Sukses

Inner Child adalah Sisi Kekanak-Kanakan dalam Diri, Pahami Ciri-Ciri dan Cara Menyembuhkan

Inner child adalah kepribadian seseorang yang dihasilkan dari pengalaman masa kanak-kanak.

Liputan6.com, Jakarta Inner child adalah hasil dari sekumpulan peristiwa masa kecil yang membentuk kepribadian seseorang seperti sekarang, bisa baik maupun buruk. Sejatinya, inner child ini dimiliki oleh semua orang, sayangnya tidak semua orang menyadari dan mengenalnya.

Secara umum, inner child adalah kepribadian seseorang yang dihasilkan dari pengalaman masa kanak-kanak, dapat disebut juga sisi kekanak-kanakan yang masih ada pada masa dewasa. Hal ini dikarenakan pengalaman masa lalu yang belum terselesaikan.

Inner child dapat terbentuk dari pengalaman masa kecil yang menyenangkan dan juga pengalaman buruk di masa kecil yang mungkin akan berdampak serta bisa menimbulkan luka batin maupun trauma yang membekas hingga dewasa.

Biasanya inner child dapat terlihat apabila seseorang terhimpit situasi yang mengingatkan seseorang dengan luka atau traumanya. Anda perlu mengenali dan jika terganggu dapat menyeumbuhkan dengan cara ini.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai definisi inner child beserta ciri-ciri dan cara menyembuhkannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (7/10/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Inner Child Adalah

Inner child atau anak batin adalah konsep dalam psikologi yang menggambarkan sikap dan sifat kekanak-kanakan yang ada dan dimiliki oleh setiap orang. Inner child merujuk pada segala pengalaman, emosi, ingatan, dan sikap yang dimiliki seseorang dari masa kanak-kanak.

Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI, inner child adalah hasil dari sekumpulan peristiwa masa kecil yang membentuk kepribadian seseorang seperti sekarang, bisa baik maupun buruk.

Inner child sering diibaratkan sebagai versi anak kecil dalam diri seseorang yang masih hidup dan berinteraksi dengan dunia sekitar. Konsep ini berasal dari pandangan bahwa pengalaman yang kita alami saat masih kecil memiliki dampak jangka panjang pada cara kita berpikir dan berperilaku sebagai orang dewasa.

Inner child menyimpan jejak emosi dan pengalaman masa kecil, baik yang positif maupun yang traumatik. Perasaan cinta, kegembiraan, serta kenangan indah juga bisa menjadi bagian dari inner child, begitu pula dengan perasaan takut, kesedihan, atau ketidakamanan.

Sementara secara umum, inner child adalah kepribadian seseorang yang dihasilkan dari pengalaman masa kanak-kanak, dapat disebut juga sisi kekanak-kanakan yang masih ada pada masa dewasa. Hal ini dikarenakan pengalaman masa lalu yang belum terselesaikan.

Sayangnya, tidak semua orang menyadari tanda inner child terluka akibat peristiwa buruk di masa kecil mereka. Sulitnya menyadari inner child yang terluka, bisa jadi karena peristiwa buruk di masa kecil sudah dianggap sebagai hal yang normal. Sehingga, orang terbiasa mengubur rasa sakit akibat peristiwa tersebut sedalam-dalamnya.

Namun, apa yang terkubur di alam bawah sadar, seringkali terwujud dalam bentuk perilaku atau tindakan yang mengganggu kehidupan di masa dewasa. Ibaratnya seorang anak yang dimarahi oleh orang tua ketika menjatuhkan gelas, dan tanpa sengaja pecahan itu melukai kakinya. Luka pada kaki mungkin bisa disembuhkan dalam waktu singkat, namun luka yang diakibatkan oleh bentakan orangtua akan terus membekas pada jiwa anak tersebut dan terbawa hingga masa dewasa. Hal ini menyisakan rasa sedih, marah, gelisah, malu dan perasaan negatif lainnya. Biasanya inner child dapat terlihat apabila seseorang terhimpit situasi yang mengingatkan seseorang dengan luka atau traumanya.

3 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Inner Child Terluka

Sebelum menyembuhkan inner child yang terluka dalam diri, anda perlu mengenali ciri-ciri inner child yang terluka. Berikut ini penjelasannya:

1. Takut untuk Ditinggalkan

Salah satu tanda inner child terluka adalah memiliki ketakutan yang luar biasa akan ditinggalkan oleh orang-orang dalam hidup. Gejala ketakutan tersebut bisa berupa perasaan tidak bisa jauh dari pasangan, sangat bergantung dan tidak mandiri, merasa tidak layak dicintai, insecure, atau bahkan menjadi gangguan kecemasan dan depresi.

Hal ini dapat menjadi masalah, karena perilaku dan tindakan orang tersebut terlalu dipengaruhi oleh konsep di masa lalunya dan mengaburkan fakta yang sebenarnya terjadi di masa kini saat orang tersebut menjalani hubungan.

2. Bersalah yang Berlebih

Rasa bersalah adalah penyesalan atau beban tanggung jawab yang dihadapi orang setelah mereka melakukan kesalahan. Rasa bersalah adalah hal yang wajar. Kecuali jika perasaan ini muncul tanpa ada alasan yang jelas. Misalnya, ketika Anda merasa bersalah ketika tidak melakukan kesalahan. Itu bisa menjadi pertanda masalah serius seperti depresi atau kecemasan. Bisa jadi hal tersebut juga adalah tanda inner child terluka akibat sering dibuat merasa bersalah di masa kecil.

3. Memiliki Trust Issue

Trust issue merupakan kondisi di mana seseorang tidak mudah percaya dengan orang lain. Jika saat dewasa anda memiliki trust issue, kemungkinan di masa kecil Anda sering dibohongi, dicurangi, atau dimanipulasi. Hal ini jika tidak disembuhkan, maka anda akan menolak untuk percaya kepada orang yang benar-benar tulus, akan menjauhkan Anda dari hubungan yang sehat.

4. Takut Menetapkan dan Menegakkan Batasan Privasi

Seseorang yang tidak bisa mengatakan tidak atas permintaan orang lain dan merasa sungkan menyakiti perasaan orang lain, itu merupakan pertanda awal dari inner child yang sedang terluka.

5. Sering Marah

Kemarahan adalah emosi yang wajar dirasakan oleh setiap orang pada satu titik tertentu. Namun, ketika seseorang berulang kali tidak mampu bersikap tenang dan kehilangan kendali dalam mengelola emosi, itu adalah tanda bahwa ada masalah yang lebih dalam.

Marah yang berlebihan bisa merupakan tanda adanya inner child yang terluka akibat pada masa kecil mengalami ketidakadilan dan peristiwa yang membuat frustasi, tapi tidak dapat mengungkapkannya.

6. Sulit untuk Move On

Kesulitan untuk melepaskan sesuatu di masa lalu juga merupakan salah satu tanda inner child yang sedang terluka. Anda perlu mewaspadainya jika terus menerus merasakan hal demikian.

7. Takut Menyatakan Pendapat Pribadi

Takut menyatakan pendapat pribadi merupakan salah satu tanda inner child yang terluka. Hal ini bisa terjadi karena anda merasa pendapat pribadinya tidak penting, takut dihakimi, dan tidak akan dihargai oleh orang lain.

4 dari 4 halaman

Cara Menyembuhkan Inner Child yang Terluka

Sejatinya, inner child dapat disembuhkan, namun membutuhkan waktu yang cukup lama. Meski begitu, bagi anda yang ingin menyembuhkan inner child yang terluka, bisa melakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Akui inner child anda

Meskipun berat dan terasa menganggu, mengakui inner child yang ada pada diri anda dapat menjadi awal penyembuhan. Apabila terasa aneh dan canggung, anda bisa memotivasi diri untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Dengan begitu, perlahan tubuh anda akan bisa berdamai dan menerima inner child yang ada pada diri anda.

2. Mendengarkan apa yang dikatakan inner child

Setelah membuka pintu hubungan dengan inner child Anda, penting untuk mendengarkan perasaan yang masuk. Perasaan ini sering kali muncul dalam situasi yang memicu emosi yang kuat, ketidaknyamanan, atau luka lama. Untuk itu, sebisa mungkin anda mengontrol inner child yang tiba-tiba kambuh dalam situasi tertentu.

3. Memahami apa yang terjadi pada sisi anak-anak dalam diri anda

Bagi sebagian orang, setiap luka atau trauma dalam dirinya teringat jelas apa penyebabnya. Namun bagi sebagian lainnya, penyebab luka masa kecil tidak mudah diidentifikasi. Artinya, Anda sendiri mungkin tidak tahu apa tepatnya pengalaman di masa lalu yang membentuk amarah atau perasaan-perasaan negatif tertentu yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan kata.

Untuk itu, agar bisa menyembuhkan inner child yang terluka anda harus mengetahui apa penyebab dari luka tersebut. Sehingga anda akan dengan mudah untuk berdamai dengan diri sendiri dan keadaan. Jika kesusahan mencari apa penyebabnya, anda bisa datang ke psikolog untuk minta bantuan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.