Sukses

Tas Eco Friendly Biodegradable Lebih Beracun dari Kantong Plastik, Ini Kata Ahli

Hasil penelitian yang mengungkapkan mengapa tas biodegradable yang lebih beracun daripada kantong plastik konvensional.

Liputan6.com, Jakarta Kantong plastik yang dapat terbiodegradasi telah menjadi sorotan dalam upaya kita untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan oleh plastik. Namun, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan temuan yang mengkhawatirkan yaitu bahwa tas biodegradable lebih beracun daripada kantong plastik konvensional.

Temuan ini memunculkan pertanyaan mendalam tentang bagaimana mungkin kantong plastik yang diklaim lebih aman untuk lingkungan, ternyata juga lebih beracun, serta pertanyaan seputar hal apa yang harus kita pertimbangkan saat mencari solusi terbaik untuk mengurangi dampak plastik pada planet kita.

Untuk menjawab pertanyaan ini, dilansir dari Daily Mail, berikut ini telah Liputan6.com rangkum hasil penelitian lengkapnya, pada Senin (2/10/2023).

2 dari 3 halaman

Temuan Mengejutkan

Tas plastik selama beberapa dekade telah menjadi salah satu pencemar lingkungan yang paling menonjol. Munculnya kantong plastik yang dapat terbiodegradasi disambut dengan baik sebagai solusi yang berkelanjutan, atau begitulah yang kita kira. 

Namun, sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ahli telah mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan yaitu bahwa Tas biodegradable lebih beracun dari kantong plastik konvensional. 

Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Dewan Riset Nasional Spanyol (CSIC) telah menguji tiga jenis kantong plastik: kantong kompos yang terbuat dari pati nabati, kantong plastik daur ulang, dan kantong plastik konvensional. 

Mereka memaparkannya pada sinar matahari untuk mempercepat proses terurai, dan kemudian memaparkannya pada sel ikan. Hasilnya, kantong plastik yang dianggap ramah lingkungan, yaitu kantong biodegradable, ternyata memiliki tingkat toksisitas yang lebih tinggi daripada kantong plastik konvensional.

3 dari 3 halaman

Mengapa Kantong Biodegradable Lebih Beracun?

Pentingnya temuan ini adalah bahwa sel-sel ikan yang terpapar pada kantong biodegradable menunjukkan tanda-tanda toksisitas yang berpotensi membahayakan kehidupan laut. 

Penulis utama studi, Cinta Porte, menyatakan bahwa ini adalah hasil yang mengagetkan karena sel-sel yang terpapar pada kantong plastik konvensional tidak menunjukkan toksisitas yang serupa.

Penelitian ini memunculkan pertanyaan besar: Mengapa kantong plastik yang dapat terbiodegradasi lebih beracun daripada yang konvensional? Menurut Cinta Porte, hipotesisnya adalah produsen mungkin menambahkan bahan kimia tambahan ke kantong biodegradable untuk mempercepat proses terurai, tetapi dengan efek beracun yang tidak diinginkan. 

Selain itu, kantong plastik daur ulang juga menunjukkan tingkat toksisitas yang lebih tinggi, karena bahan tambahan plastik digunakan kembali dalam proses produksi.

Studi ini mengingatkan kita akan pentingnya penelitian yang cermat dan regulasi yang ketat dalam pengembangan produk plastik yang dianggap berkelanjutan. Para peneliti menekankan perlunya mengidentifikasi senyawa kimia yang digunakan dalam kantong biodegradable dan mengatur kerangka peraturan yang lebih baik berdasarkan bukti ilmiah. 

Selain itu, mereka memanggil produsen untuk terlibat dalam interaksi yang terbuka dengan peneliti dan otoritas pengatur untuk memastikan pengembangan material yang lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Sementara kita terus mencari alternatif yang lebih berkelanjutan untuk mengatasi masalah plastik, temuan ini menyoroti pentingnya berhati-hati dalam pemilihan produk yang dianggap ramah lingkungan.Â