Liputan6.com, Jakarta Kajian Islam atau studi Islam merupakan ilmu yang kini tidak hanya dipelajari oleh orang-orang Islam, namun juga dilakukan oleh orang-orang di luar Islam. Studi Islam merupakan sebuah upaya untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam.
Dalam mempelajari Islam, tentu diperlukan metodologi agar dapat mendapatkan gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang ajaran Islam. Dalam mempelajari ajaran Islam, tentu diperlukan metodologi studi Islam. Metodologi studi Islam adalah pendekatan dan metode penelitian yang digunakan dalam memahami, menganalisis, dan mengkaji isu-isu terkait agama Islam.
Advertisement
Baca Juga
Metodologi studi Islam mencakup berbagai macam alat penelitian yang mencakup analisis tekstual, sejarah, antropologi, sosiologi, dan pemikiran filosofis, untuk memahami berbagai aspek Islam, termasuk teks suci, praktik keagamaan, sejarah, dan pemikiran Islam. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan kontekstual tentang Islam sebagai agama dan fenomena sosial.
Untuk memahami lebih dalam mengenai metodologi studi Islam, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (17/10/2023).
Memahami Studi Islam
Sebelum membahas lebih dalam mengenai metodologi studi Islam, penting bagi kita untuk memahami apa yang dimaksud studi Islam itu sendiri. Dalam buku berjudul "Metodologi Studi Islam Dalam Perspectives Multydisiplin Keilmuan," Rozali (2020) menyebutkan, Studi Islam, secara etimologis, dapat diterjemahkan dari Bahasa Arab sebagai "Dirasah Islamiyah." Di Barat, studi Islam dikenal dengan istilah "Islamic Studies." Dengan demikian, studi Islam secara harfiah merujuk pada kajian tentang segala hal yang berkaitan dengan Islam. Akan tetapi, untuk memahami secara sistematis dan terpadu, perlu ada spesifikasi terminologis tentang apa yang dimaksud dengan studi Islam.
Secara sederhana, studi Islam didefinisikan sebagai "kajian Islam." Namun, definisi ini mencakup beragam makna dan pemahaman yang luas. Makna dari studi Islam sebagai "kajian Islam" memiliki ruang lingkup yang luas dan beragam arti. Hal ini disebabkan oleh berbagai tafsir dan interpretasi yang berbeda, tergantung pada latar belakang individu yang menganalisisnya. Latar belakang ini meliputi bidang studi, keilmuan, pengalaman, dan perbedaan lainnya.
Istilah "studi Islam" digunakan untuk mencerminkan beberapa makna. Pertama, merujuk pada aktivitas dan program penelitian yang dilakukan terhadap agama Islam, seperti mengkaji konsep zakat profesi. Kedua, mengacu pada materi, subjek, bidang, dan kurikulum dalam kajian tentang Islam, seperti ilmu fiqih atau kalam. Ketiga, berhubungan dengan lembaga-lembaga yang melakukan penelitian tentang Islam, baik secara formal di perguruan tinggi maupun secara informal dalam forum-forum dan halaqah-halaqah.
Studi Islam mencakup kajian agama Islam dan berbagai aspek keislaman dalam masyarakat dan budaya Muslim. Terdapat tiga pola kerja yang berbeda dalam ruang lingkup studi Islam: kajian normatif agama Islam, kajian non-normatif agama Islam, dan kajian non-normatif tentang aspek keislaman yang terkait dengan budaya dan masyarakat Muslim. Kajian normatif terutama dilakukan oleh sarjana Muslim untuk memahami aspek kebenaran keagamaan Islam. Kajian non-normatif agama Islam biasanya dilakukan di universitas dan mendalam tentang suatu ajaran Islam. Kajian non-normatif tentang aspek keislaman yang berkaitan dengan budaya dan masyarakat Muslim lebih luas dan tidak selalu terkait langsung dengan aspek normatif Islam.
Dalam intinya, studi Islam adalah upaya sadar dan sistematis untuk memahami, menganalisis, dan membahas berbagai aspek yang terkait dengan agama Islam, baik dalam hal ajaran, sejarah, maupun praktiknya dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarahnya. Studi Islam memiliki makna yang bervariasi dan mencakup berbagai disiplin ilmu yang berbeda, mencakup penelitian tentang agama Islam dan berbagai aspek keislaman yang berkaitan dengan budaya dan masyarakat Muslim.
Advertisement
Memahami Metodologi Studi Islam
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk bisa mendapatkan pemahaman yang menyeluruh tentang Islam, diperlukan metodologi studi Islam. Metodologi studi Islam adalah pendekatan dan metode yang digunakan dalam menjalankan penelitian, kajian, atau analisis terkait dengan Islam dan aspek-aspeknya. Dalam konteks ini, metodologi mencakup berbagai metode yang dapat digunakan dalam studi Islam. Beberapa metode yang umum digunakan dalam studi Islam adalah sebagai berikut:
1. Metode Ilmu Pengetahuan
Metode ini mencerminkan cara untuk mencapai kebenaran melalui proses ilmiah. Dalam ilmu spekulatif, metode ini digunakan untuk mencapai proposisi mengenai yang ada atau harus ada. Dalam ilmu normatif, metode ini digunakan untuk mencapai norma-norma yang mengatur perbuatan atau pembuatan sesuatu.
2. Metode Diakronis
Metode ini menekankan aspek sejarah dalam memahami Islam. Ini memungkinkan studi perbandingan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam sehingga memahami sebab dan akibat serta kesatuan integral dalam konteks waktu, tempat, budaya, kelompok, dan lingkungan di mana keyakinan, sejarah, atau kejadian muncul.
3. Metode Sinkronis-Analistis
Metode ini memberikan kemampuan analisis teoritis yang berguna bagi perkembangan keimanan dan pemikiran intelektual umat Islam. Ini tidak hanya mengutamakan aspek aplikatif praktis tetapi juga penelitian teoritis.
4. Metode Problem Solving
Metode ini mengajak individu untuk berlatih menghadapi masalah dari satu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya. Ini lebih berfokus pada penguasaan keterampilan daripada pengembangan pemikiran, sehingga mungkin hanya terbatas pada kerangka yang sudah tetap.
5. Metode Empiris
Metode ini memungkinkan umat Islam untuk memahami ajaran Islam melalui proses realisasi dan internalisasi norma dan kaidah Islam melalui proses aplikasi yang menimbulkan interaksi sosial. Hasil interaksi ini dapat dirumuskan secara deskriptif sebagai proses interaksi yang menghasilkan norma baru.
6. Metode Deduktif
Metode ini melibatkan menyusun kaidah secara logis dan filosofis, lalu menerapkan kaidah tersebut untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Metode ini digunakan untuk menghasilkan syariat dan kaidah-kaidah hukum yang penentu dalam masalah-masalah furu' tanpa mempertimbangkan kesesuaian dengan paham mazhab.
7. Metode Induktif
Metode ini melibatkan penyusunan kaidah hukum terlebih dahulu, kemudian menerapkan kaidah tersebut pada masalah-masalah furu' yang sesuai dengan paham mazhab. Dalam pendekatan ini, analisis dimulai dari masalah khusus yang kemudian diinterpretasikan dan dikaitkan dengan paham mazhabnya.
Metodologi studi Islam memungkinkan para peneliti dan akademisi untuk memilih metode yang sesuai dengan tujuan penelitian dan pendekatan yang ingin diambil dalam memahami Islam dan aspek-aspeknya. Ini memungkinkan pengembangan pemahaman yang lebih mendalam tentang Islam dari berbagai perspektif dan konteks.
Macam-Macam Pendekatan Studi Islam
Selain metodologi studi Islam, terdapat juga pendekatan studi Islam. Pendekatan Studi Islam adalah pendekatan yang digunakan untuk memahami agama Islam dan berbagai aspeknya. Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan dalam Studi Islam, yang mencerminkan berbagai metode dan sudut pandang yang berbeda dalam memahami agama dan masalah-masalahnya. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang berbagai pendekatan dalam Studi Islam:
1. Pendekatan Teologis
Pendekatan ini bersifat normatif dan subjektif, sering dilakukan oleh penganut agama yang berusaha memahami agama lain atau agama mereka sendiri. Fokus dari pendekatan ini adalah untuk menekankan pada pemahaman agama dari sudut pandang keimanan dan keyakinan, terutama melalui teks suci atau kitab-kitab suci agama tersebut.
2. Pendekatan Antropologis
Pendekatan ini melibatkan pemahaman agama melalui praktik keagamaan dalam masyarakat. Pendekatan ini menitikberatkan pada praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, mencoba menjelaskan hubungan antara agama dan kehidupan manusia. Contohnya ketika membahas tentang bagaimana keyakinan dan praktik keagamaan memengaruhi perilaku manusia dalam masyarakat.
3. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan ini berfokus pada pemahaman agama melalui sudut pandang sosial dan struktural. Pendekatan ini menitikberatkan pada dampak agama pada struktur sosial, perubahan sosial, dan bagaimana agama memengaruhi masyarakat dan kehidupan sehari-hari.
4. Pendekatan Filosofis:
Pendekatan ini menerapkan prinsip-prinsip filsafat untuk memahami agama. Pendekatan ini berusahan untuk menggali aspek-aspek filosofis dalam agama dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang berkaitan dengan keyakinan dan agama. Sebagai contoh meninjau konsep-konsep filsafat dalam agama, seperti konsep tentang Tuhan, etika, dan keadilan.
5. Pendekatan Historis
Pendekatan ini menyoroti sejarah agama untuk memahami asal-usul, perkembangan, dan perkembangan doktrin agama.Fokus dari pendekatan ini adalah untuk mempelajari sejarah agama, peristiwa-peristiwa penting, dan perkembangan ajaran dan pemikiran agama.
6. Pendekatan Kebudayaan
Pendekatan ini mengkaji bagaimana agama berhubungan dengan kebudayaan dan bagaimana budaya memengaruhi pemahaman agama. Fokus pendekatan ini adalah untuk memahami peran budaya dalam agama, termasuk praktik, ritual, dan simbol-simbol keagamaan dalam konteks budaya.
7. Pendekatan Psikologi
Pendekatan ini melibatkan pemahaman aspek kejiwaan dan psikologis dalam keyakinan dan praktik agama. Fokus pendekatan ini adalah untuk mempelajari pengaruh kepercayaan agama pada perilaku dan psikologi individu.
8. Pendekatan Doktriner
Pendekatan ini menganggap agama sebagai sesuatu yang suci dengan doktrin-doktrin yang dianggap sebagai kebenaran mutlak dan universal. Fokus pendekatan ini menitikberaktkan pada pemahaman agama berdasarkan ketentuan-ketentuan legal formal dan normatif.
9. Pendekatan Normatif
Pendekatan ini menekankan pemahaman agama dari sudut pandang legal formal dan normatif. Fokus pendekatan ini adalah untuk memeriksa aspek legal dan ajaran agama yang terdapat dalam teks-teks agama serta bagaimana mereka berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap pendekatan ini memiliki ciri khasnya sendiri dan berkontribusi dalam pemahaman yang lebih mendalam tentang agama Islam dalam berbagai konteks. Studi Islam sering memanfaatkan beberapa atau bahkan semua pendekatan ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang agama dan masalah-masalahnya.
Advertisement