Sukses

Tafsir Al-Baqarah 156 Menurut Kemenag RI, Begini Cara Mengimaninya

Dalam surat Al-Baqarah ayat 156, tegaskan keutamaan mengucapkan kalimat tarji atau istirja.

Liputan6.com, Jakarta - Tafsir Al-Baqarah 156 menurut Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), memberikan wawasan yang mendalam tentang sifat hakikat kehidupan manusia yang penuh dengan cobaan dan ujian yang datang dalam berbagai bentuk.

Dalam Al Qur'an surat Al-Baqarah ayat 156, ada sebuah pesan penting tentang keutamaan mengucapkan kalimat tarji atau istirja ketika manusia dihadapkan pada musibah atau cobaan yang menguji kesabaran dan ketahanan mereka.

Kalimat yang diucapkan dalam situasi tersebut adalah "Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un," yang memiliki makna yang mendalam dan mencakup aspek kunci dalam keyakinan dan keimanan Islam. Kata "Innalillahi" yang terdapat dalam kalimat ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Allah.

Mencakup semua aspek kehidupan, baik itu barang, harta, benda-benda berharga, dan bahkan manusia itu sendiri. Semuanya adalah titipan dari Allah kepada hamba-Nya, dan suatu saat, semuanya akan dikembalikan kepada-Nya.

Dalam hal ini, kalimat "Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un" menjadi sebuah ungkapan pasrah dan penghormatan total kepada kehendak Allah. Ini juga mencerminkan keyakinan akan adanya hari akhir, saat setiap perbuatan akan dihisab dan diukur. Pengucapan kalimat ini mengingatkan manusia untuk tetap bersabar dan tabah.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang tafsir Al-Baqarah 156 dan cara mengimaninya dalam kehidupan sehari-hari, Kamis (19/10/2023).

 

2 dari 4 halaman

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

Allażīna iżā aṣābat-hum muṣībah, qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ụn

Artinya:

"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali)."

Dalam buku "Shihab & Shihab Edisi Ramadhan" oleh Quraish Shihab dan Najwa Shihab, terdapat penjelasan mendalam mengenai kalimat Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un yang terdapat dalam Al-Baqarah 156. Kalimat ini memiliki makna yang dalam, yang tidak hanya terbatas pada saat-saat musibah besar menimpa seseorang, melainkan juga saat nikmat yang diberikan oleh Allah SWT mengalami pengurangan.

Kalimat Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un memuat pesan tegas bahwa setiap Muslim memahami konsep kepemilikan mutlak Allah terhadap segala sesuatu.

Allah adalah Sang Pencipta, Pemberi nikmat, dan pemilik mutlak manusia dan segala yang ada. Allah yang memberikan ujian dan cobaan kepada hamba-Nya, dan hanya Dia yang memiliki kuasa untuk menghilangkan musibah tersebut.

Kata "Innalillahi" pada kalimat ini merujuk pada segala sesuatu yang menjadi milik Allah. Ini bisa berupa harta benda, kekayaan, manusia, dan segala yang ada di dunia ini. Semua adalah milik Allah dan hanyalah titipan-Nya kepada hamba-Nya. Pada saat yang telah ditentukan, segala yang menjadi milik-Nya ini dapat diminta kembali.

Ketika seorang Muslim mengucapkan bacaan tarji atau istirja, yaitu "Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un" dalam Al-Baqarah 156, hal ini menunjukkan bahwa ia adalah hamba yang tabah dalam menghadapi ujian atau cobaan yang Allah berikan. Ini merupakan ekspresi keyakinan bahwa dengan kesabaran dan ketabahan, seseorang akan mampu melewati cobaan yang dihadapi.

Kalimat dalam Al-Baqarah 156 ini juga mencerminkan kerendahan hati seorang Muslim, yang selalu berserah diri kepada Allah dalam segala aspek kehidupan.

 

3 dari 4 halaman

Tafsir Kemenag RI

Tafsir Al-Baqarah 156 menurut Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menggambarkan hakikat kehidupan manusia yang penuh cobaan. Allah SWT berfirman bahwa manusia akan diuji untuk mengukur kualitas keimanan seseorang.

Ujian ini mungkin datang dalam berbagai bentuk, termasuk dalam bentuk ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan bahkan dalam kekurangan buah-buahan atau kecukupan pangan. Allah SWT memahami bahwa cobaan hidup dapat menjadi ujian yang berat, dan inilah saatnya ketabahan dan kesabaran diperlukan.

Dalam menghadapi semua cobaan ini, manusia diberi pesan untuk bersabar. Kesabaran adalah sifat yang sangat dihargai dalam agama Islam, dan Allah mengingatkan bahwa bersabar dalam menghadapi ujian adalah tindakan yang mulia. Ini adalah saat ketika iman dan keyakinan seseorang diuji secara mendalam.

Selanjutnya, dalam tafsir Al-Baqarah 156 tersebut, Allah SWT menugaskan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar dan teguh dalam menghadapi cobaan hidup. Orang-orang ini adalah mereka yang dalam situasi apapun, baik besar maupun kecilnya musibah, mereka berkata, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" yang artinya "Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali."

Ungkapan ini menunjukkan ketotalan pasrah kepada Allah, pengakuan bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah, dan keyakinan akan adanya hari akhir.

Orang-orang yang bersikap demikian adalah mereka yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan mereka. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk sehingga mereka tahu kebenaran.

Pesan yang terkandung sesuai tafsir Al-Baqarah 156 bahwa kesabaran dalam menghadapi ujian adalah kunci untuk mendapatkan rahmat dan petunjuk Allah. Ini adalah panggilan untuk menjalani kehidupan dengan penuh keimanan, pasrah kepada Allah, dan keyakinan akan balasan-Nya di akhirat.

4 dari 4 halaman

Cara Mengimaninya

  1. Bersabar dalam Ujian: Memahami bahwa hidup akan diuji dengan berbagai cobaan dan memiliki kesabaran dalam menghadapinya.
  2. Pasrah kepada Allah: Mengakui bahwa segala yang terjadi adalah kehendak Allah, dan bersedia menerima ketentuan-Nya dengan hati yang pasrah.
  3. Kepedulian terhadap Sesama: Menunjukkan empati dan kepedulian terhadap orang-orang yang sedang mengalami ujian atau kesulitan dalam kehidupan mereka.
  4. Percaya pada Keadilan Ilahi: Mempercayai bahwa Allah adalah Maha Adil dan bahwa semua tindakan-Nya memiliki hikmah yang mungkin tidak selalu kita pahami.
  5. Tetap Beriman dalam Kesusahan: Tetap mempertahankan iman dan keyakinan kepada Allah bahkan saat menghadapi kesulitan.
  6. Menjadi Orang yang Tabah: Mengembangkan sifat ketabahan dalam menghadapi tantangan dan kesusahan.
  7. Tidak Mengeluh: Menghindari keluhan dan rasa tidak puas saat menghadapi cobaan, dan mengingat kembali bahwa Allah adalah pemilik segalanya.
  8. Berdoa dan Tawakal: Berdoa kepada Allah untuk memberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan, sambil tetap tawakal kepada-Nya.
  9. Mengingat Hari Akhir: Menyadari bahwa akhirat adalah tujuan akhir dan berusaha untuk hidup dengan baik agar mendapatkan balasan yang baik dari Allah.
  10. Mengingat Kematian: Mengingat kematian sebagai realitas hidup dan bahwa kita semua akan kembali kepada Allah, sehingga hidup dengan penuh kesadaran akan akhirat.