Sukses

41 Contoh Tembung Saroja dalam Bahasa Jawa, Miliki Arti Unik dan Kreatif

Tembung Saroja adalah sebuah konsep linguistik, yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan campuran kata-kata dari bahasa Jawa kuno (bahasa Jawa Kawi) dan bahasa Jawa modern dalam satu kalimat.

Liputan6.com, Jakarta Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa kuno, yang seiring dengan perkembangan zaman penggunaannya mulai merosot, terutama di kalangan generasi muda. Untuk menjaga keberlanjutan dan keberagaman bahasa Jawa, banyak upaya telah dilakukan oleh para ahli bahasa, pemerintah, dan komunitas lokal.

Salah satu upaya yang paling menarik adalah penggunaan "tembung saroja," yang merupakan sebuah inovasi untuk mempopulerkan, dan mempertahankan bahasa Jawa. Sebelum mengetahui apa saja contoh tembung saroja, maka sangat penting memahami artinya.

Menurut seorang ahli bahasa, Padmosoekatjo (1953:24), arti harfiah dari tembung saroja adalah kata ganda atau dua kata yang sama atau hampir sama artinya, dan biasanya dipakai bersamaan. Contoh tembung saroja biasanya memadukan unsur-unsur tradisional, dan kontemporer dalam bahasa Jawa.

Contoh tembung saroja dan penggunaannya, merupakan upaya kreatif untuk mempertahankan dan mempopulerkan bahasa Jawa, di tengah perkembangan bahasa-bahasa lain yang lebih dominan, seperti bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

Berikut ini contoh tembung saroja yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (21/9/2023). 

2 dari 4 halaman

Contoh dan Artinya

1. Amrik minging = bau wangi

2. Gagah prakosa = gagah perkasa

3. Akal budi = pemikiran

4. Teguh santosa = kuat

5. Tata krama = tata krama

6. Edi peni = indah sekali

7. Njungkir walik = jungkir balik

8. Babak bundhas = terluka parah

9. Tindak tanduk = tingkah laku

10. Padhang jingglang = terang benderang

11. Tandang grayang = melakukan pekerjaan

12. Sabar darana = sabar sekali

 

13. Arum wangi = bau wangi

14. Kongas ngambar = semerbak baunya

15. Nistha dama = nista atau jelek

16. Kukuh bakuh = kuat

17. Sinuba sinukarta = sangat dihormati

18. Watak wantu = sikap

19. Baya pakewuh = rintangan

20. Andhap asor = rendah hati

21. Tumpang tindhih = tumpang tindih

22. Bunder seser = bulat sekali

23. Putih memplak = putih sekali

24. Tingkah laku = perilaku

25. Sumbang surung = sumbangan atau andil

26. Nungsang jempalik = jungkir balik

27. Solah bawa = tingkah laku

28. Wadya bala = bala tentara

29. Godha rencana = godaan

30. Lalu lungse = sudah berlalu

3 dari 4 halaman

Contoh Tembung Saroja

1. Dhawuh timbalan = perintah

2. Lagak lageyan = perilaku

3. Rame gumuruh = ramai sekali

4. Sayuk rukun = rukun sekali

5. Sih tresna = belas kasih

6. Solah tingkah = tingkah laku

7. Mukti wibawa = kedudukan tinggi

8. Gepok senggol = bersentuhan

9. Endah peni = indah sekali

10. Adi luhung = bernilai tinggi

11. Mula buka = permulaan

12. Angkara murka = sikap jahat

13. Budi pekerti = perilaku

14. Sri narendra = raja

15. Suka rena = senang sekali

16. Dhawuh timbalan = perintah

17. Glogok sok = dituang semua

18. Tata trapsila = norma kesusilaan

19. Sinuba sinukarta = sangat dihormati

20. Japa mantra = mantra atau doa

21. Tepa tuladha = contoh

22. Gepok senggol = bersentuhan

23. Tepa palupi = contoh

24. Rahayu slamet = selamat

26. Sato kewan = hewan

27. Babak bundhas = terluka parah

28. Tata trapsila = norma kesusilaan

29. Japa mantra = mantra atau doa

30. Tepa tuladha = contoh

31. Tepa palupi = contoh

32. Dowo Tangane = suka mencuri

33. Rahayu slamet = selamat

34. Sato kewan = hewan

35. Tambal sulam = tambal atau melengkapi

 

4 dari 4 halaman

Contoh dalam Percakapan

1. Gegere Sigit abang mbranang amarga dikeroki esuk mau = Punggung Sigit terlihat merah sekali karena dikeroki tadi pagi. (Artinya: Punggung Sigit terlihat sangat merah karena dia mendapat pukulan keras pagi tadi)

2. Urip nang deso kuwi luwih ayem tentrem mbangane urip nang kutho = Hidup di desa lebih terasa damai dibandingkan hidup di perkotaan. (Artinya: Kehidupan di desa lebih tenang dan damai dibandingkan dengan hidup di kota)

3. Pak Tukiyo seneng nandur kembang ing plataran omahe. Omahe dadi tansah katon edi peni. = Pak Tukiyo suka menanam bunga di halaman rumahnya. Rumahnya menjadi terlihat indah sekali. (Artinya: Pak Tukiyo senang menanam bunga di halaman rumahnya. Hal ini membuat rumahnya terlihat sangat indah)

4. Bondan durung isoh lila lan legawa nrima kasunyatan Bapakke sik sedo. = Bondan belum bisa secara ikhlas merelakan kepergian ayahnya yang sudah meninggal. (Artinya: Bondan belum bisa menerima dengan ikhlas kepergian ayahnya yang telah meninggal)

5. Bubar diganti lampu-lampune, ing wayah dalu kantor kelurahan Gumul katon padhang njingglang = Setelah diganti lampu-lampunya, di malam hari kantor kelurahan Gumul terlihat sangat terang. (Artinya: Setelah lampu-lampu diganti, pada malam hari, kantor kelurahan Gumul terlihat sangat terang)

6. Bubar ngerti tumindake gawe kerugian sing akeh. Wong-wong banjur podho nunjang palang siji lan sijine = Setelah memahami bahwa tindakannya menyebabkan banyak kerugian, orang-orang saling menunjuk satu sama lain. (Artinya: Setelah memahami bahwa tindakannya telah menyebabkan banyak kerugian, orang-orang saling menyalahkan satu sama lain)

Â