Liputan6.com, Jakarta - VOC adalah kongsi perdagangan rempah-rempah terbesar di Indonesia milik Belanda. VOC ini istilah yang artinya singkatan dari Verenigde Oost Indische Compagnie. VOC pertama kali didirikan pada tahun 1602 setelah kedatangan Belanda pertama kali pada tahun 1596 di Banten.
Penjelasan tentang bagaimana penderitaan bangsa indonesia akibat penjajahan pada masa VOC penting diketahui selain sejarah berdiri organisasi Belanda ini.
Para sejarawan menyebut penderitaan bangsa indonesia akibat penjajahan pada masa VOC adalah menyebabkan kemiskinan, terus berkonflik, hilang persatuan dan kesatuan, dipaksa kerja tanpa upah dan makanan, hingga memperoleh hukuman sangat kerjam.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang bagaimana penderitaan bangsa indonesia akibat penjajahan pada masa VOC, Selasa (17/10/2023).
Penderitaan Bangsa Indonesia
Pada masa penjajahan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), bangsa Indonesia mengalami berbagai penderitaan yang mendalam. Ini adalah gambaran penderitaan bangsa Indonesia akibat penjajahan pada masa VOC mengutip dari buku berjudul Sejarah 2 (2008) oleh Sardiman, A.M., M.P.:
1. Monopoli Perdagangan dan Kemiskinan
Selama masa penjajahan VOC, terdapat monopoli perdagangan yang mengharuskan rakyat Indonesia hanya menjual bahan rempah-rempah kepada VOC dengan harga yang sangat rendah.
Hal ini menimbulkan penderitaan bangsa Indonesia akibat penjajahan pada masa VOC berupa kemiskinan dan kelaparan di kalangan rakyat Indonesia. Ini karena mereka tidak mendapatkan keuntungan yang seharusnya dari hasil bumi mereka.
2. Politik Divide et Impera
VOC menerapkan taktik divide et impera, yaitu politik adu domba, yang menyebabkan terjadinya persaingan dan perang antara kerajaan-kerajaan di Indonesia. Hal ini menciptakan penderitaan bangsa Indonesia akibat penjajahan pada masa VOC berupa ketidakstabilan dan konflik di antara masyarakat pribumi. Termasuk melemahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Pajak dan Sewa Lahan
Penderitaan bangsa Indonesia akibat penjajahan pada masa VOC adalah rakyat Indonesia dikenakan berbagai pajak yang memberatkan mereka. Selain itu, mereka juga diharuskan membayar uang sewa lahan kepada pemerintah Belanda. Hal ini menambah beban ekonomi rakyat, yang sebagian besar hidup dalam kondisi yang sulit.
4. Kerja Rodi dan Pembangunan Jalan
Salah satu bentuk penderitaan yang paling mengerikan adalah kerja rodi. Rakyat Indonesia dipaksa bekerja tanpa upah dan makanan, sering kali siang dan malam. Contohnya adalah pembangunan 1000 km jalan dari Anyer hingga Panarukan, yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Rakyat di bawah penjajahan VOC harus berjuang untuk bertahan hidup.
5. Mengalami Tanam Paksa
VOC juga mewajibkan petani untuk menanam komoditas tertentu yang hasilnya harus dijual dengan harga yang sangat murah. Penderitaan bangsa Indonesia akibat penjajahan pada masa VOC adalah mengurangi pendapatan petani. Sementara itu, situasi ini sangat menguntungkan VOC.
6. Memperoleh Hukuman Kejam
Bagi yang melanggar aturan atau melakukan pemberontakan, VOC memberikan hukuman yang sangat kejam. Penderitaan bangsa Indonesia akibat penjajahan pada masa VOC adalah menciptakan suasana ketakutan dan penindasan di kalangan rakyat.
7. Perbudakan dan Perdagangan Manusia
Selama penjajahan VOC, perbudakan dan penjualan manusia juga terjadi di Indonesia yang menjadi salah satu penderitaan bangsa Indonesia akibat penjajahan pada masa VOC. Orang-orang diperlakukan sebagai barang dagangan dan kehilangan hak-hak dasar mereka sebagai manusia.
Â
Advertisement
Sejarah Berdirinya di Indonesia
VOC, didirikan di Indonesia oleh Belanda pada tanggal 20 Maret tahun 1602, sebagaimana dijelaskan dalam buku berjudul Jejak-jejak Langkah Pewartaan Kabar Baik di Indonesia (2021) oleh Krisna Promil, dkk. Keberadaan VOC di Indonesia adalah sebuah bagian penting dalam sejarah kolonialisme Belanda di wilayah Nusantara.
Tujuan utama pendirian VOC pada tahun 1602 di Indonesia dapat diuraikan menjadi tiga hal yang paling pokok sebagaimana dijelaskan para ahli sejarah dalam buku berjudul Analisis Organisasi dan Pola-pola Pendidikan (2017) oleh J.C. Tukiman Taruna:
1. Perdagangan Rempah-Rempah
Salah satu tujuan utama VOC adalah berdagang untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Mereka tertarik pada rempah-rempah seperti cengkih, lada, dan pala yang hanya dapat ditemukan di kepulauan Indonesia. Ini adalah komoditas yang sangat berharga pada saat itu, dan VOC ingin mengendalikan perdagangan rempah-rempah ini.
2. Mengusir Portugis dan Spanyol
Selain mencari keuntungan, VOC juga memiliki tujuan geopolitik. Mereka ingin mengusir keberadaan Portugis dan Spanyol yang bersaing di wilayah Indonesia pada saat itu. Ini menciptakan persaingan sengit, dan VOC berusaha untuk menguasai wilayah ini dan menghilangkan saingan mereka.
3. Keamanan dan Dukungan Lokal
VOC juga mengklaim bahwa tujuan mereka adalah menjaga keamanan tanah air, bukan hanya perdamaian dengan Indonesia. Mereka berusaha memperoleh dukungan dari pihak-pihak lokal di Indonesia agar semakin kuat dalam menghadapi Portugis dan Spanyol.
Selama masa pemerintahan VOC, berbagai Gubernur Jenderal memainkan peran penting dalam mencapai tujuan-tujuan ini. Daftar Gubernur Jenderal VOC mencakup tokoh-tokoh seperti Pieter Both, Jan Pieterszoon Coen, dan banyak lainnya, yang memimpin perusahaan ini dalam mencapai tujuannya di wilayah Indonesia.
Â
Daftar Gubernur Jenderal VOC
- Gubernur Jenderal VOC yang Pertama adalah Pieter Both: 1610-1614
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua adalah Gerard Reynst: 1614-1615
- Gubernur Jenderal VOC yang Ketiga adalah Laurens Reael: 1615-1619
- Gubernur Jenderal VOC yang Keempat adalah Jan Pieterszoon Coen: 1617 (diangkat), 1618 (dikonfirmasi), 1619 (resmi), 1623 (akhir jabatan)
- Gubernur Jenderal VOC yang Kelima adalah Pieter de Carpentier: 1623-1627
- Gubernur Jenderal VOC yang Keenam adalah Jan Pieterszoon Coen: 1624 (diangkat kembali), 1627 (resmi), 1629 (akhir jabatan)
- Gubernur Jenderal VOC yang Ketujuh adalah Jacques Specx: 1629-1632
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedelapan adalah Hendrik Brouwer: 1632-1636
- Gubernur Jenderal VOC yang Kesembilan adalah Antonio van Diemen: 1636-1645
- Gubernur Jenderal VOC yang Kesepuluh adalah Cornelis van der Lijn: 1645 (diangkat), 1646 (resmi), 1650 (akhir jabatan)
- Gubernur Jenderal VOC yang Kesebelas adalah Carel Reyniersz: 1650 (diangkat), 1651 (resmi), 1653 (akhir jabatan)
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua Belas adalah Joan Maetsuycker: 1653-1678
- Gubernur Jenderal VOC yang Ketiga Belas adalah Rijckloff van Goens: 1678-1681
- Gubernur Jenderal VOC yang Keempat Belas adalah Cornelis Speelman: 1681-1684
- Gubernur Jenderal VOC yang Kelima Belas adalah Johannes Camphuys: 1684- 1691
- Gubernur Jenderal VOC yang Keenam Belas adalah Willem van Outhoorn: 1690 (diangkat), 1691 (resmi), 1704 (akhir jabatan)
- Gubernur Jenderal VOC yang Ketujuh Belas adalah Joan van Hoorn: 1704-1709
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedelapan Belas adalah Abraham van Riebeeck: 1709-1713
- Gubernur Jenderal VOC yang Kesembilan Belas adalah Christoffel van Swol: 1713-1718
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua Puluh adalah Hendrick Zwaardecroon: 1718 (diangkat), 1720 (resmi), 1725 (akhir jabatan)
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua Puluh Satu adalah Mattheus de Haan: 1724 (dinagkat), 1725 (resmi), 1729 (akhir jabatan)
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua Puluh Dua adalah Diederik Durven: 1729-1732
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua Puluh Tiga adalah Dirk van Cloon: 1732-1735
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua Puluh Empat adalah Abraham Patras: 1735-1737
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua Puluh Lima adalah Adrian Valckenier: 1737-1741
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua Puluh Enam adalah Johannes thedens: 1741-1743
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua Puluh Tujuh adalah Gustaaf Willem Baron van Imhoff: 1743-1750
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua Puluh Delapan adalah Jacob Mossel: 1750- 1761
- Gubernur Jenderal VOC yang Kedua Puluh Sembilan adalah Petrus Albertus van der Parra: 1761-1775
- Gubernur Jenderal VOC yang Tiga Puluh adalah Jeremias van Riemsdijk: 1775-1777
- Gubernur Jenderal VOC yang Tiga Puluh Satu adalah Reinier de Klerk: 1777 (diangkat), 1778 (resmi), 1780 (akhir jabatan)
- Gubernur Jenderal VOC yang Tiga Puluh Dua adalah Willem Arnold Alting: 1780 (pejabat sementara), 1780 (resmi), 1797 (akhir jabatan).
Advertisement