Liputan6.com, Jakarta Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi perlu kamu pahami. Pasalnya, manusia di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan berperan sebagai makhluk sosial dan juga sebagai makhluk ekonomi.
Manusia disebut makhluk ekonomi karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat rasional dan tidak pernah puas. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.
Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi berkaitan dengan cara memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk lebih memahaminya, kamu perlu mengenali ciri-ciri dan juga faktor yang memengaruhi manusia sebagai makhluk ekonomi.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (29/9/2023) tentang apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi.
Apa yang Dimaksud dengan Manusia sebagai Makhluk Ekonomi?
Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi yaitu manusia selalu mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersifat rasional dan tidak pernah puas. Manusia memiliki naluri untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kebutuhan ini, manusia bisa bertahan hidup. Jadi, apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi yaitu manusia selalu berupaya mencukupi keinginan dan kebutuhannya dengan melakukan kegiatan ekonomi.
Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari manusia untuk bertahan hidup. Pasalnya, dlam kehidupan sesungguhnya, manusia tidak bisa mendapatkan segala kebutuhan dan keinginan tanpa adanya pengorbanan. Untuk mendapatkan sesuatu, seseorang harus menukarkan sejumlah barang dengan nilai yang sepadan.
Selain itu, perasaan tidak pernah puas untuk merasa cukup ketika kebutuhan berhasil dipenuhi akhirnya melahirkan kesepakatan di antara manusia untuk bekerja, mendapatkan uang, yang akhirnya digunakan untuk membeli segala keperluan. Selalu ada peningkatan pemenuhan kebutuhan yang merupakan bagian dari tindakan rasional seorang manusia. Inilah hakikat dari apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi.
Advertisement
Ciri-Ciri Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi
Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi tercermin dari ciri-ciri yang melekat pada diri setiap orang. Pada dasarnya, semua manusia berhakikat sebagai makhluk ekonomi. Ciri-ciri manusia sebagai makhluk ekonomi antara lain:
- Tindakannya rasional. Semua orang berkehendak memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka semaksimal mungkin. Kalau bisa, semua itu didapatkan dengan pengorbanan yang relatif minim.
- Tindakan pemenuhan kebutuhan tersebut berfokus pada pemenuhan kebutuhan diri sendiri. Manusia mencoba memikirkan dan memenuhi kebutuhan diri sendiri lebih dulu dibandingkan memikirkan kebutuhan orang lain.
- Keputusan yang diambil seseorang sesuai dengan tujuan. Dalam arti, manusia mampu bertindak karena keputusan yang diambil bertujuan memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk hidup (bekerja, mendapatkan uang, digunakan untuk membeli makanan, memenuhi kebutuhan dasar hidup).
- Sulitnya mencapai rasa puas yang paling tinggi. Manusia bahkan dikenal tidak pernah memiliki rasa puas. Setiap kali telah berhasil mencapai di titik tertentu, manusia selalu ingin untuk mencapai lebih baik lagi. Siklus ini berjalan terus-menerus tanpa putus.
- Aktivitas yang dipilih cenderung dekat dengan preferensi pribadi. Bisa dikatakan, apapun yang dilakukan manusia harus memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri.
Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Manusia sebagai Makhluk Ekonomi
Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi dipengaruhi oleh beragam faktor. Faktor-faktor ini membedakan kebutuhan manusia yang satu dengan manusia yang lain. Berikut beberapa faktor yang memengaruhi kebutuhan manusia sebagai makhluk ekonomi:
1. Tempat Tinggal
Berbeda tempat tinggal, berbeda pula kebutuhan dasar manusia. Contohnya, seseorang yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia tidak akan membutuhkan pakaian tebal untuk menghangatkan diri di saat musim salju seperti masyarakat di negara dengan 4 musim.
2. Pendidikan
Bagi seseorang yang mengutamakan penambahan pengetahuan atau wawasan yang terkait dengan latar belakang pendidikan akan berpengaruh pada kebutuhannya. Sebagai contoh kebutuhan mahasiswa tentu akan berbeda bila dibandingkan dengan anak SMP. Kebutuhan komputer sangat penting, internet, literatur, seminar, dan diskusi-diskusi sangat penting bagi mahasiswa, dan ini berbeda bagi anak tingkat SMP.
3. Usia
Orang tua dan dewasa muda yang hidup di tahun 2000-an ini mungkin dihadapkan pada tren yang sama, tetapi preferensi kebutuhan mereka bisa berbeda. Orang tua cukup bahagia ketika kebutuhan mereka berhasil dipenuhi, misalkan berpakaian yang cukup rapi, tidak harus selalu baru, enak dipakai, dan masih layak digunakan.
Sementara dewasa muda cenderung lebih terlihat ingin terus-menerus memuaskan diri sendiri dengan pemenuhan kebutuhan yang jauh lebih tinggi dari kata cukup. Misalkan, menginginkan produk yang terbaru, bahan yang halus dan mencerminkan aura yang memakainya.
4. Kemajuan IPTEK
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan adanya penemuan-penemuan baru dan produk-produk baru. Munculnya produk baru ini akan memengaruhi orang untuk memiliki, sehingga muncul kebutuhan akan produk baru itu.
5. Tingkat Pendapatan
Orang dengan pendapatan lebih tinggi cenderung memiliki kebutuhan yang lebih banyak dibandingkan orang berpendapatan lebih rendah. Kebutuhan orang berpendapatan tinggi bisa jadi karena kondisi sosialnya yang memengaruhi kebutuhan tersebut. Contoh kebutuhan untuk mobil berspesifikasi tinggi dan memastikan keamanan supir dan penumpang.
Berbeda dengan orang berpendapatan rendah yang cenderung sudah puas dengan mobil kualifikasi standar. Asalkan harga jual kembali tidak anjlok, konsumsi bahan bakar tidak boros, dan kantor service banyak atau mudah ditemukan, produk ini sudah cukup memenuhi kebutuhan mereka.
6. Status Sosial
Orang yang dikenal memiliki status sosial tinggi cenderung memiliki kebutuhan yang didominasi oleh keinginan. Bertambahnya kebutuhan ini juga sangat dipengaruhi untuk menjaga harga diri dan kehormatannya.
7. Perbedaan Selera
Satu orang dengan orang lain memiliki selera yang berbeda dan memengaruhi preferensi kebutuhan masing-masing. Perempuan yang tergolong tomboy akan cenderung mencari produk yang bersifat kelaki-lakian dan membuat tampilan diri menjadi lebih macho. Berbeda dengan perempuan yang feminin, yang akan cenderung mencari produk-produk yang manis, seperti baju dress, anting, cat kuku, alat kosmetik, dan lain sebagainya.
Advertisement