Liputan6.com, Jakarta - Surat Al-Lail dalam Al-Quran adalah salah satu dari 114 surat dalam kitab suci umat Islam. Surat ini memiliki sebuah nama yang merujuk pada kata "Al-Lail" dalam bahasa Arab, yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "waktu malam." Nama surat ini mencerminkan pentingnya waktu malam dalam surat ini.
Surat Al-Lail merupakan bagian integral dari juz 'Amma, bagian akhir Al-Quran. Surat ini memiliki jumlah ayat yang tergolong sedikit, tepatnya terdiri dari 21 ayat. Keberadaan ayat-ayat yang singkat dalam surat ini membuatnya relatif mudah dihafalkan, dan oleh karena itu, sering digunakan sebagai bacaan dalam ibadah sholat sehari-hari.
Selain itu, Surat Al-Lail dikategorikan sebagai surat Makkiyah, yang berarti bahwa surat ini diturunkan di kota Makkah. Kategori ini mencerminkan kisah sejarah penurunan surat ini dan pengaruh lingkungan dan situasi saat itu terhadap pesan yang disampaikan dalam surat ini.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang Al-Lail artinya lengkap teks Arab, latin, arti, dan tafsirnya mengutip dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), Rabu (18/10/2023).
Artinya Waktu Malam
Surat Al-Lail dalam Al-Quran, namanya diambil dari kata "Al-Lail." Istilah Al-Lail artinya "waktu malam" dalam bahasa Arab. Al-Lail adalah salah satu surat dalam kitab suci Al-Quran yang berisi pesan moral, etika, dan tuntunan hidup. Seperti banyak surat dalam Al-Quran, nama surat ini umumnya diambil dari kata-kata atau frasa pertama dalam surat tersebut.
Surat Al-Lail adalah surat ke-92 dalam Al-Quran dan terdiri dari 21 ayat. Meskipun surat ini tergolong surat pendek, ia membawa pesan yang sangat penting tentang konsep balasan bagi mereka yang melakukan amal baik dengan niat ikhlas dan hanya karena Allah SWT.
Dalam buku berjudul Al-Qur'an dan Terjemahannya (1971) oleh Soenarjo, mengkategorikan Surat Al-Lail sebagai salah satu surat Makkiyah. Ini dikarenakan surat ini turun di kota Makkah.
Surat Al-Lail, yang juga merupakan bagian dari juz 'Amma (bagian akhir Al-Quran), memiliki jumlah ayat yang tergolong sedikit, yaitu hanya terdiri dari 21 ayat yang pendek dan mudah dihafalkan oleh umat Muslim. Adanya keistimewaannya ini, surat ini sering digunakan dalam ibadah sholat sebagai bacaan yang relatif singkat, tetapi penuh dengan pesan moral dan etika yang mendalam.
Pesan yang terkandung dalam surat Al-Lail adalah pentingnya niat dalam berbuat kebaikan. Allah SWT memotivasi umat manusia untuk beramal dengan tulus ikhlas dan bukan untuk mencari pujian atau keuntungan pribadi. Ini adalah aspek fundamental dalam Islam, ada niat yang tulus dan semata-mata untuk Allah dianggap sangat berharga.
Surat Al-Lail artinya juga mengandung janji-janji pahala yang besar bagi orang-orang yang memahami arti sejati dari kedermawanan dan berbagi harta mereka dengan orang lain. Dalam banyak ayat, Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang yang melakukan amal baik dengan niat yang benar-benar tulus akan mendapatkan pahala yang melimpah di akhirat.
Oleh karena itu, Surat Al-Lail artinya juga menekankan nilai-nilai seperti belas kasihan, kepedulian sosial, dan kebaikan hati. Ini adalah pesan yang relevan dalam masyarakat yang dihadapi dengan berbagai masalah sosial dan ekonomi. Surat ini mengingatkan kita untuk selalu memeriksa niat kita saat melakukan perbuatan baik dan menjadikannya sebagai amal yang ikhlas demi Allah semata.
Advertisement
Ayat 1-10
1.
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىۙ
Wal-laili iżā yagsyā
"Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),”
Tafsir singkat: Demi malam apabila menutupi cahaya siang. Malam yang gelap gulita dan hening menjadi waktu bagi manusia untuk beristirahat dari kepenatan kerja di siang hari.
2.
وَالنَّهَارِ اِذَا تَجَلّٰىۙ
Wan-nahāri iżā tajallā
"demi siang apabila terang benderang,"
Tafsir singkat: Demi waktu siang apabila terang benderang oleh cahaya matahari sehingga manusia dapat beraktivitas dengan leluasa.
3.
وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالْاُنْثٰىٓ ۙ
Wa mā khalaqaż-żakara wal-unṡā
"dan demi penciptaan laki-laki dan perempuan,"
Tafsir singkat: Demi penciptaan laki-laki dan perempuan dari setetes mani. Manusia tidak mempunyai rekayasa apa pun dalam penciptaan kedua jenis ini. Semua diatur oleh Allah sesuai kebijaksanaan-Nya terhadap makhluk.
4.
اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّٰىۗ
Inna sa'yakum lasyattā
"sesungguhnya usahamu benar-benar beraneka ragam."
Tafsir singkat: Demi ketiga hal itu, sungguh usahamu memang beraneka macam. Sebagian dari kamu memilih jalan ketaatan kepada Allah dan sebagian yang lain memilih durhaka.
5.
فَاَمَّا مَنْ اَعْطٰى وَاتَّقٰىۙ
Fa ammā man a'ṭā wattaqā
"Siapa yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa"
Tafsir singkat: Maka barang siapa memberikan hartanya di jalan Allah, seperti ke-pada fakir miskin, anak yatim, dan kebajikan lainnya, dan bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya,
6.
وَصَدَّقَ بِالْحُسْنٰىۙ
Wa ṣaddaqa bil-ḥusnā
"serta membenarkan adanya (balasan) yang terbaik (surga),”
Tafsir singkat: dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, yaitu surga di akhirat, atau membenarkan kalimat tauhid dengan beriman kepada Allah dengan kukuh,
7.
فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ
Fa sanuyassiruhụ lil-yusrā
"Kami akan melapangkan baginya jalan kemudahan (kebahagiaan).”
Tafsir singkat: maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan dan kebahagiaan; menuju surga. Kami juga akan memudahkan jalannya untuk senantiasa beramal saleh dan taat kepada Kami.
8.
وَاَمَّا مَنْۢ بَخِلَ وَاسْتَغْنٰىۙ
Wa ammā mam bakhila wastagnā
"Adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah)”
Tafsir singkat: Dan adapun orang yang kikir terhadap hartanya dengan tidak memenuhi hak Allah dalam harta itu dan merasa dirinya cukup dengan apa yang dia punya sehingga tidak lagi memerlukan pahala dari Allah tidak mau beramal untuk kehidupan akhiratnya
9.
وَكَذَّبَ بِالْحُسْنٰىۙ
Wa każżaba bil-ḥusnā
"serta mendustakan (balasan) yang terbaik,"
Tafsir singkat: serta mendustakan pahala yang terbaik, yaitu surga di akhirat; atau ingkar kepada Allah, hari akhir, dan apa yang Allah janjikan kepada mereka yang beramal saleh sehingga dia senantiasa melakukan maksiat,
10.
فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْعُسْرٰىۗ
Fa sanuyassiruhụ lil-'usrā
"Kami akan memudahkannya menuju jalan kesengsaraan.”
Tafsir singkat: maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran dan kesengsaraan. Kami tutup hatinya dari keinginan untuk berbuat kebajikan dan Kami tahan langkahnya untuk taat kepada Kami.
Ayat 11-21
11.
وَمَا يُغْنِيْ عَنْهُ مَالُهٗٓ اِذَا تَرَدّٰىٓۙ
Wa mā yugnī 'an-hu māluhū iżā taraddā
"Hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa.”
Tafsir singkat: Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa dalam kemurkaan Allah. Allah tidak membutuhkan harta sebanyak apa pun. Hanya iman dan ketaatan, bukan harta, yang menyelamatkan seseorang dari azab Allah.
12.
اِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدٰىۖ
Inna 'alainā lal-hudā
"Sesungguhnya Kamilah yang (berhak) memberi petunjuk."
Tafsir singkat: dan sesungguhnya milik Kamilah kerajaan akhirat dan dunia. Kami yang mengatur urusan keduanya, sedangkan manusia tinggal menjalankan apa yang wajib baginya dan meninggalkan apa yang dilarang darinya.
13.
وَاِنَّ لَنَا لَلْاٰخِرَةَ وَالْاُوْلٰىۗ
Wa inna lanā lal-ākhirata wal-ụlā
"Sesungguhnya milik Kamilah akhirat dan dunia."
Tafsir singkat: Demi penciptaan laki-laki dan perempuan dari setetes mani. Manusia tidak mempunyai rekayasa apa pun dalam penciptaan kedua jenis ini. Semua diatur oleh Allah sesuai kebijaksanaan-Nya terhadap makhluk.
14.
فَاَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظّٰىۚ
Fa anżartukum nāran talaẓẓā
"Aku memperingatkanmu dengan neraka yang menyala-nyala."
Tafsir singkat: Maka, Aku memperingatkan kamu, wahai manusia, dengan neraka yang menyala-nyala dan panas tiada tara; itulah neraka Jahanam. Demikianlah cara Allah mendidik manusia, dengan memberi sanksi kepada pelanggar dan penghargaan kepada penaat.
15.
لَا يَصْلٰىهَآ اِلَّا الْاَشْقَىۙ
Lā yaṣlāhā illal-asyqā
"Tidak masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka,"
Tafsir singkat: Itulah neraka yang hanya dimasuki dan dirasakan panasnya oleh orang yang paling celaka.
16.
الَّذِيْ كَذَّبَ وَتَوَلّٰىۗ
Allażī każżaba wa tawallā
"yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari keimanan).”
Tafsir singkat: Mereka itulah orang yang mendustakan kebenaran yang datang dari Allah dan berpaling dari iman kepada-Nya.
17.
وَسَيُجَنَّبُهَا الْاَتْقَىۙ
Wa sayujannabuhal-atqā
"Akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa,”
Tafsir singkat: Dan sebaliknya, akan selamat dari neraka itu dijauhkan darinya orang yang paling bertakwa sebagai penghargaan iman dan amal salehnya.
18.
الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَالَهٗ يَتَزَكّٰىۚ
Allażī yu`tī mālahụ yatazakkā
"yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (diri dari sifat kikir dan tamak)."
Tafsir singkat: Dia itulah orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah untuk membersihkan dirinya dari kekikiran, ketamakan, dan sifat buruk lainnya.
19.
وَمَا لِاَحَدٍ عِنْدَهٗ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزٰىٓۙ
Wa mā li`aḥadin 'indahụ min ni'matin tujzā
"Tidak ada suatu nikmat pun yang diberikan seseorang kepadanya yang harus dibalas,"
Tafsir singkat: Dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat atau jasa padanya yang harus dibalasnya. Dia tidak berinfak hanya karena hendak membalas budi baik orang lain kepadanya, melainkan berinfak dengan tulus dan ikhlas.
20.
اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْاَعْلٰىۚ
Illabtigā`a waj-hi rabbihil-a'lā
"kecuali (dia memberikannya semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Mahatinggi."
Tafsir singkat: Dia tidak berinfak demi manusia, tetapi berinfak semata karena mencari keridaan Tuhannya yang Mahatinggi. Allah sangat senang kepada orang yang tulus dan ikhlas dalam berinfak maupun ibadah lainnya.
21.
وَلَسَوْفَ يَرْضٰى ࣖ
Wa lasaufa yarḍā
"Sungguh, kelak dia akan mendapatkan kepuasan (menerima balasan amalnya)."
Tafsir singkat: Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan yang sempurna dari Allah sebagai balasan atas ketulusannya. Allah memperlakukannya dengan baik, memasukkanya ke surga yang penuh nikmat, dan mempersilakannya bertemu dan melihat Allah.
Advertisement