Sukses

Sejarah Masjid Agung Tasikmalaya, Lengkap dengan Arsitektur dan Lokasinya

Masjid Agung Tasikmalaya merupakan tempat ibadah tertua umat Muslim yang berada di Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta Masjid Agung Tasikmalaya merupakan tempat ibadah umat Muslim yang terletak di Jalan Mesjid Agung Nomor 01, Yudanagara, Kecamatan Tawang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Masjid ini telah berdiri sejak tahun 1888.

Masjid Agung Tasikmalaya merupakan ikon bagi kota yang memiliki julukan Kota Santri ini. Masjid yang sudah berusia 138 tahun tersebut dibangun dengan arsitektur yang unik yakni bergaya neoklasik dengan perpaduan Sunda, Jawa, dan Eropa.

Selain itu, bagian atap Masjid Agung Tasikmalaya juga berbeda dengan masjid lainnya karena memiliki aksen warna kuning emas dan empat menara yang mirip dengan menara Masjidil Haram yang sarat akan filosofi tersendiri.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai sejarah berdirinya Masjid Agung Tasikmalaya beserta arsitektur dan lokasinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (3/10/2023).

2 dari 5 halaman

Sejarah Berdirinya Masjid Agung Tasikmalaya

Masjid Agung Tasikmalaya merupakan salah satu masjid tertua dan populer di Indonesia. Masjid ini dibangun tepatnya pada tahun 1886 di atas lahan seluas 7.215 meter persegi. Dalam dua tahun atau tahun 1888, pembangunan masjid sudah selesai dan secara resmi mulai digunakan untuk ibadah rutin dan aktivitas lainnya.

Masjid ini dibangun oleh Bupati Sumedang, Raden Tumenggung Aria Surya Atmadja dan kemudian diserahkan kepada Patih Tasikmalaya, Patih Demang Sukma Amijaya. Pengelolaan masjid Agung Tasikmalaya ini dipegang langsung oleh Raden Haji Abu Bakar yang masih keturunan dari pemerintahan Sumedang.

Masjid yang berdiri di atas tanah 7.215 meter persegi dan bangunan 2.456 meter persegi ini menjadi masjid bersejarah yang mendampingi proses perkembangan daerah Tasikmalaya. Selama berdiri, Masjid Agung Tasikmalaya sudah mengalami beberapa kali pemugaran atau renovasi hingga pembangunan ulang. Renovasi tersebut dilaksanakan pada tahun 1923, 1973, 1982, dan 2000.

Adapun pada 1977 renovasi dilaksanakan karena gempa bumi hebat yang menyebabkan bangunan masjid retak. Kondisi masjid yang seperti itu tidak mungkin diperbaiki dengan renovasi tambal sulam. Akhirnya, masjid diruntuhkan dan dibangun total. Kini, Masjid Agung Tasikmalaya menjadi ikon atau landmark dari kota Tasikmalaya.

3 dari 5 halaman

Lokasi Masjid Agung Tasikmalaya

Masjid Agung Tasikmalaya ini berlokasi di persimpangan antara Jl. K.H. Z Mustofa, Jl.  Dr. Soekarjo, Jl. Yudanegara, dan Jl. Otto Iskandar Dinata. Alamat tepatnya yakni di Jalan Mesjid Agung Nomor 01, Yudanagara, Kecamatan Tawang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Bagi anda yang ingin mengunjungi landmark kota Tasikmalaya ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun dua. Selain itu, masjid ini juga terletak di jantung kota yang strategis, sehingga cukup dekat dari beberapa fasilitas umum seperti, stasiun kereta dan terminal angkutan umum. 

Jarak antara Masjid Agung Tasikmalaya dengan Stasiun Tasikmalaya sekitar 1 km. Sementara dari Terminal Pancasila, masjid ini berjarak sekitar 1,5 km. Jika Anda datang dari Terminal Bus Karangnunggal, Masjid Agung Tasikmalaya berjarak sekitar 3,6 km dan bisa ditempuh dengan berkendara kira-kira 10 menit.

4 dari 5 halaman

Arsitektur Masjid Agung Tasikmalaya

Bangunan Masjid Agung Tasikmalaya memiliki filosofi yang tinggi. Hal ini karena bangunan ini memiliki aksen warna kuning emas dan empat menara yang mirip dengan menara Masjidil Haram. Di samping nilai estetika, detail arsitektur masjid juga menekankan pada makna filosofis Islam.

Filosofi yang terlihat dari bagian atas bangunan Masjid Agung Tasikmalaya. Jika diperhatikan, pada bagian atas masjid terdapat lima buah atap yang berbentuk kerucut yang mencerminkan kewajiban salat lima waktu dan lima perkara pada rukun Islam. Selain itu, masjid ini juga memiliki menara yang berjumlah empat, empat menara tersebut bermakna empat ilmu, yakni ilmu bahasa Arab, syariat, sejarah, dan al- hikmah atau filsafat.

Sementara, tiga bagian menara masjid mencerminkan tingkat kesempurnaan seorang muslim, yakni iman, Islam, dan ihsan. Menara Masjid Agung Tasikmalaya memiliki ketinggian 33 meter, yang menyimbolkan jumlah dzikir umat Muslim kepada Sang Pencipta dalam bentuk tasbih, tahmid, dan takbir yang masing-masing sebanyak 33 kali.

5 dari 5 halaman

Fasilitas Masjid Agung Tasikmalaya

Dikutip dari laman Jakarta Islamic Centre, menjelaskan bahwa Masjid Agung Tasikmalaya ini memiliki fungsi sosial untuk masyarakat sekitar. Oleh karenanya, rumah ibadah ini dilengkapi taman yang rindang dan asri sehingga menjadikan masjid lebih teduh. Di salah satu bagian taman terdapat pendopo tempat meletakkan sebuah beduk. Beduk tersebut sempat meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai beduk terbesar di Indonesia.

Sebagai ikon atau landmark Kota Tasikmalaya, Masjid Agung Tasikmalaya kerap menjadi incaran para wisatawan. Selain untuk beribadah, umumnya mereka juga ingin melakukan wisata religi dengan mengeksplorasi seluruh bagian masjid.

Untuk itu, pengelola masjid membangun beberapa fasilitas umum untuk menunjang kenyamanan para wisatawan atau jemaah yang ingin melakukan ibadah di Masjid Agung Tasikmalaya, yakni:

  1. Ruang ibadah utama yang luas dan nyaman.
  2. Perlengkapan salat.
  3. Tempat wudhu yang representatif.
  4. Kamar mandi atau WC yang bersih dan nyaman.
  5. Sound system dan multimedia.
  6. Kantor Sekretariat DKM atau Dewan Kemakmuran Masjid.
  7. Tempat penitipan sepatu atau sandal.
  8. Taman yang asri dan teduh.
  9. Pendopo untuk beristirahat.
  10. Area parkir yang luas.