Sukses

Arti Laa Ba’sa Thohurun Insyaalah, Pahami Manfaat dan Cara Membalasnya

Laa Ba’sa Thohurun Insyaalah adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Arab yang biasa diucapkan ketika menjenguk orang sakit.

Liputan6.com, Jakarta Laa Ba’sa Thohurun Insyaalah adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Arab yang biasa diucapkan ketika menjenguk orang sakit. Laa Ba’sa Thohurun Insyaalah diucapkan ketika menjenguk orang sakit didasarkan pada keyakinan dalam agama Islam bahwa penyakit adalah salah satu penghapus dosa.

Rasulullah SAW, “Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran, kesedihan, kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti, sampai duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Maka dari itu, ketika menjenguk orang sakit, kita sebagai umat Islam dianjurkan untuk mengucapkan Laa Ba’sa Thohurun Insyaalah, dengan tujuan untuk mendoakan dan membesarkan hati orang yang sakit. Selain itu, mengucapkan Laa Ba’sa Thohurun Insyaalah juga bertujuan agar si sakit mendapatkan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan.

Lalu apa arti Laa Ba’sa Thohurun Insyaalah dan bagaimana cara menanggapinya? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (18/9/2023).

2 dari 4 halaman

Memahami Arti Laa Ba’sa Thohurun dalam Bahasa Arab

Dalam bahasa Arab, "Laa Ba'sa Thohurun Insyaallah" (لا بَأسَ طَهُورٌ إِن شَاءَ اللَّهُ), secara harfiah artinya adalah "Tidak ada bahaya, Itu bersih jika Allah menghendaki." Ungkapan ini berasal dari sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau berkunjung ke rumah seorang yang sedang sakit.

Dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masuk (ke rumah) seorang lelaki dalam rangka menjenguknya. Maka beliau bersabda: La ba’sa thohuurun insyaallah.” (Hr. Bukhari)

Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam berkunjung ke rumah seseorang yang sakit. Beliau mengucapkan "Laa Ba'sa Thohurun Insyaallah" untuk memberikan semangat dan penghiburan kepada orang yang sakit.

Nabi Muhammad SAW menyampaikan bahwa seseorang adalah untuk membersihkan diri (seperti mandi atau membersihkan tempat tidur) adalah suci dan tidak akan membahayakan kesehatan. Maka, arti Laa Ba’sa Thohurun Insyaallah sering dipahami sebagai, "Tidak ada bahaya. Ia merupakan penghapus (dosa) jika Allah menghendaki."

3 dari 4 halaman

Manfaat Mengatakan Arti Laa Ba’sa Thohurun Insyaalah

Mengatakan "Laa Ba'sa Thohurun Insyaallah" merupakan tindakan yang penuh makna dan memiliki manfaat yang mendalam dalam konteks pemberian semangat dan penghiburan kepada orang yang sakit. Dalam Islam, pengucapan kata-kata ini oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam saat berkunjung ke rumah seseorang yang sakit menunjukkan empat manfaat penting.

Pertama, ungkapan ini mengandung makna penghiburan. Ketika seseorang sakit, terkadang mereka merasa khawatir atau takut akan kondisinya. Dengan mengucapkan "Laa Ba'sa Thohurun Insyaallah," Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam memberikan pesan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena Allah memiliki kuasa untuk menyembuhkan segala penyakit. Hal ini dapat menguatkan mental dan emosi orang yang sakit.

Kedua, ungkapan ini mencerminkan harapan dan doa untuk kesembuhan. Dengan menyisipkan kata "Insyaallah" yang berarti "jika Allah menghendaki," Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan bahwa penyembuhan adalah kehendak Allah, dan doa-doa kita harus senantiasa menyertai usaha pengobatan. Ini mengajarkan kita untuk selalu berharap kepada Allah dalam setiap kondisi.

Ketiga, ungkapan ini mengajarkan tawakkal, yaitu penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Saat mengucapkan "Insyaallah," kita mengakui bahwa segala sesuatu tergantung pada kehendak-Nya, dan kita harus merelakan hasil akhir kepada-Nya. Ini adalah pengingat bahwa dalam menghadapi penyakit atau kesulitan, kita harus selalu mengandalkan Allah.

Keempat, ungkapan ini menunjukkan rasa kasih sayang dan kepedulian. Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam berkunjung ke rumah orang sakit, beliau tidak hanya memberikan kata-kata semangat tetapi juga hadir dengan kehadiran fisiknya. Ini adalah pelajaran penting tentang pentingnya kehadiran dan dukungan sosial dalam mengatasi kesulitan.

Dengan demikian, mengatakan "Laa Ba'sa Thohurun Insyaallah" saat mengunjungi orang sakit adalah tindakan yang penuh kebijaksanaan dan kasih sayang. Hal ini memberikan penghiburan, harapan, mengajarkan tawakkal, dan menunjukkan kasih sayang kepada sesama manusia, semua nilai-nilai yang sangat dihargai dalam Islam.

4 dari 4 halaman

Cara Menjawab Laa Ba’sa Thohurun Insyaalah

Ketika seseorang mengucapkan "Laa Ba'sa Thohurun Insyaallah," sebaiknya kita memberikan tanggapan yang sesuai dengan nilai-nilai etika dan kepercayaan dalam Islam. Ini adalah momen yang mencerminkan empati dan kasih sayang terhadap orang yang sakit, dan oleh karena itu, kita harus menjawab dengan penuh kebijaksanaan dan kesadaran. Berikut adalah beberapa cara yang tepat untuk menjawab atau menanggapi ucapan "Laa Ba'sa Thohurun Insyaallah":

1. Mengamini atau membaca Aamiin

Menjawab dengan mengamini atau membaca Aamiin adalah respons yang sangat tepat. Dengan demikian, Anda mengkonfirmasi bahwa Anda setuju dengan doa tersebut dan berharap yang terbaik bagi orang yang sakit. Ini juga menunjukkan dukungan moral dan empati Anda.

2. Doa Tambahan

Selain mengamini, Anda juga dapat menambahkan doa lain untuk kesembuhan dan keberkahan bagi orang yang sakit. Anda dapat berdoa dengan kata-kata sederhana seperti, "Semoga Allah memberikan kesembuhan dan kesehatan yang sempurna," atau doa lain yang sesuai.

3. Menghindari Menyangkal

Menyangkal atau membantah doa ini sebaiknya dihindari. Karena doa ini adalah ungkapan kebaikan dan harapan, menyangkalnya mungkin dianggap kurang sopan dan dapat merusak nuansa positif dalam situasi tersebut.

Dalam hadits yang telah kita bahas di atas, lelaki yang didoakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam justru menjawab:

كَلَّا، بَلْ حُمَّى تَفُورُ، عَلَى شَيْخٍ كَبِيرٍ، كَيْمَا تُزِيرَهُ القُبُورَ

“Sekali-kali tidak. Tetapi ia adalah panas yang sangat, menimpa orang yang tua renta, supaya dapat mengantarkannya ke kuburan.” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat Imam Thabrani, terdapat kisah yang mirip dengan kisah ini. Ketika didoakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, si sakit malah menolak dan mengatakan bahwa itu adalah penyakit yang akan mengantarkannya kepada kematian. Pada akhirnya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengiyakan.

Di akhir hadits tersebut diceritakan:

فَمَا أَمْسَى من الْغَد إلاَّ مَيتا

“Maka tidaklah ia memasuki waktu sore dari esok hari kecuali telah menjadi mayat.” (HR. Thabrani dalam Al-Kabir)