Liputan6.com, Jakarta Era globalisasi adalah periode dalam sejarah modern, di mana terjadi peningkatan signifikan dalam interkoneksi dan interdependensi antara negara-negara, perusahaan-perusahaan, dan individu-individu di seluruh dunia.
Apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi era globalisasi? Globalisasi adalah periode di mana pergerakan barang, jasa, modal, informasi, dan orang menjadi lebih cepat dan lebih mudah melintasi batas-batas nasional, terutama karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Pada era globalisasi, banyak aspek kehidupan manusia, termasuk ekonomi, budaya, sosial, dan politik, menjadi lebih terkait dengan peristiwa dan perkembangan yang terjadi di luar wilayah nasional. Apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi era globalisasi? Hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan sistem pendidikan, untuk menghasilkan individu yang lebih terampil dan berpengetahuan.
Advertisement
Apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi era globalisasi? Memberikan dukungan untuk penelitian dan pengembangan teknologi, serta mendorong penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai sektor, menjadi salah satu cara dalam menghadapi era globalisasi.
Melangkah maju dalam era globalisasi yang semakin kompleks, memerlukan pemikiran yang mendalam dan tindakan yang terfokus. Berikut ini faktor pendorong di era globalisasi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (29/9/2023).Â
1. Pendidikan Berbasis Keterampilan
Apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi era globalisasi? Pendidikan yang sesuai dengan tuntutan era globalisasi, adalah pendidikan yang berorientasi pada pengembangan keterampilan praktis yang relevan. Ini mencakup literasi digital yang lebih mendalam, penguasaan bahasa asing, dan kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi. Sistem pendidikan harus mendorong kreativitas, pemikiran kritis, dan adaptabilitas.
2. Keuangan dan Kewirausahaan
Globalisasi menawarkan peluang besar dalam hal akses ke modal dan pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, perlu ada fokus yang lebih besar pada pembangunan kewirausahaan. Pemerintah dapat mendukung pelaku usaha dengan memfasilitasi pembiayaan yang terjangkau, memberikan insentif pajak, dan menyederhanakan peraturan bisnis.
3. Pengembangan Industri Kreatif
Apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi era globalisasi? Pengembangan industri kreatif adalah langkah yang krusial dalam menghadapi era globalisasi. Ini tidak hanya mencakup seni visual dan pertunjukan, tetapi juga teknologi kreatif seperti permainan video dan desain grafis. Dengan mendukung seniman dan pelaku industri kreatif lokal, negara dapat mempromosikan warisan budaya dan menghasilkan lapangan kerja yang berharga. Program pendidikan dalam seni dan budaya juga harus diperkuat, untuk menciptakan generasi masa depan yang kreatif dan berbakat.
4. Pengembangan Perdagangan Digital
Pengembangan perdagangan digital adalah salah satu aspek penting dari era globalisasi. Perdagangan elektronik dan e-commerce telah mengubah lanskap bisnis secara dramatis. Untuk mengambil keuntungan dari peluang ini, negara harus memastikan bahwa infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi mereka siap, dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini melibatkan investasi dalam jaringan broadband, keamanan data, dan pelatihan dalam e-commerce untuk pengusaha lokal.
5. Diplomasi Ekonomi yang Cerdas
Negara-negara perlu mengadopsi strategi diplomasi ekonomi yang cerdas. Ini melibatkan pembangunan dan pelestarian kemitraan ekonomi yang kuat dengan negara-negara lain. Perjanjian perdagangan yang seimbang, dan manfaat yang adil harus menjadi prinsip panduan dalam negosiasi perdagangan internasional.
6. Pelestarian Identitas Budaya
Saat kita terlibat dalam interaksi global yang intensif, penting untuk menjaga dan merawat identitas budaya kita. Ini termasuk pelestarian bahasa, tradisi, dan seni. Program seni dan budaya serta pelajaran tentang sejarah dan budaya lokal harus ditingkatkan dalam sistem pendidikan.
Â
Advertisement
7. Manajemen Krisis yang Kompeten
Apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi era globalisasi? Manajemen krisis adalah hal yang vital dalam menghadapi era globalisasi yang kompleks. Tantangan seperti pandemi, bencana alam, atau konflik internasional dapat memiliki dampak besar. Negara harus memiliki rencana kesiapsiagaan yang baik, personel terlatih, dan infrastruktur darurat yang efektif. Ini juga termasuk kerjasama internasional yang kuat dalam pertukaran informasi dan sumber daya dalam situasi darurat global. Lebih lanjut, negara perlu memastikan bahwa pendanaan yang cukup dialokasikan untuk manajemen krisis ini.
8. Peningkatan Kemampuan Teknologi
Teknologi telah menjadi pilar utama dalam era globalisasi. Investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi harus menjadi prioritas, untuk memastikan ketersediaan teknologi terdepan. Peningkatan infrastruktur digital, termasuk jaringan internet yang cepat dan aman, juga sangat penting.
9. Konservasi Sumber Daya Alam
Konservasi sumber daya alam adalah elemen kunci, dalam menjaga lingkungan global yang sehat. Ini mencakup pelestarian hutan, pengurangan limbah, dan perlindungan sumber daya air. Dalam menghadapi tekanan global terhadap sumber daya alam, penting bagi negara-negara untuk mengambil tindakan keras dalam mengimplementasikan kebijakan yang berkelanjutan. Penerapan teknologi hijau dan pengurangan emisi karbon, juga harus menjadi fokus dalam upaya pelestarian lingkungan.
10. Kerjasama Kesehatan Global
Kerjasama dalam kesehatan global adalah hal yang sangat penting, dalam menghadapi masalah kesehatan yang melintasi batas negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kerjasama regional seperti Uni Eropa, memiliki peran besar dalam mengkoordinasikan respons terhadap pandemi, dan ancaman kesehatan global lainnya. Negara juga harus terlibat aktif dalam membagikan data dan sumber daya, serta berpartisipasi dalam penelitian bersama untuk mengatasi masalah kesehatan global ini.
11. Kontrol Investasi Asing
Kontrol yang efektif atas investasi asing, adalah esensial dalam menjaga kedaulatan ekonomi. Negara perlu memiliki kerangka regulasi yang jelas dan mekanisme pengawasan yang kuat, untuk memastikan bahwa investasi asing mendukung kepentingan nasional. Ini tidak hanya melibatkan investasi dalam industri, tetapi juga keamanan nasional dan aspek-aspek lain yang relevan.
Â
Â
Â
Faktor Pendorong
Melansir dari laman Center for Global Development, terdapat beberapa faktor yang menentukan jalannya globalisasi. Namun ada gunanya mencoba mengisolasi faktor-faktor pendorong yang paling penting, dan faktor-faktor yang sudah terlihat diantaranya:Â
Logika ekonomi
Dalam konteks logika ekonomi, penting untuk menekankan bahwa ketika kita terburu-buru untuk menyatakan bahwa globalisasi telah berakhir, kita harus tetap mengakui relevansi teori keunggulan komparatif. Perusahaan masih memiliki insentif kuat untuk tetap mencari sumber daya dan rantai pasokan yang efisien di seluruh dunia. Hal ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk biaya transportasi yang semakin terjangkau dan kemajuan teknologi yang terus berkembang. Digitalisasi, khususnya dalam sektor layanan, telah mempercepat proses globalisasi ini. Investasi besar dalam rantai pasokan global masih memiliki dasar yang kuat.
Pandemi COVID-19 dengan jelas telah memperlihatkan seberapa kompleks dan mahalnya upaya, untuk melepaskan ketergantungan pada rantai pasokan global. Selain itu, meningkatnya perdagangan baru-baru ini (kecuali sektor perjalanan dan pariwisata) telah menunjukkan, bahwa harapan untuk menggantikan struktur rantai pasokan global mungkin terlalu optimis. Oleh karena itu, kesimpulan bahwa perusahaan bersedia menanggung biaya yang seringkali lebih tinggi, dan risiko persaingan lokal di dunia pasca-pandemi dapat dianggap sebagai kesalahan. Politik mungkin akan memainkan peran yang lebih signifikan, dalam membentuk rantai pasokan di masa depan, namun peran ekonomi tetap sangat penting dan tidak dapat digantikan.
Demografi
Migrasi dan jumlah pengungsi yang meningkat, telah menjadi subjek utama perdebatan internasional dan telah memicu ketegangan politik di banyak negara. Fenomena ini memiliki relevansi khusus dalam dunia, yang memiliki karakteristik demografis yang berbeda-beda. Beberapa negara mengalami stagnasi dan penuaan populasi, sementara yang lain memiliki populasi yang muda dan terus bertambah. Ini juga mencerminkan dampak konflik dan perubahan iklim, yang diperkirakan tidak akan berkurang dalam waktu dekat. Migrasi, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi sumber peluang yang signifikan dan bahkan menjadi faktor penting dengan manfaat bersama bagi negara asal dan negara tujuan. Penelitian yang dilakukan oleh CGD (Center for Global Development) telah menunjukkan potensi positif dari migrasi ini.
Namun, perlu diakui bahwa sistem global saat ini sebagian besar didasarkan pada aliran barang dan jasa, serta tingkat yang lebih rendah, aliran modal. Kurangnya kerjasama internasional dalam mengatasi isu migrasi, bersama dengan ketidaksetaraan dalam pembagian beban politik dan keuangan terkait migrasi, menjadi semakin sulit untuk dipertahankan.
Munculnya barang publik global (GPG)
Semakin banyak kesadaran tentang dampak yang memengaruhi kehidupan masyarakat, dan hanya dapat diatasi melalui koordinasi global yang efektif. Contohnya, pandemi dan perubahan iklim merupakan ilustrasi yang paling nyata. Selain itu, tantangan seperti terorisme biologis dan siber, pemberantasan aliran keuangan gelap, regulasi privasi data, dan kebijakan penggunaan kecerdasan buatan adalah contoh lain, di mana kita membutuhkan kerja sama hampir seluruhnya untuk mencapai tujuan bersama, yang mengarah pada keamanan dunia. Namun, kesulitan yang kita saksikan dalam meningkatkan respons global yang efektif terhadap masalah yang mendesak, seperti mengakhiri pandemi atau mencapai kesepakatan.Â
Reaksi yang muncul dari berbagai latar belakang politik, termasuk dari spektrum kanan dan kiri, mengaitkan sejumlah masalah umum dengan dampak globalisasi. Kedua kelompok ini, meskipun memiliki pandangan dan nilai yang berbeda, sering kali menyambungkan masalah seperti liberalisasi ekonomi yang meluas, ketidaksetaraan yang meningkat, krisis keuangan, dan perasaan kehilangan kendali atas nasib ekonomi dan sosial individu dengan fenomena globalisasi. Dalam beberapa aspek, pandemi COVID-19 telah memperkuat keyakinan bahwa perilaku yang lebih tertutup, akan mengurangi risiko. Namun, bukti menunjukkan sebaliknya, bahwa kerja sama internasional yang erat diperlukan untuk mengatasi pandemi ini dengan efektif.
Advertisement