Liputan6.com, Jakarta Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa kuno, yang seiring dengan perkembangan zaman penggunaannya mulai merosot, terutama di kalangan generasi muda. Untuk menjaga keberlanjutan dan keberagaman bahasa Jawa, banyak upaya telah dilakukan oleh para ahli bahasa, pemerintah, dan komunitas lokal.
Salah satu upaya yang paling menarik adalah penggunaan "tembung saroja," yang merupakan sebuah inovasi untuk mempopulerkan, dan mempertahankan bahasa Jawa. Sebelum mengetahui apa saja contoh tembung saroja, maka sangat penting memahami artinya.
Menurut seorang ahli bahasa, Padmosoekatjo (1953:24), arti harfiah dari tembung saroja adalah kata ganda atau dua kata yang sama atau hampir sama artinya, dan biasanya dipakai bersamaan. Contoh tembung saroja biasanya memadukan unsur-unsur tradisional, dan kontemporer dalam bahasa Jawa.
Advertisement
Contoh tembung saroja dan penggunaannya, merupakan upaya kreatif untuk mempertahankan dan mempopulerkan bahasa Jawa, di tengah perkembangan bahasa-bahasa lain yang lebih dominan, seperti bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
Berikut ini contoh tembung saroja yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (21/9/2023).Â
Contoh dan Artinya
1. Amrik minging = bau wangi
2. Gagah prakosa = gagah perkasa
3. Akal budi = pemikiran
4. Teguh santosa = kuat
5. Tata krama = tata krama
6. Edi peni = indah sekali
7. Njungkir walik = jungkir balik
8. Babak bundhas = terluka parah
9. Tindak tanduk = tingkah laku
10. Padhang jingglang = terang benderang
11. Tandang grayang = melakukan pekerjaan
12. Sabar darana = sabar sekali
Â
13. Arum wangi = bau wangi
14. Kongas ngambar = semerbak baunya
15. Nistha dama = nista atau jelek
16. Kukuh bakuh = kuat
17. Sinuba sinukarta = sangat dihormati
18. Watak wantu = sikap
19. Baya pakewuh = rintangan
20. Andhap asor = rendah hati
21. Tumpang tindhih = tumpang tindih
22. Bunder seser = bulat sekali
23. Putih memplak = putih sekali
24. Tingkah laku = perilaku
25. Sumbang surung = sumbangan atau andil
26. Nungsang jempalik = jungkir balik
27. Solah bawa = tingkah laku
28. Wadya bala = bala tentara
29. Godha rencana = godaan
30. Lalu lungse = sudah berlalu
Advertisement
Contoh Tembung Saroja
1. Dhawuh timbalan = perintah
2. Lagak lageyan = perilaku
3. Rame gumuruh = ramai sekali
4. Sayuk rukun = rukun sekali
5. Sih tresna = belas kasih
6. Solah tingkah = tingkah laku
7. Mukti wibawa = kedudukan tinggi
8. Gepok senggol = bersentuhan
9. Endah peni = indah sekali
10. Adi luhung = bernilai tinggi
11. Mula buka = permulaan
12. Angkara murka = sikap jahat
13. Budi pekerti = perilaku
14. Sri narendra = raja
15. Suka rena = senang sekali
16. Dhawuh timbalan = perintah
17. Glogok sok = dituang semua
18. Tata trapsila = norma kesusilaan
19. Sinuba sinukarta = sangat dihormati
20. Japa mantra = mantra atau doa
21. Tepa tuladha = contoh
22. Gepok senggol = bersentuhan
23. Tepa palupi = contoh
24. Rahayu slamet = selamat
26. Sato kewan = hewan
27. Babak bundhas = terluka parah
28. Tata trapsila = norma kesusilaan
29. Japa mantra = mantra atau doa
30. Tepa tuladha = contoh
31. Tepa palupi = contoh
32. Dowo Tangane = suka mencuri
33. Rahayu slamet = selamat
34. Sato kewan = hewan
35. Tambal sulam = tambal atau melengkapi
Â
Contoh dalam Percakapan
1. Gegere Sigit abang mbranang amarga dikeroki esuk mau = Punggung Sigit terlihat merah sekali karena dikeroki tadi pagi. (Artinya: Punggung Sigit terlihat sangat merah karena dia mendapat pukulan keras pagi tadi)
2. Urip nang deso kuwi luwih ayem tentrem mbangane urip nang kutho = Hidup di desa lebih terasa damai dibandingkan hidup di perkotaan. (Artinya: Kehidupan di desa lebih tenang dan damai dibandingkan dengan hidup di kota)
3. Pak Tukiyo seneng nandur kembang ing plataran omahe. Omahe dadi tansah katon edi peni. = Pak Tukiyo suka menanam bunga di halaman rumahnya. Rumahnya menjadi terlihat indah sekali. (Artinya: Pak Tukiyo senang menanam bunga di halaman rumahnya. Hal ini membuat rumahnya terlihat sangat indah)
4. Bondan durung isoh lila lan legawa nrima kasunyatan Bapakke sik sedo. = Bondan belum bisa secara ikhlas merelakan kepergian ayahnya yang sudah meninggal. (Artinya: Bondan belum bisa menerima dengan ikhlas kepergian ayahnya yang telah meninggal)
5. Bubar diganti lampu-lampune, ing wayah dalu kantor kelurahan Gumul katon padhang njingglang =Â Setelah diganti lampu-lampunya, di malam hari kantor kelurahan Gumul terlihat sangat terang. (Artinya: Setelah lampu-lampu diganti, pada malam hari, kantor kelurahan Gumul terlihat sangat terang)
6. Bubar ngerti tumindake gawe kerugian sing akeh. Wong-wong banjur podho nunjang palang siji lan sijine = Setelah memahami bahwa tindakannya menyebabkan banyak kerugian, orang-orang saling menunjuk satu sama lain. (Artinya: Setelah memahami bahwa tindakannya telah menyebabkan banyak kerugian, orang-orang saling menyalahkan satu sama lain)
Â
Advertisement