Sukses

Contoh Storyboard untuk Film, Pahami Pengertian, Fungsi dan Cara Membuatnya

Pengertian storyboard, kegunaan dan jenisnya, serta cara membuat dan contoh-contoh storyboard.

Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia produksi visual, sebuah alat yang sangat penting untuk merencanakan, mengomunikasikan, dan memvisualisasikan ide adalah storyboard. Storyboard umum digunakan dalam berbagai jenis proyek, mulai dari film, animasi hingga video game dan presentasi multimedia. Hal ini membuat banyak contoh storyboard yang bisa ditemui sehari-hari. 

Sebelum memasuki tahap produksi yang sebenarnya, sebuah proyek visual memerlukan perencanaan yang matang. Inilah saatnya dimana contoh storyboard pertama kali muncul. Dengan menggunakan contoh storyboard, para pencipta dapat memiliki pandangan yang jelas tentang bagaimana setiap adegan atau urutan akan terlihat dan berlangsung. 

Seiring proyek berkembang, contoh storyboard yang pertama mungkin perlu direvisi setiap saat. Setiap perubahan dalam cerita atau visi kreatif dapat tercermin dalam storyboard yang terus diperbarui. Oleh karena itu, jangan takut untuk melakukan iterasi dan perbaikan pada storyboard Anda sepanjang proses produksi.

Untuk lebih memahami apa itu storyboard, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (20/9/2023) pengertian, kegunaan dan jenisnya, serta cara membuat dan contoh-contoh storyboard.

2 dari 5 halaman

Pengertian storyboard

Storyboard adalah gambar atau ilustrasi berurutan yang digunakan untuk merencanakan dan menggambarkan adegan atau urutan dalam sebuah produksi visual seperti film, animasi, video game, atau presentasi multimedia. Tujuan utama dari storyboard adalah untuk membantu para pembuat konten visual dalam merencanakan dan mengorganisir alur cerita, komposisi visual, adegan, pergerakan kamera, dan elemen-elemen lainnya sebelum memproduksi konten tersebut secara lengkap.

Storyboard juga berfungsi sebagai panduan atau referensi visual bagi tim produksi, termasuk sutradara, sinematografi, animator, dan desainer. Storyboard biasanya terdiri dari serangkaian panel gambar atau sketsa yang menggambarkan setiap adegan atau shot dalam urutan cerita.

Setiap panel dilengkapi dengan deskripsi singkat adegan, dialog (jika ada), dan catatan teknis seperti durasi shot, sudut kamera, dan efek khusus yang diperlukan. Dengan bantuan storyboard, tim produksi dapat memiliki pandangan yang jelas tentang bagaimana setiap bagian dari produksi akan terlihat dan berlangsung sebelum memulai proses produksi yang sebenarnya.

Storyboard juga merupakan alat komunikasi yang penting antara berbagai anggota tim produksi, memastikan bahwa semua orang memiliki pemahaman yang seragam tentang visi dan konsep proyek tersebut. Dalam konteks bisnis, storyboard juga dapat digunakan dalam presentasi untuk membantu menjelaskan ide atau rencana kepada klien atau pemangku kepentingan lainnya.

Dengan demikian, storyboard adalah alat penting dalam produksi visual yang membantu mengoptimalkan proses kreatif, menghemat waktu dan sumber daya, serta memastikan bahwa hasil akhir sesuai dengan visi asli proyek tersebut.

3 dari 5 halaman

Fungsi storyboard

Storyboard memiliki beberapa fungsi penting dalam produksi visual, baik itu dalam bidang film, animasi, video game, presentasi multimedia, atau media lainnya. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari storyboard:

  1. Merencanakan Alur Cerita: Storyboard membantu dalam merencanakan urutan adegan atau shot dalam produksi. Ini membantu membangun alur cerita secara keseluruhan dan memastikan bahwa setiap adegan terkait dengan yang lainnya dengan baik.
  2. Visualisasi Konsep: Storyboard membantu tim produksi untuk secara visual menggambarkan ide dan konsep proyek. Ini membantu semua anggota tim memiliki pemahaman yang seragam tentang bagaimana hasil akhirnya akan terlihat.
  3. Komposisi Visual: Dalam storyboard, penggambaran komposisi visual adalah elemen kunci. Ini membantu dalam menentukan komposisi frame, pengaturan properti, dan tata letak objek dalam setiap adegan.
  4. Pergerakan Kamera: Storyboard juga digunakan untuk merencanakan pergerakan kamera, termasuk sudut pengambilan gambar, gerakan kamera, dan pemilihan lensa. Ini penting untuk menciptakan efek visual yang diinginkan dalam produksi.
  5. Panduan Produksi: Tim produksi dapat menggunakan storyboard sebagai panduan selama proses produksi. Ini membantu mereka memahami bagaimana setiap adegan harus difilmkan atau dianimasikan.
  6. Penghematan Waktu dan Sumber Daya: Dengan merencanakan dengan baik melalui storyboard, tim produksi dapat menghindari pengambilan gambar ulang atau perubahan besar yang mahal selama produksi. Ini dapat menghemat waktu dan sumber daya.
  7. Komunikasi Tim: Storyboard adalah alat komunikasi yang efektif di antara anggota tim produksi. Semua orang dapat melihat dan memahami apa yang diinginkan oleh sutradara atau perancang visual.
  8. Presentasi kepada Klien: Dalam konteks bisnis atau proyek klien, storyboard dapat digunakan untuk mempresentasikan ide atau rencana kepada klien atau pemangku kepentingan. Ini membantu mengkomunikasikan visi proyek secara jelas.
  9. Evaluasi Pra-produksi: Storyboard memungkinkan untuk mengevaluasi ide dan konsep sebelum masuk ke tahap produksi yang lebih mahal. Ini membantu mengidentifikasi masalah dan memungkinkan untuk perbaikan sebelumnya.
  10. Pengembangan Narasi: Storyboard membantu dalam pengembangan narasi visual, membantu mengarahkan arah cerita, perubahan suasana, dan perubahan emosi karakter.

Dengan demikian, storyboard adalah alat yang sangat penting dalam produksi visual yang membantu merencanakan, mengkomunikasikan, dan memvisualisasikan ide dan konsep dalam bentuk gambar sebelum masuk ke tahap produksi yang lebih lanjut.

4 dari 5 halaman

Jenis storyboard

Ada beberapa jenis storyboard yang digunakan dalam industri produksi visual, dan pilihan jenis storyboard dapat bervariasi tergantung pada jenis proyek, preferensi, dan kebutuhan produksi. Berikut beberapa jenis storyboard yang umum digunakan:

1. Storyboard Tradisional

Jenis storyboard ini biasanya digunakan dalam produksi film, animasi, atau video. Ini terdiri dari serangkaian panel gambar atau sketsa yang digambar tangan atau dengan perangkat lunak khusus. Setiap panel mewakili adegan atau shot dalam produksi, dan panel-panel ini biasanya ditempatkan dalam urutan kronologis. Setiap panel dilengkapi dengan deskripsi adegan, dialog, dan catatan teknis.

2. Storyboard Digital

Storyboard digital dibuat menggunakan perangkat lunak grafis, yang memungkinkan untuk menggambar, mengedit, dan memanipulasi gambar dan teks dengan lebih mudah daripada storyboard tradisional. Ini dapat meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi dalam pembuatan storyboard.

3. Storyboard Berbasis Pemodelan 3D

Dalam beberapa produksi animasi 3D atau film dengan efek khusus yang kompleks, storyboard berbasis pemodelan 3D dapat digunakan. Ini melibatkan pembuatan model 3D dari set, karakter, dan objek, dan kemudian mengatur adegan dalam lingkungan 3D untuk merencanakan pergerakan kamera dan karakter.

4. Animatic

Animatic adalah versi awal dari produksi yang menggunakan gambar-gambar statis dari storyboard yang telah diatur dalam urutan, tetapi dengan tambahan elemen animasi sederhana seperti pergerakan kamera, transisi, atau penggerakan karakter dalam bentuk animasi yang kasar. Ini memberikan gambaran kasar tentang bagaimana produksi akan terlihat setelah animasi lengkap dibuat.

5. Storyboard Interaktif

Untuk proyek multimedia interaktif seperti video game atau aplikasi interaktif, storyboard interaktif dapat digunakan. Ini mencakup sketsa atau ilustrasi dari setiap adegan dalam permainan atau aplikasi dan seringkali melibatkan pemrograman sederhana untuk menggambarkan interaktivitas antara elemen-elemen dalam storyboard.

6. Storyboard Vertical (Vertical Storyboard)

Digunakan khusus dalam produksi konten digital untuk platform seperti smartphone. Ini menggambarkan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan aplikasi atau konten dalam format yang sesuai dengan layar vertikal perangkat.

7. Storyboard Komik (Comic Storyboard)

Digunakan untuk proyek-proyek yang akan diadaptasi menjadi komik atau novel grafis. Ini mencakup panel-panel yang menggambarkan adegan dan dialog seperti dalam komik.

Setiap jenis storyboard memiliki kegunaan dan keunggulan tertentu tergantung pada jenis proyek yang sedang dikerjakan dan kebutuhan kreatifnya. Pemilihan jenis storyboard yang tepat dapat membantu memudahkan proses produksi dan komunikasi visi proyek dengan lebih baik kepada anggota tim dan pemangku kepentingan.

5 dari 5 halaman

Cara membuat storyboard

Membuat storyboard melibatkan beberapa langkah yang perlu diikuti untuk merencanakan dan menggambarkan adegan atau urutan dalam produksi visual Anda. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk membuat storyboard:

  1. Merencanakan Alur Cerita: Sebelum Anda mulai membuat storyboard, merencanakan alur cerita atau urutan adegan secara keseluruhan. Ini melibatkan pemikiran tentang bagaimana cerita akan berkembang dan bagaimana setiap adegan atau shot akan berkontribusi pada alur cerita secara keseluruhan.
  2. Pilih Format Storyboard: Tentukan jenis storyboard yang akan Anda gunakan, apakah itu storyboard tradisional yang digambar tangan, storyboard digital, atau jenis storyboard lain yang sesuai dengan proyek Anda.
  3. Bagi Halaman: Jika Anda menggunakan storyboard tradisional, bagi halaman atau kertas menjadi panel-panel kecil untuk menggambarkan setiap adegan. Ukuran dan jumlah panel tergantung pada kompleksitas adegan dan preferensi Anda.
  4. Gambarkan Panel: Mulailah menggambar panel-panel storyboard. Untuk setiap panel, gambarkan adegan atau shot yang ingin Anda visualisasikan. Gunakan gambar atau sketsa sederhana untuk menggambarkan komposisi visual, karakter, objek, dan latar belakang.
  5. Tambahkan Deskripsi: Di bawah atau di sekitar setiap panel, tambahkan deskripsi singkat adegan atau shot. Ini bisa mencakup detail seperti dialog, pergerakan karakter, sudut kamera, dan catatan teknis lainnya yang relevan.
  6. Atur Urutan: Susun panel-panel tersebut dalam urutan yang benar sesuai dengan alur cerita Anda. Pastikan bahwa adegan-adegan berjalan dengan alur yang sesuai.
  7. Transisi: Jika diperlukan, tambahkan panah atau garis penghubung antara panel-panel untuk menunjukkan pergerakan kamera atau transisi visual antara adegan. Ini membantu dalam merencanakan aliran visual dari satu adegan ke adegan berikutnya.
  8. Warnai (Opsional): Jika Anda menggunakan storyboard tradisional, Anda dapat menambahkan warna untuk memberikan indikasi atmosfer atau suasana adegan. Ini adalah langkah opsional, tergantung pada preferensi Anda.
  9. Review dan Koreksi: Setelah selesai membuat storyboard, periksa ulang untuk memastikan bahwa itu sesuai dengan visi Anda. Koreksi atau perbaiki jika diperlukan.
  10. Distribusi dan Konsultasi: Bagikan storyboard kepada anggota tim produksi, seperti sutradara, sinematografer, atau animator, untuk mendapatkan masukan dan umpan balik mereka. Diskusikan perubahan yang mungkin diperlukan.
  11. Finalisasi: Setelah storyboard telah direvisi dan disetujui, Anda dapat memfinalisasi dan menyimpannya dalam format yang sesuai untuk digunakan sebagai panduan selama produksi.
  12. Penggunaan Selama Produksi: Selama proses produksi, storyboard akan menjadi panduan bagi tim untuk mengarahkan pengambilan gambar, animasi, atau proses lainnya. Pastikan semua anggota tim memahami dan mengikuti storyboard dengan baik.

Ingatlah bahwa membuat storyboard adalah bagian penting dari pra-produksi dalam produksi visual, dan semakin detail dan jelas storyboard Anda, semakin baik panduan yang Anda berikan kepada tim produksi. Selain itu, storyboard juga dapat berubah selama proses produksi jika perubahan atau penyesuaian diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.