Liputan6.com, Jakarta Piramida El Castillo di Chichén Itzá menjadi salah satu situs arkeologi terkenal di Semenanjung Yucatán, Meksiko. Chichén Itzá adalah kota Maya kuno yang menarik ribuan pengunjung setiap tahun, terutama pada dua waktu dalam setahun. Ketika matahari terbenam selama equinox musim semi dan musim gugur.
Dua waktu matahari terbenam ini menciptakan bayangan yang menggambarkan ular bergerak di tangga piramida. Menurut legenda, ketika ini terjadi dewa ular berbulu, Kukulcán, turun dari surga untuk memberkati umat manusia di bumi dan kemudian menuju ke dunia bawah yang disebut Xibalba.
Misteri Piramida El Castillo terus mengundang penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih dalam tentang peradaban Suku Maya dan kepercayaan spiritual mereka. Sama seperti situs-situs kuno lainnya, piramida ini membuktikan bahwa peradaban manusia di masa lalu masih menyimban banyak misteri. Berikut ulasan tentang Piramida El Castillo yang Liputan6.com rangkum dari laman britannica.com, Kamis (5/10/2023).
Advertisement
Bangunan Kuno yang Mengagumkan
Dengan bentuk bangunan simetri radial yang memikat, tangga berundak yang rapi, dan kuil di puncaknya, El Castillo adalah salah satu piramida Mesoamerika yang paling mudah dikenali. Piramida ini diperkirakan dibangun oleh suku Toltec-Maya antara tahun 1050 dan 1300 Masehi, pada saat populasi Maya lainnya mengalami kemerosotan. Keunikan piramida ini tidak hanya terletak pada desain arsitektur fisiknya tetapi juga pada peran pentingnya dalam kalender Maya.
Masing-masing dari empat sisi piramida memiliki tangga dengan 91 anak tangga. Jumlah total anak tangga ini, ketika digabungkan dengan kuil di puncak piramida, sebanyak 365, yang sesuai dengan jumlah hari dalam tahun matahari dalam kalender Maya. Kuil di puncak piramida ini digunakan eksklusif oleh para pendeta untuk melakukan ritual suci yang mendekatkan mereka kepada dewa-dewa di langit.
Advertisement
Rahasia di Dalam Piramid
Selama bertahun-tahun, El Castillo terkenal sebagai piramida yang hanya digunakan sebagai tempat pendeta untuk merayakan upacara. Namun, pada tahun 1930-an, sekelompok arkeolog memulai eksplorasi yang mengungkapkan sisi lain dari piramida ini. Mereka menemukan bahwa ada piramida-kuil lain yang tersembunyi di dalam piramida yang lebih besar. Piramida ini memiliki sembilan platform, satu tangga tunggal, dan sebuah kuil yang terdapat jejak manusia, sebuah patung berbentuk jaguar yang bertatahkan jade, dan patung Chac Mool.
Chac Mool adalah patung Maya yang menggambarkan sosok pria abstrak, sedang bersantai dan memegang mangkuk yang digunakan sebagai wadah untuk persembahan korban. Para peneliti memperkirakan bahwa piramida ini mungkin dibangun antara tahun 800 dan 1000 Masehi.
Pada pertengahan tahun 2010-an, para arkeolog menggunakan teknik pencitraan non-invasif untuk mengungkapkan lebih banyak misteri di dalam piramida El Castillo. Mereka menemukan piramida lain yang tersembunyi di dalam dua piramida sebelumnya. Piramida ketiga ini diyakini dibangun antara tahun 550 dan 800 Masehi, dan mungkin memiliki satu tangga dan sebuah altar.
Pada akhirnya, penemuan-penemuan ini membuka kemungkinan bahwa El Castillo memiliki peran yang lebih penting dalam sistem kepercayaan Suku Maya. Bukan hanya sebuah struktur fisik yang mengesankan, piramida ini mungkin juga berfungsi sebagai simbolis "axis mundi," pusat dunia yang menghubungkan bumi dengan surga dan dunia bawah.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, para arkeolog telah mulai menjelajahi sistem air bawah tanah di bawah Chichén Itzá dalam upaya untuk mengungkapkan lebih banyak rahasia yang tersembunyi di bawah piramida ini. Jika teori mereka benar, maka El Castillo tidak hanya berfungsi sebagai tangga menuju surga, tetapi juga sebagai gerbang menuju dunia bawah.