Liputan6.com, Jakarta Lafadz amiin adalah kata yang umumnya diucapkan setelah selesai doa atau membaca surah Al-Fatihah. Terdapat beragam penulisan dan pelafalan kata ini, seperti amiin, aamin, dan aamiin. Bagaimana penulisan atau pelafalan amiin yang benar? Ternyata ada 4 cara berbeda untuk mengucapkan dan menuliskan lafadz ini.
Baca Juga
Advertisement
meski hanya berbeda panjang pendeknya saja, setiap pelafalan dan penulisan memiliki makna yang berbeda. Sebagai seorang muslim yang sangat familiar dengan lafadz ini, sudah semestinya memahami perbedaan makan berdasarkan cara penulisan dan pelafalan amiin yang benar. Tentu saja upaya, pengucapan kata amiin yang benar sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan.
Berikut ulasan tentang penulisan amiin yang benar yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (28/9/2023).
Penulisan Amin
ika ditinjau dari tata bahasa indonesia, penulisan amiin yang benar adalah amin. Sehingga dalam konteks resmi sebaiknya lafadz ini ditulis sesuai yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu amin. Namun, penulisan bentuk amin yang menyesuaikan dengan lafadz Arab juga tetap dapat digunakan..
Dalam bahasa Arab, ketika bentuk suatu kata berubah, perubahan tersebut juga mengalami perubahan makna. Dengan begitu, jika kata amin ditulis dengan lafal yang berbeda tentunya memiliki arti yang berbeda pula. Sighot ta’amin atau tulisan amin terdiri empat macam, berikut penjelasan beserta artinya.
Amin (آمِيْن): Berimanlah
Terdiri dari tiga huruf, yaitu alif panjang (آ), mim (م), dan nun (ي). Baik huruf alif dan mim dibaca pendek.
Aamin (أٰمِنْ): Orang yang amanah
Terdiri dari tiga huruf, yaitu alif panjang (أٰ), mim (م), dan nun (ن).Huruf alif dibaca panjang sementara mim dan nun dibaca pendek.
Amiin (أٰمِيْن): Berimanlah atau Beri jaminan keimanan
Terdiri dari tiga huruf, yaitu alif panjang (أٰ), mim (م), dan nun (ي). Huruf alif dibaca panjang sementara mim dibaca lebih panjang dari pada nun.
Aamiin (أٰمِيْنَ): Orang yang hendak menuju suatu tempat atau Kabulkanlah.
Terdiri dari tiga huruf, yaitu alif panjang (أٰ), mim (م), nun (ي), dan tanda tasydid di atas huruf mim (مّ). Baik huruf alif dan mim dibaca panjang.
Advertisement
Pengucapan Amiin Dalam Islam Menurut Para Ulama
Para ulama sepakat bahwa semua cara pengucapan amin adalah sah dalam Islam. Pilihan antara cara-cara ini bergantung pada preferensi individu dan konteks makna yang ingin disampaikan. Niat yang tulus dan keyakinan bahwa doa tersebut akan diterima oleh Allah adalah hal yang lebih penting.
Al-Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menjelaskan, ada empat cara mengucapkan lafadz amin, yaitu paling fasih dan masyhur dibaca aamiin dengan dibaca panjang dan ringan, dibaca pendek dan ringan yaitu amin, dibaca imalahyaitu aameen, dan terahir dibaca panjang dan bertasydid, yaitu Aammiin.
Kitab Syarah Thayyibatun Nasyri Fii Al Qiraa'atil 'Asyri yang ditulis Al-Imam Abil Qasim An-Nuwairii juga mengatakan hal yang serupa. Dijelaskan bahwa Lafaz aamiin bukanlah bagian dari ayat Al-Qur'an. Lafaz aamiin terdapat empat pengucapan (yakni) memanjangkan bacaan hamzah, memendekkannya, meringankan huruf mim, dan mentasydidkan mim.
Sehingga membaca amin dapat dilakukan dalam empat cara seperti berikut,
- Aamiin dibaca panjang dan ringan.
- Amin dibaca pendek dan ringan.
- Aameen dibaca imalah.
- Aammiin dibaca panjang dan bertasydid.
Al-Imam Annawawi dalam kitab Tahdzibul Asma' Wa Al Lughat menambahkan, lafadz amiin terdiri dari empat huruf. setiap hurufnya diciptakan oleh Allah menjadi malaikat yang berdoa agar doa yang mengandung "amin" dikabulkan. Meskipun ini adalah pandangan khusus, itu mencerminkan pentingnya keberkahan dan kekhusyukan dalam pengucapan "amin" dalam doa.