Liputan6.com, Jakarta - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan pemahaman yang sangat mendalam tentang mengapa manusia disebut sebagai makhluk sosial. Dalam pandangan KBBI, makhluk sosial adalah kehidupan manusia yang akan selalu terjalin dalam interaksi dan hubungan dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-harinya.
Ini mengartikan bahwa kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari interaksi sosial; tidak ada isolasi atau hidup mandiri secara penuh. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki naluri yang kuat untuk membina hubungan sosial, mentaati norma-norma budaya, serta memahami peran yang diemban dalam masyarakat.
Binus University menguraikan bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah memiliki kebutuhan sosial yang sangat vital. Individu-individu tersebut tidak mampu memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan hidup tanpa kolaborasi dan kerjasama dengan individu lainnya.
Advertisement
Oleh karena itu, sosialisasi menjadi unsur penting atau sentral dalam kehidupan manusia. Melalui proses sosialisasi sepanjang hidupnya, individu akan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai budaya, norma sosial, serta peran yang diemban dalam masyarakat.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial, Rabu (27/9/2023).
Sifat-Sifat Makhluk Sosial
Sumber Belajar Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) juga memberikan wawasan tentang sifat-sifat manusia sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki naluri simpati dan empati yang mendukung sifat-sifat seperti kesetiaan terhadap teman-teman, toleransi terhadap perbedaan, dan kerelaan untuk saling membantu.
Melalui penciptaan masyarakat yang baik, harmonis, dan rukun, naluri-naluri ini membentuk norma-norma, etika, serta sopan santun yang menjadi dasar bagi perilaku individu dalam masyarakat.
Namun, perlu diingat bahwa jika prinsip-prinsip ini diabaikan atau dilanggar, dapat muncul penyimpangan sosial. Manusia memiliki dua dorongan mendasar:
- pertama, untuk menjadi bagian dari masyarakat yang ada di sekitarnya,
- kedua, untuk bersatu dengan alam sekitar.
Mampu memahami prinsip-prinsip ini, maka dapat diidentifikasi beberapa ciri khas manusia sebagai makhluk sosial, termasuk ketidakmampuan untuk hidup secara terisolasi, kebutuhan akan interaksi sosial, dan potensi yang dapat berkembang secara optimal saat berada di tengah-tengah sesama manusia.
Binus University juga menyoroti aspek penting lainnya, yaitu kesadaran manusia sebagai makhluk sosial. Kesadaran ini membawa tanggung jawab untuk melindungi dan merawat individu yang lebih lemah dalam struktur sosial, bahkan saat berada dalam masyarakat yang besar dan kuat.
Kehidupan sosial, baik dalam bentuk non-formal seperti interaksi sehari-hari maupun dalam institusi formal dan negara, memiliki peran penting dalam menjaga kesejahteraan individu.
Pemahaman tentang manusia sebagai makhluk sosial adalah suatu realitas yang sangat dalam dan tak terhindarkan. Ini adalah dasar dari kehidupan manusia yang mengungkapkan kekayaan kompleksitas sifat manusia dan perannya dalam membentuk masyarakat yang berfungsi dengan baik.
Advertisement
Agama bagi Makhluk Sosial
Salah satu fungsi yang sangat penting dari agama bagi manusia sebagai makhluk sosial adalah memberikan petunjuk dan bimbingan ketika manusia merasa kehilangan arah atau tersesat dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Agama dapat menjadi panduan yang membimbing individu kembali ke jalur yang benar. Bagi mereka yang tidak mengikuti agama, risikonya adalah merasa terjebak dalam kebingungan dan kekosongan dalam kehidupan mereka.
Menurut Koentjaraningrat, sebagaimana dijelaskan dalam buku "Antropologi Untuk SMA/MA" yang ditulis oleh Puji Lestari, agama memiliki berbagai fungsi yang mendalam bagi manusia sebagai makhluk sosial. Di antaranya:
1. Sosial
Salah satu fungsi utama adalah fungsi sosial, di mana agama tidak hanya mengajarkan ketaatan terhadap perintah Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan antar manusia saat mereka bersosialisasi. Agama mempromosikan solidaritas sosial, tata tertib dalam masyarakat, perilaku yang benar, dan harmoni antara sesama manusia. Mematuhi perintah agama, individu dapat mengembangkan sikap disiplin dan ketaatan, yang kemudian membantu dalam membangun hubungan yang sehat dengan sesama manusia.
2. Perlindungan
Selain itu, agama juga memiliki fungsi perlindungan yang sangat penting. Ini mencerminkan kesadaran manusia tentang ketergantungannya pada Tuhan dalam aspek-aspek kehidupan, seperti rezeki, cita-cita, dan bahkan kematian. Agama memberikan kesadaran bahwa segalanya ada dalam kendali Tuhan, dan ini memberikan rasa ketenangan dan kedamaian kepada individu yang memahami fungsi ini.
3. Pendidikan
Fungsi pendidikan juga merupakan aspek kunci dari peran agama dalam kehidupan manusia. Agama memberikan pedoman dan bimbingan mengenai tindakan yang benar dan salah, serta mengajarkan nilai-nilai baik dan buruk. Oleh karena itu, individu yang mengikuti agama akan mengikuti ajaran dan aturan yang terdapat dalam kitab suci agama mereka, yang menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Â
Â
4. Psikologis
Selanjutnya, agama memiliki fungsi psikologis yang signifikan. Banyak orang mencari ketenangan dan ketentraman dalam agama. Mereka meyakini bahwa agama memberikan ketenangan batin dan mengurangi kecemasan karena mereka percaya bahwa ada kekuatan yang mengendalikan kehidupan.
Ketika menghadapi masalah serius, seperti musibah, individu yang beragama akan lebih mampu menjaga ketenangan pikiran dan hati, karena mereka meyakini bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Tuhan.
5. Mengendalikan Diri
Terakhir, agama juga berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan diri. Manusia diberitahu oleh agama untuk tidak terlalu terpengaruh oleh kesombongan dunia, meskipun mereka memiliki jabatan tinggi, kecerdasan, atau harta yang berlimpah. Agama mengingatkan bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk lemah, dan ini mencegah mereka untuk sombong dan menghormati kesederhanaan.
Advertisement