Liputan6.com, Jakarta - Pengantin Sunda Hijab Siger adalah salah satu bentuk pernikahan tradisional yang indah dan berwarna dari budaya Sunda di Indonesia. Dalam upacara ini, pengantin perempuan mengenakan busana khas yang mencakup kebaya dengan hijab dan mahkota adat Siger yang mengkilap.
Baca Juga
Advertisement
Kombinasi ini menciptakan penampilan yang anggun dan penuh makna. Mahkota Siger sendiri memiliki berat yang cukup signifikan, mencapai 1.5 hingga 2 kg, dan terbuat dari campuran logam berharga, yang melambangkan kesempurnaan wanita dalam budaya Sunda.
Selain busana yang mengesankan, pengantin Sunda Hijab Siger juga memakai beragam aksesori dan hiasan yang memiliki makna mendalam. Dalam busana pernikahannya, mereka sering mengenakan rok bermotif khas seperti sidomukti, lereng eneng, atau mega mendung, yang masing-masing mengandung simbolisme unik yang berkaitan dengan pernikahan dan kehidupan berumah tangga.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang makna simbolis pengantin Sunda Hijab Siger, Minggu (1/10/2023).
Simbol Kesempurnaan
Pengantin Sunda Hijab Siger adalah gambaran yang memikat dari seorang pengantin wanita yang memasuki ikatan pernikahan. Dibalut hijab dan kemegahan mahkota adat Sunda yang dikenal sebagai "Siger." Mahkota Siger ini adalah sebuah karya seni yang memukau, dengan beratnya mencapai 1.5 hingga 2 kg dan terbuat dari campuran logam berharga. Namun, Siger bukan hanya sekadar aksesori, melainkan simbol kesempurnaan wanita.
Dalam adat Sunda Priangan, inspirasi untuk pengantin Sunda Hijab Siger ini bersumber dari dua tokoh legendaris, yaitu Subardha dan Srikandi. Kedua tokoh ini terkenal dengan sifat pemberani, keanggunan, kecantikan, dan popularitas mereka di mata masyarakat. Bentuk Siger yang menyerupai segitiga menghadap ke atas memiliki makna mendalam, menggambarkan bahwa kehidupan kita harus mencapai puncak, dan bahwa pada akhirnya, kita akan kembali kepada yang lebih tinggi.
Ada Kembang Tanjung
Melansir dari bridestory, tidak hanya dalam sebuah bentuk, mahkota pengantin Sunda Hijab Siger juga memuat hal-hal simbolis yang kaya akan makna. Di bagian belakang mahkota, terdapat hiasan berbentuk pola hati yang disebut "kembang tanjung." Susunan enam pasang kembang tanjung ini mewakili kesetian seorang wanita kepada pasangannya dalam ikatan pernikahan.
Ada Pula Kembang Goyang
Siger juga dilengkapi dengan kembang goyang yang terbuat dari logam bermata batu-batuan. Tujuh kembang goyang yang dipasang di atas sanggul melambangkan rezeki dan berkah untuk kedua mempelai. Lima di antaranya menghadap ke depan, sementara dua lainnya menghadap ke belakang, memberikan pesan bahwa kecantikan seorang wanita harus terpancar dari segala arah.
Advertisement
Hiasan pada Hijab Siger
Untaian bunga yang menghiasi mahkota pengantin Sunda Hijab Siger disebut "ronce" dan memiliki beragam makna. Untaian ini mencakup mangle pasung, mangle susun, mangle sisir, mayang sari, dan panetep. Mangle pasung, yang biasanya terdiri dari bunga melati, kemboja, tanjung, atau sedap malam, adalah simbol kesucian seorang gadis.
Dalam buku berjudul Selamina (Selamanya) Sundanese Wedding - Tata Rias, Busana, dan Adat pernikahan Sunda (2020) oleh Reita Giadi dan Ade Aprili, pengantin perempuan Sunda Hijab Siger memakai mahkota yang disebut Siger (Sekar Arum). Ini disebut pula pakaian kebesaran ratu Tanah Pasundan.
Mayang sari, untaian bunga pendek di belakang telinga kiri, menggambarkan harapan agar tidak ada pertengkaran dalam rumah tangga. Mangle susun, yang melambangkan rencana pekerjaan rumah tangga yang teratur, menghiasi belakang telinga kanan.
Selanjutnya, ada ronce bawang sebungkul, rangkaian bunga panjang yang dipasang pada kedua sisi kepala. Panjang yang sama pada keduanya menggambarkan keseimbangan dalam hidup. Mangle sisir bintang, yang ditempatkan di samping sanggul, memiliki makna harapan seperti cahaya yang terang di tengah kegelapan malam. Mangle pasung, yang membentuk setengah lingkaran di sekeliling sanggul, menyimbolkan kesucian seorang gadis, sementara panetep bunga di tengahnya menggambarkan ketepatan dalam membuat keputusan.
Tutup sanggul rambang melati adalah untaian melati yang lebar seperti jala dan diletakkan di atas sanggul. Ini menggambarkan kebijaksanaan dalam menabung untuk masa depan. Terakhir, hiasan daun sirih berbentuk wajik atau segitiga pada kening mempunyai makna sebagai penolak bala dan perlindungan dari berbagai musibah serta kejahatan yang bersifat magis menurut kepercayaan masyarakat Sunda.
Pengantin Sunda Hijab Siger adalah gambaran yang memukau dari perpaduan seni, budaya, dan simbolisme yang mendalam dalam pernikahan adat Sunda. Setiap elemen pada mahkota Siger memancarkan makna yang dalam, memperkaya dan memperindah upacara pernikahan dengan pesan-pesan yang mendalam bagi pasangan yang bersatu.
Busana Pengantinnya
Kebaya adalah salah satu aspek penting dari busana tradisional yang dikenakan oleh pengantin Sunda Hijab Siger pada hari pernikahan. Lebih dari sekadar pakaian, kebaya memiliki makna mendalam yang mencerminkan identitas dan nilai-nilai yang tercermin dalam diri seorang wanita, masih melansir dari sumber website yang sama.
Ini adalah pakaian yang tidak hanya mempercantik penampilan, tetapi juga menggambarkan sifat-sifat seperti kecantikan, keanggunan, serta komitmen terhadap etika dan nilai-nilai budaya daerah.
Ketika berbicara tentang busana pernikahan Sunda, selain kebaya, rok juga memainkan peran penting dalam menyempurnakan penampilan pengantin. Motif-motif khusus seperti sidomukti, lereng eneng, dan mega mendung sering menjadi pilihan yang populer. Motif sidomukti, misalnya, tidak hanya digunakan oleh pengantin perempuan tetapi juga oleh pengantin laki-laki dalam acara perkawinan yang disebut sebagai sawitan (sepasang).
Kata "Sido" dalam sidomukti berarti terus-menerus atau menjadi, sedangkan "mukti" berarti hidup dalam kebahagiaan dan kecukupan. Sidomukti memiliki makna yang mendalam sebagai harapan akan masa depan yang baik dan penuh kebahagian bagi kedua mempelai.
Motif lereng eneng, di sisi lain, menggambarkan perjalanan panjang dan penuh rintangan dalam kehidupan setelah pernikahan. Ini adalah simbol dari tantangan dan perjuangan yang harus dihadapi dalam membentuk keluarga yang bahagia. Sementara motif mega mendung bercerita tentang kehidupan yang mengalir seperti awan dan air, menggambarkan dinamika dan perubahan yang melekat dalam pernikahan.
Â
Advertisement
Pengantin Laki-Laki
Pengantin Sunda laki-laki juga memiliki pakaian tradisional yang kaya akan makna. Mereka mengenakan jas buka prengwadana, yang merupakan busana utama untuk acara pernikahan. Jas buka prengwadana bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga memiliki konotasi yang dalam.
Ini mencerminkan kebijaksanaan seorang pria yang mampu membimbing dan melindungi anggota keluarganya.
Penutup kepala yang disebut "bendo" juga memiliki makna penting. Bendo melambangkan peran pengantin pria sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab atas kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh keluarganya.
Selain itu, ada simbol senjata pusaka yang dikenakan oleh pengantin laki-laki, yaitu keris yang diikat di pinggang. Keris ini bukan hanya sekadar aksesori, melainkan melambangkan perlindungan dan keamanan bagi keluarga baru yang sedang dimulai.