Liputan6.com, Jakarta Teknologi kecerdasan buatan (AI) makin banyak peminatnya. Tak terkecuali seorang kepala sekolah Cottesmore di Oakham Inggris, Tom Rogerson, mengungkapkan bahwa dia telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendapatkan nasihat dalam mengelola sekolahnya.
Baca Juga
Advertisement
Melalui wawancara dengan The Telegraph, Rogerson menjelaskan bahwa AI ini, yang disebut 'Abigail Bailey', membantunya dalam berbagai aspek, mulai dari dukungan staf hingga penanganan masalah siswa dengan ADHD serta penyusunan kebijakan sekolah.
Abigail Bailey nama Robot AI ini beroperasi dengan cara yang mirip dengan Chat GPT, layanan AI online yang memungkinkan pengguna untuk mengajukan pertanyaan dan menerima jawaban dari algoritma chatbot.
Menurut Rogerson, prinsip AI telah dikembangkan dengan pengetahuan dalam bidang pembelajaran mesin dan manajemen pendidikan, termasuk kemampuan untuk menganalisis data dalam jumlah besar. Berikut selengkapnya Liputan6.com merangkum kisah kepala sekolah punya asisten AI, Rabu (18/10/2023).
Abigail Bailey Diajak Rapat Pengambilan Keputusan
Sekolah Cottesmore, yang telah menerima berbagai penghargaan, termasuk "Sekolah Persiapan Tahun Ini" dari Tatler, adalah lembaga asrama yang melayani anak laki-laki dan perempuan berusia antara empat dan 13 tahun.
"Terkadang memiliki seseorang atau sesuatu untuk membantu Anda adalah pengaruh yang sangat menenangkan. Senang rasanya memikirkan seseorang yang sangat terlatih siap membantu Anda mengambil keputusan,” ungkap Rogerson menjelaskan manfaat Robot AI.
Rogerson menekankan bahwa meskipun ide ini mungkin terdengar futuristik, Abigail Bailey telah terbukti efektif dalam memberikan saran mengenai berbagai masalah, termasuk bagaimana mendukung staf sekolah, penyusunan kebijakan sekolah, dan bahkan membantu siswa yang menderita ADHD.
Advertisement
Tak Lupakan Tenaga Pendidik Manusia
Melansir dari NDTV, kini Cottesmore School telah berkolaborasi dengan pengembang kecerdasan buatan untuk menciptakan Abigail Bailey, sebuah Robot AI yang dirancang khusus untuk membantu kepala sekolah di West Sussex, Inggris.
Meskipun Abigail bertindak sebagai asisten virtual, Rogerson menegaskan bahwa teknologi ini tidak akan menggantikan peran guru, dan bahwa sekolah ini tetap memiliki staf manusia yang komprehensif.
“Bukan berarti Anda juga tidak mencari nasihat dari manusia. Tentu saja. Ini sangat menenangkan dan meyakinkan mengetahui bahwa Anda tidak perlu menelepon siapa pun, mengganggu seseorang, atau menunggu jawaban,” imbuh Tom Rogerson.
Rogerson menyimpulkan, pihaknya akan melangkah ke masa depan sambil melestarikan nilai-nilai inti pendidikan tradisional. Pengenalan AI bukan berarti menggantikan pendidik kami yang berdedikasi, namun tentang meningkatkan kemampuan mereka dan memastikan siswa kami menerima pendidikan terbaik.
Memanfaatkan Teknologi Secara Maksimal
Abigail bekerja dengan cara yang dapat menjawab pertanyaan dan menghasilkan teks berdasarkan petunjuk tertentu. Robot AI ini telah dirancang khusus untuk memiliki pengetahuan dalam pembelajaran mesin dan kemampuan untuk menganalisis data dalam jumlah besar.
"Menjadi pemimpin sekolah adalah pekerjaan yang sangat sepi. Tentu saja kami memiliki kelompok kepala sekolah, tetapi memiliki seseorang atau sesuatu yang dapat membantu Anda di tempat sepi ini sangatlah meyakinkan,” tambah Rogerson.
Mengutip dari Lad Bible, Sekolah Cottesmore, sebuah sekolah campuran dan asrama untuk siswa berusia empat hingga 13 tahun, memungut biaya hingga hampir £32.000 (Rp 614 juta) per tahun dan telah diakui sebagai "Sekolah Persiapan Tahun Ini" oleh Tatler.
Rogerson berharap bahwa di masa depan, sekolah-sekolah negeri juga akan memanfaatkan teknologi AI yang tersedia untuk umum. Sekolah Cottesmore telah membuktikan bahwa penggabungan AI dalam pendidikan dapat memberikan manfaat yang signifikan tanpa menggantikan peran pendidik yang berharga.
Advertisement