Sukses

9 Fakta Adolf Hitler yang Belum Banyak Diketahui, Vegetarian dan Tak Minum Alkohol

Hitler menerima medali Iron Cross First Class sebagai penghargaan atas pengabdiannya dalam angkatan bersenjata Jerman pada Perang Dunia 1.

Liputan6.com, Jakarta Adolf Hitler merupakan pemimpin Nazi Jerman yang kejam. Adolf Hitler adalah salah satu tokoh yang paling kontroversial dalam sejarah manusia. Dikenal atas peranannya dalam memicu Perang Dunia II dan mengorak langkah Holocaust, namanya telah menjadi simbol kejahatan dan penindasan. 

Meskipun banyak yang telah ditulis dan dibahas mengenai tindakan kontroversialnya, ada sisi-sisi lain dari kehidupan dan karakternya yang masih menyimpan misteri dan rincian menarik yang mungkin belum banyak diketahui. Dari asal-usul namanya yang unik hingga minatnya dalam seni.

Di balik sosok dengan citra mengerikan, Adolf Hitler ternyata memiliki sisi-sisi kehidupan pribadi yang menarik untuk diungkap. Berikut 9 fakta menarik yang belum banyak diketahui tentang kehidupan pemimpin Nazi yang fenomenal, Adolf Hitler, Dirangkum Liputan6.com dari laman britannica.com, Senin (25/9/2023).

2 dari 5 halaman

1. Hubungan Keluarga yang Rumit

Ayah Adolf Hitler, Alois, adalah anak yang lahir di luar nikah, ia mendapatkan nama belakang ibunya, Maria Anna Schicklgruber. Saat berusia 40 tahun, Alois Schicklgruber memutuskan untuk mengubah nama belakangnya menjadi mengadopsi nama belakang ayah tirinya, Johann Georg Hiedler.

Banyak spekulasi yang mengatakan Johann Georg Hiedler adalah ayah biologis Alois. Seiring berjalannya waktu ejaan nama Hiedler berubah menjadi Hitler, namun tidak diketahui dengan pasti alasan perubahan ejaan nama tersebut.

Adolf adalah anak dari pernikahan ketiga ayahnya. Ibunya, Klara Pölzl, melahir 6 orang anak dari pernikahannnya dengan Alois Hitler. Meski begitu hanya Adolf dan seorang saudara perempuannya yang bertahan hidup hingga dewasa. Adolf memiliki hubungan yang sangat dekat dengan sang ibu, namun tidak demikian dengan sang ayah yang meninggal pada tahun 1903. Adolf dikabarkan mengalami masa yang sulit pasca kematian ibunya akibat kanker payudara pada tahun 1907.

2. Mendapat Penghargaan pada Perang Dunia 1

Hitler menerima medali Iron Cross First Class sebagai penghargaan atas pengabdiannya dalam angkatan bersenjata Jerman pada Perang Dunia 1. Tampaknya penghargaan ini menjadi hal yang cukup berarti baginya. Ketika ditemukan tewas bunuh diri pada 1945, Hitler mengenakan medali Iron Cross First Class ini.

Hitler sering menggambarkan dirinya sebagai seorang pahlawan perang, tetapi penelitian terbaru telah menggugat catatan pengalamannya di medan pertempuran. Memang benar Hitler sempat terluka pada Pertempuran Pertama di Somme (1916). 

Tapi fakta terbaru mengatakan bahwa Hitler hampir tidak pernah dara di garis terdepan pertempuran dan hanya menjadi utusan di markas resimen yang relatif aman. Fakta ini menyangkal klaimnya yang mengatakan bahwa hitler berada dalam bahaya “setiap saat” layaknya prajurit yang berada di garda terdepan.

Hitler juga pernah mengatakan bahwa ia sempat mengalami kebutaan sementara akibat  serangan gas mustard pada tahun 1918. Namun dokumen medis yang disebutkan menyatakan bahwa dia mengalami "kebutaan histeris". Hitler pun menjalani masa pemulihan ketika Jerman menyerah. 

Selain itu, penghargaan Iron Cross First Class tidak menyebutkan prestasi keberanian tertentu. Hal ini mengarahkan beberapa peneliti berspekulasi bahwa medali tersebut diberikan untuk menghormati masa dinas Hitler secara umum sebagai perwira.

3 dari 5 halaman

3. Sempat Menulis Buku Saat Dipenjara

Pada tahun 1924, ketika sedang dipenjara karena upaya kudeta yang gagal, Hitler mulai menulis bukunya yang paling terkenal, "Mein Kampf" atau "Perjuanganku." Buku ini adalah manifestasi dari pemikiran rasialis dan anti-Semitik Hitler, serta catatan otobiografinya. 

Buku yang diterbitkan dalam dua volume (1925, 1927) ini awalnya tidak terlalu sukses, namun kemudian menjadi salah satu buku terlarang terbesar di dunia. Sebagai “kitab”Nasional Sosialisme, itu menjadi bacaan wajib di Jerman, dan pada tahun 1939 lebih dari lima juta salinan telah terjual.

Setelah kematian Hitler, karya ini dilarang beredar di Jerman dan beberapa negara lainnya. Negara bagian Jerman Bavaria, yang memiliki hak cipta, menolak memberikan hak penerbitan. Namun, beberapa penerbit asing terus mencetak karya tersebut, dan pada tahun 2016, karya tersebut memasuki ranah publik setelah hak cipta kedaluwarsa. Beberapa hari kemudian, Mein Kampf kembali diterbitkan di Jerman untuk pertama kalinya sejak tahun 1945 dan menjadi buku terlaris.

4. Kebakaran Gedung Parlemen Jadi Awal Masa Kekuasaan

Setelah serangkaian manuver dan intrik, Hitler diangkat menjadi kanselir Jerman pada Januari 1933. Namun, dia bercita-cita untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih besar. Cita-cita tersebut tercapai ketika gedung parlemen Jerman terbakar dan rusak parah pada tanggal 27 Februari 1933. 

Keterlibatan Hitler dalam kebakaran Reichstag memang tidak dapat dibuktikan dengan konkret. Seorang komunis dinyatakan sebagai tersangka dari kebakaran gedung parlemen tersebut. Hitler menggunakan peristiwa itu untuk mengukuhkan otoritasnya. Sehari setelah kebakaran tersebut, dia mengawasi penangguhan semua kebebasan sipil.

Dalam pemilihan bulan berikutnya, Nazi dan sekutu-sekutunya memperoleh mayoritas di Reichstag. Pada tanggal 23 Maret 1933, Reichstag mengesahkan Undang-Undang Kekuasaan (Enabling Act), yang memberi izin kepada Hitler untuk mendirikan kediktatoran.

Kemudian, pada bulan Agustus 1934, segera setelah kematian Presiden Paul von Hindenburg, rakyat Jerman memberikan kekuasaan penuh kepada Hitler, menggabungkan jabatan kanselir dan presiden untuk menciptakan jabatan "Führer und Reichskanzler" ("Pemimpin dan Kanselir").

4 dari 5 halaman

5. Kecintaan pada Dunia Seni

Sebelum menjadi pemimpin Nazi, Hitler adalah seorang seniman yang memiliki cita-cita tinggi.  Sayangnya, dia ditolak oleh Akademi Seni Rupa Wina karena dirasa kurang berbakat. Meski begitu minatnya dalam seni tidak pernah pudar. Dia mengagumi karya seni klasik Yunani dan Romawi. Hitler menganggap seni modern, seperti Impresionisme, Kubisme, dan Dada, sebagai "seni yang merusak." 

Pada tahun 1930-an di bawah kekuasaannya, Nazi mulai menghapus seni "degeneratif" dari museum-museum Jerman. Karya-karya modern oleh Paul Klee, Pablo Picasso, Wilhelm Lehmbruck, dan Emile Nolde kemudian ditampilkan dalam pameran multikota tahun 1937 dan digambarkan sebagai "dokumen budaya dari karya dekadent Bolshevik dan Yahudi."

Sepanjang perang, Hitler memerintahkan perampasan karya seni dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kabarnya barang curian yang paling diidamkannya adalah Ghent Altarpiece. Karya-karya ini dimaksudkan untuk mengisi "museum super" yang direncanakan di Linz, Austria, yang dikenal sebagai Führermuseum.

6. Tidak Minum Alkohol, Vegetarian, dan Pengguna Narkoba

Dalam upaya membangun ras "Arya" yang unggul, Nazi dikenal karena mempromosikan kebijakan yang peduli kesehatan. Jadi, tidak mengherankan bahwa Hitler dikabarkan sebagai seorang yang tidak minum alkohol, tidak merokok, dan vegetarian. Namun, gaya hidup sehatnya ini kontradiktif dengan kebiasaannya menggunakan narkoba.

Menurut penelitian terbaru, pada tahun 1941 dokter pribadinya, Theodor Morell, mulai menyuntikkan berbagai jenis obat ke tubuhnya, termasuk oksikodon, methamphetamine, morfin, dan bahkan kokain. Faktanya, penggunaan narkoba dilaporkan meluas di seluruh Partai Nazi, bahkan para tentara sering diberi meth sebelum pertempuran.

Mendekati akhir hidupnya, Hitler dikabarkan seringkali menggigil. Meskipun beberapa orang mengaitkan ini dengan penyakit Parkinson, yang lain berspekulasi bahwa itu adalah akibat dari sakau obat, yang saat itu sulit didapatkan.

 

5 dari 5 halaman

7. Miliarder

Mungkin didorong oleh kemiskinan masa muda, Hitler tampaknya bertekad untuk mengumpulkan kekayaan pribadi. Sebagian besar uangnya berasal dari sumber yang dapat diprediksi, yaitu uang pemerintah dan "sumbangan" dari perusahaan. Namun, dia juga menjalankan skema yang lebih kreatif. 

Setelah menjadi kanselir, ia diketahui meminta pemerintah untuk membeli salinan buku Mein Kampf buatan untuk diberikan sebagai hadiah pernikahan negara kepada pasangan pengantin baru. Skema ini menghasilkan royalti besar bagi Hitler. Selain itu, dia menolak membayar pajak penghasilan. 

Dia menggunakan kekayaan sekitar $5 miliar untuk mengumpulkan koleksi seni,  membeli perabotan mewah, dan mendapatkan berbagai properti. Setelah perang, hartanya diberikan kepada Bavaria.

8. Skandal Nobel Prize

Pada tahun 1939, seorang legislator Swedia mencalonkan Hitler untuk Nobel Peace Prize. Meskipun usulan ini dimaksudkan sebagai lelucon, hanya sedikit orang yang menganggapnya lucu dan malah memunculkan kehebohan. Pencalonan tersebut pun segera ditarik kembali. 

Pencalonan ini dipicu peristiwa empat tahun sebelumnya. Seorang jurnalis Jerman, Carl von Ossietzky, yang merupakan kritikus vokal Hitler, dinobatkan sebagai pemenang Nobel Peace Prize tahun 1935. Penganugerahan tersebut dianggap sebagai hinaan terhadap Nazisme dan Jerman. 

Akibatnya, Hitler melarang semua orang Jerman menerima Nobel Prize dan menciptakan German National Prize for Art and Science sebagai alternatif. Tiga orang Jerman yang kemudian memenangkan Nobel selama Reich Ketiga terpaksa menolak penghargaan mereka, meskipun mereka kemudian menerima diploma dan medali.

9. Kematian dan Teori Konspirasi 

Pada 30 April 1945, setelah kekalahan perang dan kemajuan pasukan Soviet, Hitler bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri di bunker bawah tanahnya di Berlin. Eva Braun, yang saat itu baru dinikahinya, juga mengakhiri hidupnya sendiri. Sesuai dengan keinginan Hitler, jenazah mereka dibakar dan kemudian dikuburkan. Namun muncul teori konspirasi yang mengatakan Hitler melarikan diri dan mendapat perlindungan di luar negeri.