Sukses

7 Potret Lukisan Klasik Ini Dibuat Versi Nyata Lucu dan Kreatif, Seni dengan Twist

Menciptakan kembali karya seni klasik adalah cara untuk mempertahankan warisan seni, meskipun tak semuanya sesuai ekspektasi.

Liputan6.com, Jakarta Menciptakan kembali karya seni klasik, adalah tindakan mengekspresikan kembali karya seni yang sudah ada sebelumnya, di mana memiliki nilai sejarah atau artistik yang tinggi.

Tujuan utama adalah untuk menghormati, memahami, atau menggali inspirasi dari karya seni lama, serta mungkin menghadirkannya dalam konteks modern, tentu dengan sentuhan pribadi yang unik.

Museum J. Paul Getty di Los Angeles (Getty), telah meluncurkan ide yang sederhana namun jenius di mana, memungkinkan orang-orang untuk berkarya dalam dunia seni, dengan cara yang kreatif dan menghibur.

Tantangan ini telah menghasilkan berbagai rekreasi yang mengagumkan, unik, serta menggunakan bahan-bahan dan peralatan yang tersedia di rumah.

Langkah ini bisa menjadi bukti, bahwa kreativitas manusia tidak terbatas, bahkan dalam kondisi yang sulit sekalipun. Bahkan karya seni klasik yang dihidupkan kembali ini, adalah contoh nyata bagaimana seni dapat menjadi jendela menuju imajinasi, ekspresi, dan kebahagiaan, bahkan dalam masa-masa yang penuh tantangan.

Berikut ini Liputan6.com merangkum dari Brainberries, tentang sejumlah potret karya seni lukisan klasik yang dimodifikasi, Minggu (8/10/2023).

2 dari 8 halaman

1. Tak hanya mengamati lukisan namun berimajinasi, wajah pria ini tertutup sepenuhnya dengan daun

3 dari 8 halaman

2. Atmosfer yang diciptakan sangat mirip, patut diancungi jempol

4 dari 8 halaman

3. Tetap slay saat berpose, detail baju dan bedak yang digunakan curi perhatian warganet

5 dari 8 halaman

4. Sederhana, kreatif dan mudah dikenali, modifikasi lukisan ini bak Roma Modern

6 dari 8 halaman

5. Pakaian, pose, dan ekspresi wajah sangat sesuai, pasangan ini terlihat totalitas tanpa batas

7 dari 8 halaman

6. Mengubah anak kecil jadi gadis pemerah susu, persis dengan lukisan aslinya

8 dari 8 halaman

7. Potret ini seolah hidupkan kembali mahakarya Jan van Eyck, jadikan ember sebagai topi