Sukses

Cara Google Pangkas Waktu Lampu Merah Pakai AI, Berkendara Jadi Lancar

Cara Kerja Google Pangkas Waktu Lampu Merah

Liputan6.com, Jakarta Macet menjadi momok tersendiri bagi pengendara. Selain menghabiskan waktu, macet menyumbang angka stress yang besar juga polusi. Kini dengan kecerdasan buatan (AI), inovasi Google dapat mengurangi kendaraan berhenti di lampu merah hingga 30%, serta meminimalkan polusi di persimpangan sekitar 10%.

Proyek Green Light, yang telah menjalin kemitraan dengan 12 kota di seluruh dunia, memberikan rekomendasi waktu di sebanyak 70 persimpangan yang berbeda. Ini ditawarkan secara cuma-cuma melalui antarmuka web kecil saat ini. Google berpendapat bahwa perubahan dapat diimplementasikan dengan cepat, dalam waktu lima menit, dengan menggunakan sistem manajemen kota yang sudah ada.

Salah satu unsur kunci keberhasilan proyek ini adalah data. Teknisi lalu lintas kota sebelumnya tidak memiliki akses ke data komprehensif yang Google miliki, terutama karena perusahaan memiliki banyak perangkat Android dan sistem navigasi di kendaraan yang selalu terhubung online, terus-menerus melaporkan lokasi dan data lalu lintas.

Menariknya, di Indonesia sendiri sudah menerapkan proyek green ligth ini di Jakarta. Berikut selengkapnya Liputan6.com merangkum teknologi canggih lalu lintas melansir dari berbagai sumber, Jumat (13/10/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kurangi Waktu Lampu Merah Gunakan AI dan Maps

Google telah membangun sistem yang menggunakan data AI dan Maps untuk membuat model untuk setiap persimpangan, sinyal, dan pola lalu lintas. Model ini diperluas untuk mencakup persimpangan lain di wilayah yang sama, sehingga semua aspek dapat selaras dan menjaga arus lalu lintas tetap lancar.

Dengan alat ini, ribuan persimpangan dapat dianalisis dan dimodelkan secara bersamaan. Tujuannya adalah mengembangkan gambaran menyeluruh tentang lalu lintas di seluruh kota, yang dapat diuji secara virtual, dengan harapan memberikan proyek green light kepada sebanyak mungkin pengemudi. Hal ini diharapkan akan menghemat waktu, mengurangi konsumsi bahan bakar, dan meminimalkan emisi gas rumah kaca.

"Angka-angka awal menunjukkan potensi pengurangan penghentian hingga 30% dan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 10%. Tentu saja, dampak emisi ini terjadi di persimpangan tertentu, bukan di seluruh kota. Namun, langkah serius seperti ini berpotensi mengubah permainan,” kutip dari Google Research (13/10/2023).

3 dari 4 halaman

Daftar Kota Pengguna AI di Lampu Merah

Rio de Janeiro, Seattle, Hamburg, Bangalore, Haifa, Budapest, Kolkata, Abu Dhabi, Hyderabad, Manchester, Bali, dan Jakarta adalah kota-kota pertama yang menjadi tempat eksperimen bagi Project Green Light. Semua memiliki kondisi berkendara yang sangat beragam. Google mengungkapkan bahwa 70 persimpangan yang sedang diuji coba saat ini memiliki potensi untuk memengaruhi sekitar 30 juta perjalanan mobil setiap bulan.

David Atkin, Manajer Analisis dan Pelaporan di Transportasi untuk Greater Manchester, menyatakan, "Lampu Hijau mengidentifikasi peluang yang sebelumnya tidak dapat kami lihat, dan mengarahkan para insinyur ke tempat yang memiliki potensi manfaat dalam mengubah waktu sinyal. 

Hal ini memberikan wawasan berharga bagi kota kami dengan 2.400 sinyal lalu lintas. Tim Lampu Hijau dan Transportasi untuk Greater Manchester menghadirkan keahlian dan ide untuk meningkatkan kualitas perjalanan dan mengurangi emisi."

 

4 dari 4 halaman

Cara Kerja Google Pangkas Waktu Lampu Merah di Jakarta

Melansir dari NTMC Polri, sebanyak 20 persimpangan di Jakarta kini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada lampu merah. Lokasinya tersebar dari Jakarta Utara hingga Selatan. Kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Google Inc. menandatangani MoU proyek "Green Light" pada November 2022 lalu.

Menariknya, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengadopsi teknologi ini, yang sebelumnya telah berhasil mengurangi kemacetan hingga 20% di India.

Teknisnya, Google menganalisis situasi di persimpangan padat dan memberikan masukan kepada pihak berwenang untuk mengatur ulang lampu lalu lintas. Data dari Google digunakan untuk menentukan durasi lampu hijau yang optimal berdasarkan volume kendaraan. Lampu hijau diprioritaskan di jalur yang lebih padat, meminimalkan kemacetan.

Teknologi AI akan terus menganalisis volume lalu lintas dan merekomendasikan durasi lampu hijau yang paling efisien di masing-masing persimpangan, yang akan diimplementasikan oleh pihak berwenang. Diharapkan teknologi ini dapat membantu mengurai kemacetan di persimpangan Jakarta.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.