.S. dkk dalam buku berjudul Ensiklopedi Sastra Indonesia.
Beberapa contoh cerita jenaka yang populer di masyarakat yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, ada delapan. Ini termasuk Abu Nawas, Lebai Malang, Musang Berjanggut, Mat Jenin, Si Kabayan, Si Luncai, Pak Pandir, dan Pak Belalang. Cerita-cerita ini telah menjadi bagian penting dari warisan budaya dan hiburan tradisional
Advertisement
1. Abu Nawas
Abu Nawas adalah seorang tokoh yang terkenal dengan kecerdikannya. Dalam salah satu ceritanya, Abu Nawas ingin mendapatkan hadiah dari raja. Namun, ia tahu bahwa raja sangat pelit. Oleh karena itu, Abu Nawas merencanakan sebuah trik.
Ia datang ke depan istana dengan mengenakan pakaian yang serba aneh dan berjalan seperti orang gila. Di tangannya, ia memegang ular mainan. Saat orang-orang di istana melihatnya, mereka langsung memberitahu raja tentang pria aneh ini.
Raja yang penasaran dengan tingkah Abu Nawas segera memerintahkan agar Abu Nawas dibawa kepadanya. Saat Abu Nawas berada di hadapan raja, ia terus berlaku gila dan mengejar-ngejar ular mainan tersebut. Raja tertawa melihat tingkahnya yang konyol.
Akhirnya, raja bertanya pada Abu Nawas apa yang ia inginkan. Abu Nawas berhenti berpura-pura gila sejenak dan berkata, "Saya ingin hadiah, O Raja yang bijaksana!" Raja tertawa lagi dan memberikan hadiah padanya, senang karena telah dihibur oleh tingkah Abu Nawas.
Abu Nawas pun pergi dengan hadiahnya sambil tertawa terbahak-bahak. Trik cerdiknya telah berhasil, dan ia memperoleh apa yang diinginkannya dari sang raja.
2. Lebai Malang
Lebai Malang adalah seorang tokoh agama yang terkenal karena sering mengalami kesialan. Dalam salah satu ceritanya, Lebai Malang memutuskan untuk pergi ke pasar untuk membeli ikan untuk keluarganya. Namun, setiap kali ia memilih ikan yang diinginkannya, ikan tersebut tiba-tiba mati.
Orang-orang di pasar heran melihatnya, dan beberapa di antaranya tertawa. Mereka berkata, "Ini pasti karena Lebai Malang yang membawa sial!" Lebai Malang merasa malu dan mencoba untuk memilih ikan yang lain, tetapi hasilnya selalu sama.
Akhirnya, Lebai Malang pulang dengan tangan hampa dan wajah sedih. Ketika ia tiba di rumah, istri dan anak-anaknya bertanya mengapa ia tidak membawa ikan. Lebai Malang menjawab, "Ini bukan kesalahan saya, tapi kesalahan ikan-ikan ini! Mereka mati begitu saja saat saya memilih mereka!"
Orang-orang di desanya tertawa melihatnya, dan Lebai Malang hanya bisa menggelengkan kepala sambil berkata, "Kesialan memang selalu menghantuiku."
3. Musang Berjanggut
Musang Berjanggut adalah tokoh yang cerdik dan sering menggunakan kecerdasannya untuk mengatasi masalah. Dalam salah satu ceritanya, ia ingin memperoleh makanan dengan trik cerdik.
Musang Berjanggut berpura-pura mati di tengah jalan desa. Orang-orang yang melihatnya terkejut dan berusaha membantu. Mereka berbisik-bisik, "Lihat, Musang Berjanggut sudah mati!" Beberapa orang mendekatinya dengan hati-hati.
Saat mereka mendekat, Musang Berjanggut tiba-tiba bangun dan melompat ke arah barang-barang yang ditinggalkan orang-orang di jalan. Ia segera mengumpulkan makanan dan barang berharga lainnya ke dalam kantungnya, lalu kabur dengan cepat.
Orang-orang yang tersenyum karena mereka terkecoh hanya bisa melihat Musang Berjanggut pergi sambil tertawa. Musang Berjanggut telah menggunakan trik cerdiknya untuk mendapatkan makanan dengan mudah.
Â
4. Mat Jenin
Mat Jenin adalah sosok yang ceroboh dan seringkali terjebak dalam masalah yang aneh. Dalam satu cerita, ia mencoba untuk mencuri madu dari sarang lebah dengan menggunakan celana panjang.
Mat Jenin memanjat pohon tempat sarang lebah berada dan mencoba mengambil madu dengan menggunakan tangannya. Namun, lebah-lebah marah langsung menyerangnya. Mat Jenin berteriak dan berusaha melarikan diri, tetapi lebah-lebah terus mengejarnya dan menggigitnya.
Akhirnya, Mat Jenin jatuh dari pohon dan terguling-guling di tanah, masih diserang oleh lebah-lebah marah. Orang-orang di desa yang melihatnya tertawa dan datang membantunya. Mereka membantu Mat Jenin keluar dari pakaian panjangnya yang telah terperangkap oleh lebah-lebah.
Mat Jenin yang merasa sangat sakit hanya bisa berkata, "Apa yang akan saya lakukan tanpa madu? Tapi, sepertinya saya akan berhenti mencuri madu setelah ini!"
Cerita-cerita tentang Mat Jenin selalu mengundang tawa dan kesenangan karena ia sering kali terjebak dalam situasi konyol akibat kecerobohannya.
5. Si Kabayan
Si Kabayan adalah tokoh yang polos dan sering menjadi bahan ejekan orang lain. Dalam salah satu ceritanya, Si Kabayan diundang untuk makan di rumah seorang temannya yang sangat kaya. Temannya ingin menggoda Si Kabayan karena ia tahu Si Kabayan selalu polos.
Ketika Si Kabayan tiba di rumah temannya, ia melihat meja yang dipenuhi dengan makanan lezat. Ia langsung memasukkan semua makanan itu ke dalam kantongnya dengan cepat. Temannya yang kaya hanya tertawa dan berkata bahwa makanan itu hanyalah hiasan dari lilin.
Si Kabayan dengan polosnya menjawab, "Oh, saya tahu. Saya hanya mengambil yang saya butuhkan untuk penerangan di rumah saya. Terima kasih atas lilin-lilinnya!" Semua orang tertawa melihat tingkah polos Si Kabayan.
Â
Â
Advertisement
6. Si Luncai
Si Luncai adalah seorang pemuda cerdik yang sering menggunakan kecerdasannya untuk mengatasi masalah. Dalam salah satu ceritanya, ia dihadapkan pada sebuah teka-teki yang dia harus selesaikan untuk menyelamatkan desanya.
Teka-teki tersebut diberikan oleh seorang penipu cerdik yang ingin mengambil uang dari desa Si Luncai. Penipu tersebut berkata, "Jika kamu bisa menjawab pertanyaan ini dengan benar, saya akan pergi tanpa mengambil uang desamu. Tapi jika kamu salah, saya akan mengambil semua uang itu."
Si Luncai dengan tenang mendengarkan pertanyaan penipu tersebut. Kemudian, ia menjawab dengan cerdas dan benar. Penipu tersebut terkejut dan tidak bisa menemukan kesalahan dalam jawaban Si Luncai.
Maka dari itu, penipu tersebut harus pergi dengan tangan hampa, dan desa Si Luncai diselamatkan dari rencana jahatnya. Si Luncai membuktikan bahwa kecerdikan bisa mengalahkan tipu daya.
7. Pak Pandir
Pak Pandir adalah tokoh yang terkenal dengan kebodohannya. Dalam satu cerita, Pak Pandir ingin menangkap ikan di sungai. Ia membawa sebuah jaring besar dan mencoba memasukkannya ke dalam air sungai. Namun, ia tidak memperhatikan bahwa jaring tersebut memiliki lubang besar.
Saat Pak Pandir mencoba menarik jaring itu kembali, ia terkejut melihat bahwa semua ikan sudah lolos melalui lubang-lubang besar tersebut. Ia hanya bisa menggaruk kepalanya dan berkata, "Kenapa ikan-ikan ini bisa melarikan diri? Jaringku pasti bocor!"
Orang-orang yang melihatnya tertawa melihat tingkah Pak Pandir yang konyol. Mereka membantunya menutup lubang-lubang di jaringnya dan memberikan pelajaran tentang bagaimana memancing dengan benar.
Cerita-cerita tentang Pak Pandir selalu menghibur dengan tingkah polos dan kebodohannya yang khas.
8. Pak Belalang
Pak Belalang adalah tokoh yang gemar berbohong. Dalam salah satu ceritanya, ia berbicara bohong kepada teman-temannya bahwa ia bisa melompat lebih tinggi daripada pohon. Teman-teman Pak Belalang tertawa dan tidak mempercayainya.
Mereka berkata, "Tidak mungkin, Pak Belalang! Pohon itu sangat tinggi!" Namun, Pak Belalang bersikeras. Ia berdiri di bawah pohon dan melompat setinggi yang ia bisa. Sayangnya, ia hanya melompat sedikit dan jatuh ke tanah.
Semua teman-temannya tertawa melihatnya. Mereka berkata, "Kamu memang hebat, Pak Belalang, tapi sayangnya pohon itu lebih tinggi dari lompatanmu!" Pak Belalang hanya bisa tersenyum dan mengakui kebohongannya.
Cerita tentang Pak Belalang mengajarkan pentingnya jujur dan tidak berbohong, karena kebohongan akhirnya akan terbongkar.
Inilah sebagian dari contoh cerita jenaka yang populer di masyarakat Indonesia. Mereka selalu mengundang tawa dan memberikan pelajaran tentang berbagai nilai moral dan kecerdikan.