Liputan6.com, Jakarta - Kali ini akan membahas fenomena serakah, sifat yang tak pernah puas dengan apa yang dimiliki, dan bagaimana hal ini memengaruhi keseimbangan dalam kehidupan. Serakah, atau persamaannya loba, tamak, atau rakus, telah lama menjadi bagian dari eksistensi manusia.
Baca Juga
Advertisement
Namun, apakah selama ini banyak orang sudah benar-benar memahami maksud dari kata serakah? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan serakah adalah keinginan untuk memiliki lebih dari yang dimiliki.
Ini adalah dorongan yang kuat untuk terus mengejar lebih banyak harta dan kekayaan. Dalam bahasa yang sederhana, serakah adalah sifat yang membuat seseorang tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada dalam genggamannya.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang serakah, ciri-ciri, penyebab, dan cara menghindari sifat buruk ini, Jumat (22/9/2023).
Disebut Penyakit Hati
Pemahaman lebih dalam lagi, serakah adalah bisa dianggap sebagai penyakit hati yang dapat menjangkiti siapa saja. Serakah membuat seseorang terus mementingkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain. Hasrat yang tak terpuaskan untuk memiliki lebih banyak harta seringkali mengaburkan nilai-nilai kehidupan yang lebih penting seperti kebahagiaan, kedamaian, dan keadilan.
Universitas An-Nur Lampung juga memberikan pandangan menarik mengenai serakah dalam bahasa Arab, yang disebut "tamak." Tamak adalah kata yang artinya mirip dengan serakah, ini sifat berlebih-lebihan dalam mencari harta.
Tamak mencerminkan sikap yang tidak pernah puas dengan pencapaian yang sudah diraih. Dalam hal ini, tamak mencerminkan cinta berlebihan terhadap harta dunia, tanpa memperhatikan hukum yang mungkin melibatkan dosa besar.
Dalam buku berjudul "Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak" yang disusun oleh Drs H Masan AF M Pd, kita menemukan gambaran yang lebih dalam tentang orang yang serakah. Mereka selalu hidup dalam ketakutan akan kehilangan harta mereka, bahkan jika itu menyiksa diri mereka sendiri. Dampak psikologis dan emosional dari serakah adalah dapat sangat merusak, mengganggu keseimbangan emosi dan kebahagiaan dalam kehidupan seseorang.
Dalam dunia modern yang serba cepat ini, serakah sering kali mendorong setiap manusia untuk terus mengejar kesuksesan material. Namun, penting untuk mengevaluasi ulang nilai-nilai yang dianut dan mencari keseimbangan antara pencapaian materi dan kebahagiaan sejati.
Kesadaran akan bahaya serakah adalah langkah pertama menuju kehidupan yang lebih bermakna dan berkelimpahan.
Advertisement
Ciri-Cirinya
Menurut modul buku berjudul "Akidah Akhlak Kelas V SD (2020)," terdapat beberapa ciri-ciri sifat serakah yang perlu diketahui. Ciri-ciri ini adalah:
1. Menginginkan Kekayaan dalam Jumlah Berlebihan
Seseorang yang serakah selalu menginginkan kekayaan dan harta dalam jumlah yang tidak terbatas. Mereka tidak puas dengan apa yang sudah mereka miliki dan selalu ingin lebih.
2. Tidak Pernah Merasa Cukup
Sifat serakah membuat seseorang tidak pernah merasa cukup. Mereka terus mementingkan akumulasi harta tanpa batas, tanpa mempedulikan kepuasan batin.
3. Rakus Terhadap Harta
Rakus terhadap harta adalah ciri serakah yang mencolok. Seseorang yang serakah akan melupakan nilai-nilai moral dan etika demi memperoleh lebih banyak harta.
4. Mengesampingkan Kepentingan Umum
Ciri serakah yang sangat mencemaskan adalah kecenderungan untuk lebih mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan umum. Mereka tidak memikirkan dampak sosial dari tindakan serakah mereka.
Penyebabnya
Sifat serakah tidak muncul begitu saja. Ada beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang untuk menjadi serakah. Penyebab-penyebab ini adalah:
1. Terlalu Cinta Dunia
Seseorang yang terlalu mencintai dunia cenderung mengejar harta dan kesuksesan materi, tanpa memperhatikan nilai-nilai spiritual dan sosial.
2. Tidak Memahami Arti Hidup Bermasyarakat
Ketidakpahaman terhadap arti hidup dalam masyarakat dapat mengarahkan seseorang untuk lebih mementingkan diri sendiri daripada berkontribusi pada kebaikan bersama.
3. Tidak Mengimani Qada dan Qadar Allah Swt
Ketidakpercayaan terhadap takdir Allah Swt dan usaha yang seimbang dapat membuat seseorang terjebak dalam serakah, karena mereka merasa harus mengendalikan segalanya.
4. Tidak Menyadari Harta Hanyalah Titipan Allah SWT
Kesadaran akan bahwa harta dan kekayaan hanyalah titipan dari Allah Swt dapat membantu seseorang untuk lebih bersyukur dan tidak menjadi serakah.
5. Tidak Sadar sebagai Hamba Allah SWT
Seseorang yang lupa perannya sebagai hamba Allah Swt dan lebih mengabdikan diri pada harta dan dunia cenderung terperangkap dalam sikap serakah.
6. Lupa dengan Akhirat
Lupa akan kehidupan akhirat dapat membuat seseorang terlalu terfokus pada kekayaan dunia, tanpa memperhatikan nilai-nilai spiritual dan moral yang akan membawa mereka ke akhirat.
Cara Menghindarinya
1. Praktikkan Rasa Syukur
Selalu berusaha untuk menghargai apa yang sudah Anda miliki. Luangkan waktu setiap hari untuk merenungkan hal-hal positif dalam hidup Anda dan bersyukur atas mereka. Ini membantu Anda menghindari perasaan tidak pernah puas.
2. Atur Prioritas
Tentukan nilai-nilai yang paling penting dalam hidup Anda, seperti keluarga, kesehatan, atau persahabatan. Prioritaskan nilai-nilai ini di atas harta dan kekayaan materi. Ini membantu Anda tetap fokus pada hal-hal yang lebih berarti.
3. Berkontribusi dan Berbagi
Terlibat dalam kegiatan sukarela dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan dapat membantu Anda melihat nilai dalam memberikan daripada hanya menerima. Hal ini juga membantu Anda merasa lebih terhubung dengan orang lain.
4. Bataskan Pengeluaran
Buat anggaran dan batasi pengeluaran Anda. Menetapkan batasan finansial dapat membantu mengendalikan dorongan untuk terus mengumpulkan harta.
5. Latih Empati
Cobalah untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain. Ini dapat membantu Anda lebih sadar akan dampak tindakan Anda pada orang lain dan mengurangi egoisme.
6. Meditasi dan Refleksi
Praktik meditasi atau refleksi dapat membantu Anda menjadi lebih sadar akan pikiran dan perasaan Anda. Ini dapat membantu Anda mengenali tanda-tanda awal serakah dan mengatasi mereka.
7. Pendidikan Diri
Pelajari lebih lanjut tentang sifat serakah dan dampaknya pada individu dan masyarakat. Pengetahuan yang lebih baik dapat membantu Anda mengidentifikasi perilaku serakah dan mengambil langkah untuk menghindarinya.
8. Berkomunikasi dengan Orang Terdekat
Berbicaralah dengan orang-orang yang Anda percayai, seperti teman dekat atau anggota keluarga, tentang perasaan Anda terkait dorongan serakah. Mereka dapat memberikan dukungan dan perspektif yang berharga.
9. Atur Tujuan yang Sehat
Tetapkan tujuan yang realistis dan sehat dalam hidup Anda. Fokus pada pencapaian tujuan ini akan membantu Anda melepaskan dorongan yang tidak perlu untuk memiliki segalanya.
10. Evaluasi Diri Secara Berkala
Selalu lakukan introspeksi diri secara berkala. Tinjau apakah Anda telah melanggar prinsip-prinsip anti-serakah yang telah Anda tetapkan dan ambil langkah untuk memperbaiki diri jika perlu.
Â
Advertisement