Sukses

NASA Temukan Molekul Buatan Dunia Lain, Bukti Adanya Alien?

Informasi seputar penemuan molekul baru temuan NASA Webb yang tidak bisa dibuat di bumi.

Liputan6.com, Jakarta Semesta yang luas dan misterius selalu memikat manusia, mendorong kita untuk menjelajahi planet dan bintang di luar tata surya kita. Salah satu alat paling canggih yang digunakan dalam pencarian ini adalah Teleskop Luar Angkasa James Webb, yang berkolaborasi antara NASA, badan antariksa Eropa, dan Kanada. 

Teleskop ini baru-baru ini membuat penemuan yang sangat menarik saat mengamatinya atmosfer planet ekstrasurya yang berjarak ratusan tahun cahaya dari Bumi. Planet ini, dikenal sebagai K2-18 b, terletak di konstelasi Leo dan terletak dalam apa yang disebut "zona layak huni." Namun, apa yang membuat penemuan ini begitu menarik adalah keberadaan molekul yang unik yang dikenal sebagai dimetil sulfida (DMS). 

Untuk informasi lengkapnya, berikut ini  telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, detail penemuan NASA ini pada Sabtu (16/9/2023). 

2 dari 4 halaman

Penemuan Molekul Unik oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb

Teleskop Luar Angkasa James Webb, yang dioperasikan oleh NASA bersama dengan badan antariksa Eropa dan Kanada, telah membuat penemuan menarik saat mengamati atmosfer planet ekstrasurya yang berjarak 120 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini dikenal sebagai K2-18 b dan terletak di konstelasi Leo. 

Penelitian ini telah mengungkapkan keberadaan molekul yang sangat unik yang dikenal sebagai dimetil sulfida (DMS). Molekul ini biasanya diproduksi oleh fitoplankton, organisme mikroskopis yang mirip dengan tumbuhan yang hidup di laut asin dan air tawar.

DMS adalah molekul yang hanya ditemukan di Bumi sebagai produk dari kehidupan. Penemuan ini sangat menarik karena menunjukkan petunjuk tentang kemungkinan adanya kehidupan di planet ekstrasurya, yang dikenal sebagai planet Hycean. Nama "Hycean" menggabungkan kata "hidrogen" dan "lautan," mengacu pada atmosfer yang kaya akan hidrogen yang menggantung di atas lautan.

Namun, penting untuk diingat bahwa bukti yang mendukung keberadaan DMS di atmosfer K2-18 b masih lemah dan memerlukan validasi lebih lanjut. Penelitian ini masih dalam tahap awal, dan pengamatan lanjutan dengan Teleskop James Webb diharapkan dapat memastikannya.

 
3 dari 4 halaman

Metode Penemuan Molekul Unik

Para peneliti menggunakan metode spektroskopi transmisi untuk melakukan studi atmosfer terhadap K2-18 b. Metode ini melibatkan pengamatan saat planet tersebut melintas di depan bintang induknya. Cahaya bintang tersebut kemudian disaring melalui atmosfer planet, dan molekul di atmosfer menyerap panjang gelombang atau warna cahaya tertentu. 

Dengan memeriksa bagian-bagian cahaya yang hilang dari spektrum bintang, para astronom dapat mengidentifikasi molekul-molekul yang ada dalam atmosfer planet ini. Hasil penelitian ini adalah penemuan pertama kali metana dan hidrokarbon di atmosfer planet ekstrasurya. 

Selain itu, tidak adanya molekul seperti amonia dan karbon monoksida menjadikan campuran atmosfer planet ini sangat menarik. Ini mengarah pada spekulasi bahwa mungkin ada lautan di bawah permukaan planet yang menjadi sumber molekul-molekul ini.

4 dari 4 halaman

Potensi Kelayakan Huni 

K2-18 b adalah planet yang mengorbit bintang katai dingin di zona layak huni, yaitu wilayah di sekitar bintang induk yang memiliki suhu yang memungkinkan keberadaan air cair di permukaan planet. Namun, meskipun planet ini berada di zona layak huni, keberadaan air cair dan potensi kelayakan huni masih menjadi misteri. 

Para peneliti belum mengetahui suhu air di planet ini, sehingga perlu lebih banyak pengamatan untuk memastikan apakah planet ini benar-benar dapat mendukung kehidupan. Dalam upaya mencari tanda-tanda kehidupan di luar Bumi, penemuan molekul seperti DMS adalah langkah awal yang menarik. 

Namun, perlu diingat bahwa ini hanya merupakan permulaan, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap rahasia planet ekstrasurya ini dan memahami apakah ada kehidupan di luar Bumi. Teleskop Luar Angkasa James Webb tetap menjadi alat penting dalam eksplorasi semesta dan pencarian tanda-tanda kehidupan di planet lain.