Sukses

Apa Itu Apatis? Pahami Pengertian, Ciri-Ciri, Penyebab, dan Dampaknya bagi Kehidupan Seseorang

Apa itu apatis biasanya dialami oleh seseorang yang cenderung menjadi acuh tak acuh, tidak peduli, dan kurang termotivasi terhadap berbagai aspek kehidupan mereka.

Liputan6.com, Jakarta Apatis adalah istilah yang cukup sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Lalu apa itu apatis? Apatis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sikap atau kondisi ketika seseorang kehilangan minat, antusiasme, atau perasaan terhadap hal-hal dalam hidupnya, terutama yang berkaitan dengan emosi, sosial, atau politik.

Apa itu apatis biasanya dialami oleh seseorang yang cenderung menjadi acuh tak acuh, tidak peduli, dan kurang termotivasi terhadap berbagai aspek kehidupan mereka. Apa itu apatis biasanya ditandai dengan sikap tidak percaya pada sesuatu.

Sebagai contoh dalam konteks politik, apa itu apatis merujuk pada ketidakminatan atau ketidakpedulian terhadap masalah politik dan proses politik. Orang yang apatis terhadap politik cenderung tidak terlibat dalam pemilihan umum, tidak mengikuti berita politik, dan tidak memiliki sikap politik yang kuat.

Untuk memahami lebih dalam mengenai apa itu apatis, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (26/9/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Memahami Lebih Dalam Definisi Apatis

Untuk memahami apa itu apatis, tentu penting bagi kita untuk memahami pengertiannya dari berbagai sudut pandang. Secara etimologis, istilah "apatis" berasal dari bahasa Yunani, "pathos," yang berarti gairah atau emosi. Apatis muncul ketika seseorang kehilangan gairah, emosi, atau minat dalam kehidupan mereka, sehingga memengaruhi hubungan sosial, pekerjaan, dan kemampuan mereka untuk menikmati aspek-aspek kehidupan.

Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apa itu apatis artinya "acuh tak acuh, tidak peduli, dan masa bodoh." Ini merujuk pada sikap seseorang yang tampak tidak peduli terhadap banyak hal dalam hidupnya. Dalam konteks psikologi, apatis adalah kondisi psikologis di mana seseorang kehilangan minat, antusiasme, atau perasaan terhadap banyak aspek kehidupannya. Ini mencakup ketidakpedulian terhadap kehidupan sosial, emosional, dan fisik. Seseorang dengan perilaku apatis mungkin menarik diri dari interaksi sosial dan tampak pasif terhadap perubahan atau tuntutan dalam kehidupan mereka.

Seorang ahli, Albertine Minderop menjelaskan apatis sebagai "suatu sikap seseorang yang menarik diri serta seakan-akan pasrah pada keadaan." Ini menggambarkan bagaimana seseorang dengan apatis mungkin merasa tidak berdaya atau pasif terhadap situasi yang mereka hadapi. Dalam konteks kedokteran, apatis bisa menjadi gejala dari berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit mental seperti depresi, penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Parkinson atau Alzheimer, atau kondisi medis lainnya. Ini mencerminkan ketidakmampuan seseorang untuk merasakan kesenangan atau kesakitan seperti biasanya.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa apa itu apatis dapat dipahami sebagai  kondisi kejiwaan di mana seseorang kehilangan minat, antusiasme, dan perasaan terhadap berbagai aspek kehidupannya, termasuk sosial, emosional, dan fisik. Ini mencakup sikap acuh tak acuh dan ketidakpedulian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Pengidap apatis cenderung menarik diri dari interaksi sosial, tampak pasif terhadap perubahan, dan mungkin mengalami kesulitan dalam menikmati aspek-aspek kehidupan yang sebelumnya mereka nikmati. Meskipun sering dikaitkan dengan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya, apatis juga dapat menjadi gejala penyakit fisik tertentu. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani "pathos," yang berarti gairah atau emosi, menggambarkan hilangnya gairah dan emosi dalam kehidupan individu yang mengalaminya.

Penting untuk diingat bahwa apatis bukanlah kondisi yang sama dengan depresi, meskipun keduanya sering berhubungan. Apatis bisa menjadi gejala depresi, tetapi tidak semua orang yang mengalami apatis memiliki depresi. Selain itu, apatis juga bisa muncul sebagai respons terhadap stres atau perasaan putus asa. Seseorang yang mengalami apatis dan merasa bahwa hal ini mengganggu kehidupan sehari-hari mereka sebaiknya mencari bantuan dari profesional kesehatan mental untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai.

3 dari 6 halaman

Mengenal Ciri-Ciri Apatis

Apa itu apatis dapat dikenali dari ciri-cirinya. Ciri-ciri apatis mencakup beberapa aspek yang menggambarkan perilaku dan sikap seseorang yang mengalami kondisi ini:

1. Kehilangan Minat dan Ketertarikan

Orang yang mengalami apatis akan cenderung kehilangan minat dan ketertarikan terhadap banyak hal dalam hidupnya. Aktivitas atau hobi yang sebelumnya mereka nikmati dapat menjadi tidak menarik lagi, dan mereka mungkin merasa tidak termotivasi untuk berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas tersebut.

2. Ketidakpedulian terhadap Aspek Penting

Ciri-ciri apatis juga mencakup ketidakpedulian terhadap berbagai aspek penting dalam kehidupan manusia, termasuk aspek emosional, sosial, dan fisik. Mereka mungkin merasa acuh tak acuh terhadap perasaan mereka sendiri, hubungan sosial, atau bahkan kesehatan fisik mereka.

3. Kehilangan Motivasi dan Gairah

Seseorang yang mengalami apatis akan kehilangan motivasi dan gairah terhadap hal-hal yang dulunya mereka anggap menarik dan menyenangkan. Mereka mungkin merasa tidak bersemangat untuk mencapai tujuan atau melakukan aktivitas yang pernah mereka nikmati.

4. Tidak Peka terhadap Orang Lain dan Lingkungan

Ciri-ciri apatis mencakup kurangnya perasaan peduli atau kepekaan terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya. Seseorang dengan apatis cenderung tidak merespons perasaan atau kebutuhan orang lain dengan empati, dan mereka mungkin terisolasi secara sosial karena kurangnya ketertarikan pada interaksi sosial.

Ciri-ciri ini bersama-sama menggambarkan sikap dan perilaku seseorang yang acuh tak acuh, tidak peduli, dan kehilangan minat terhadap berbagai aspek kehidupannya. Apatis bisa menjadi gejala masalah kesehatan mental atau fisik tertentu, dan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang jika tidak diatasi dengan baik. Dalam banyak kasus, dukungan profesional dari seorang psikolog atau dokter dapat membantu individu yang mengalami apatis untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mengembalikan minat serta motivasi dalam hidup mereka.

4 dari 6 halaman

Faktor yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Apatis

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi apatis, yang mencakup berbagai aspek fisik, psikologis, dan sosial. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan apatis:

1. Gangguan Otak dan Penyakit Neurodegeneratif

Salah satu penyebab utama apatis adalah kerusakan pada area depan otak yang mengendalikan emosi, tujuan, dan perilaku. Penyakit seperti Alzheimer, demensia, stroke, Parkinson, skizofrenia, dan penyakit Huntington dapat merusak otak dan menyebabkan apatis. Sebagai contoh, hampir 70 persen pengidap demensia mengalami kehilangan minat atau perilaku apatis.

2. Depresi

Depresi adalah gangguan mental yang sering menyertai apatis. Orang dengan depresi cenderung kehilangan minat dan motivasi dalam aktivitas sehari-hari, dan ini dapat mengarah pada apatis.

3. Cedera Otak

Cedera otak yang disebabkan oleh trauma kepala, seperti pukulan keras, juga dapat menjadi penyebab apatis. Cedera otak dapat mengganggu fungsi otak yang mengatur emosi dan motivasi.

4. Kekurangan Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri yang rendah atau kehilangan rasa percaya diri dapat menjadi faktor penyebab apatis. Kekurangan fisik yang mendapat celaan dari orang lain dalam lingkungan sosial dapat mengurangi rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan mereka menjadi apatis.

5. Terkucil dan Kekecewaan

Seseorang yang merasa terkucil atau sering mengalami kekecewaan oleh orang-orang yang mereka percayai atau disayangi dapat menjadi apatis. Ketidakpercayaan dan perasaan dikhianati dapat merusak minat dan motivasi seseorang.

6. Tekanan Emosional

Tekanan emosional yang berkepanjangan, seperti pengalaman dirundung atau tekanan sosial yang berat, juga dapat menyebabkan apatis. Seseorang yang terus-menerus mengalami tekanan emosional mungkin kehilangan minat dalam hidupnya.

7. Kurang Kasih Sayang

Kurangnya kasih sayang, terutama dalam masa perkembangan anak-anak, dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesejahteraan emosional seseorang. Kurang kasih sayang dapat menyebabkan perasaan apatis dan ketidakpedulian terhadap interaksi sosial dan emosi.

Penting untuk diingat bahwa apatis bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi medis dan psikologis yang berbeda. Jika seseorang mengalami apatis yang berkepanjangan dan mengganggu kehidupan sehari-hari mereka, penting untuk mencari bantuan profesional, baik dari dokter, psikolog, atau spesialis kesehatan mental, untuk menentukan penyebabnya dan mendapatkan perawatan yang sesuai.

5 dari 6 halaman

Dampak Sikap Apatis terhadap Hidup Seseorang

Apa itu apatis ternyata dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kehidupan seseorang dan lingkungan sosialnya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang dampak-dampak tersebut:

1. Kurangnya Kontrol Sosial

Orang yang apatis cenderung tidak peduli atau tidak berminat pada berbagai hal dalam kehidupan mereka, termasuk aspek sosial. Ini dapat menyebabkan kurangnya kontrol sosial, di mana individu tersebut mungkin tidak aktif dalam komunitas, keluarga, atau lingkungan sosial mereka. Mereka mungkin tidak berpartisipasi dalam aktivitas sosial atau peduli terhadap masalah yang memengaruhi masyarakat.

2. Kurangnya Perkembangan Pribadi

Apatis dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan perkembangan individu. Karena kurangnya kesadaran atau kepedulian terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitarnya, seseorang dengan apatis mungkin sulit untuk mengembangkan keterampilan interpersonal, mencapai tujuan pribadi, atau merasa puas dengan kehidupan mereka. Ini dapat menghambat kemajuan pribadi dan menciptakan perasaan stagnasi.

3. Potensi Meningkatnya Individualisme

Sikap apatis dapat berkontribusi pada peningkatan individualisme dalam suatu masyarakat. Ketika banyak individu menjadi apatis dan tidak peduli satu sama lain, masyarakat mungkin mengalami penurunan dalam solidaritas sosial dan perasaan keterlibatan dalam komunitas. Hal ini dapat mengarah pada isolasi sosial dan ketidakpedulian terhadap masalah yang bersifat kolektif.

4. Potensi Konflik Sosial

Perilaku apatis dapat menciptakan ketegangan sosial dalam masyarakat. Ketika orang-orang tidak peduli terhadap masalah sosial atau politik yang penting, hal ini dapat memicu perselisihan atau perpecahan. Masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang acuh tak acuh terhadap kepentingan bersama mungkin mengalami kesulitan dalam mencapai konsensus atau bekerja sama untuk mengatasi masalah yang kompleks.

Dalam konteks individu, perilaku apatis juga dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan pribadi. Ketidakpedulian terhadap kesehatan fisik dan emosional mereka sendiri dapat menyebabkan masalah kesehatan yang tidak terdiagnosis atau tidak diatasi dengan baik.

Penting untuk diingat bahwa apatis bukanlah kondisi yang tidak bisa diatasi. Dengan bantuan profesional, seperti konselor atau terapis, dan dukungan dari orang-orang terdekat, seseorang yang mengalami apatis dapat memahami akar penyebabnya dan belajar untuk mengatasi sikap tersebut. Dalam masyarakat, pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya keterlibatan sosial dan empati terhadap sesama juga dapat membantu mengurangi dampak negatif dari perilaku apatis.

6 dari 6 halaman

Contoh-Contoh Sikap Apatis

Sikap apatis adalah sikap di mana seseorang menjadi acuh tak acuh, tidak peduli, atau kurang antusias terhadap berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa contoh-contoh sikap apatis:

1. Ketidakpedulian terhadap Isu Sosial atau Politik

Seseorang yang apatis terhadap isu-isu sosial atau politik mungkin tidak peduli dengan pemilihan umum, kebijakan publik, atau masalah sosial yang relevan. Mereka mungkin tidak memilih untuk berpartisipasi dalam pemilu atau tidak mengikuti berita politik.

2. Kehilangan Minat pada Pekerjaan

Seorang pekerja yang apatis mungkin kehilangan minat pada pekerjaannya dan tidak lagi memiliki motivasi untuk mencapai tujuan atau melakukan pekerjaannya dengan baik. Mereka mungkin hanya melakukan pekerjaan rutin tanpa antusiasme.

3. Kurang Antusiasme dalam Hubungan Sosial

Orang dengan sikap apatis dapat memiliki hubungan sosial yang kurang aktif atau bermasalah. Mereka mungkin tidak peduli dengan perasaan atau kebutuhan teman-teman atau anggota keluarga mereka dan mungkin terlihat acuh tak acuh terhadap interaksi sosial.

4. Ketidakpedulian terhadap Kesehatan Fisik

Seseorang yang apatis terhadap kesehatan fisik mereka mungkin tidak peduli dengan pola makan yang sehat, aktivitas fisik, atau perawatan medis yang diperlukan. Mereka bisa mengabaikan tanda-tanda penyakit atau menghindari perawatan medis yang diperlukan.

5. Ketidakminatan pada Hobi atau Aktivitas yang Dulunya Dinikmati

Apatis juga dapat tercermin dalam kehilangan minat pada hobi atau aktivitas yang sebelumnya sangat disukai. Seseorang yang dulu bersemangat dalam bermain musik, berolahraga, atau seni, mungkin kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas tersebut.

6. Tidak Peduli terhadap Perasaan Sendiri

Sikap apatis juga bisa menyebabkan seseorang menjadi kurang peduli terhadap perasaan mereka sendiri. Mereka mungkin tidak merespons perasaan depresi, kecemasan, atau stres yang mereka alami.

7. Ketidakpedulian terhadap Lingkungan

Seseorang dengan apatis mungkin tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Ini bisa mencakup ketidakpedulian terhadap polusi, masalah lingkungan, atau tindakan yang merusak alam.

8. Kurangnya Motivasi untuk Meraih Tujuan Pribadi

Orang dengan sikap apatis mungkin tidak memiliki motivasi untuk meraih tujuan-tujuan pribadi mereka, seperti meraih pendidikan lebih tinggi, mencapai karier tertentu, atau meningkatkan kualitas hidup mereka.

9. Tidak Peduli terhadap Keselamatan atau Keamanan

Apatis juga dapat menyebabkan ketidakpedulian terhadap keselamatan pribadi atau keamanan, seperti mengabaikan tindakan keamanan di tempat kerja atau mengambil risiko berbahaya tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

Contoh-contoh di atas menggambarkan bagaimana sikap apatis dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, mulai dari hubungan sosial hingga kesejahteraan pribadi. Sikap apatis seringkali merupakan tanda adanya masalah yang lebih dalam, seperti depresi atau masalah kesehatan mental lainnya, dan penting untuk diidentifikasi dan diatasi agar individu tersebut dapat mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.