Liputan6.com, Jakarta Keberhasilan seorang seniman tato seringkali bergantung pada reputasi mereka, dalam menciptakan karya tato berkualitas. Namun apa yang terjadi, jika desain gambar yang dimiliki justru terlihat aneh tetapi miliki banyak klien serta penggemar.
Baca Juga
Advertisement
Kisah Helena Fernandes seorang seniman tato, baru-baru ini viral di media sosial karena mengembangkan gaya unik, yang disebut "tatuagens peba" atau "tato sampah". Bekerja sebagai ilustrator dan influencer digital, tato-tato miliknya yang dianggap jelek malah menjadi populer, dan banyak orang ingin dia untuk membuat tato untuk mereka.
Wanita ini membuktikan, bahwa seni tato adalah wadah ekspresi diri yang kuat. Ia menginspirasi orang untuk merayakan perbedaan, dan melihat keindahan dalam segala bentuk ekspresi diri. Helena adalah contoh, bagaimana keberanian untuk mengikuti hasrat kreatif, dapat menghasilkan karya yang unik dan menginspirasi orang lain.
Berikut ini Liputan6.com merangkum dari berbagi sumber, tentang kisah seniman tato yang miliki gambar jelek namun disukai banyak orang, Kamis (19/10/2023).
Seniman Tato Wanita yang Miliki Banyak Klien
Seni tato adalah bentuk ekspresi diri yang kuat, di mana mampu mencerminkan nilai-nilai dan keyakinan paling dalam dalam diri kita. Oleh karena itu, pemilihan desain tato dan seniman yang tepat memiliki peran penting. Namun, dalam dunia seni tato yang beragam, kita kadang-kadang menemukan pengecualian yang unik terhadap norma ini.
Salah satu contohnya adalah Helena Fernandes, seorang seniman tato terkenal yang memiliki gaya yang sangat berbeda. Karyanya sering dianggap sebagai "tidak konvensional" atau bahkan "jelek" oleh sebagian orang. Berada di kota Salvador, Brasil, seniman tato ini telah menciptakan jejak unik dalam dunia seni tubuh.
Helena berbagi perjalanan artistiknya dengan dunia, melalui halaman Instagram pribadinya, di mana kreativitasnya yang tidak biasa telah mengumpulkan lebih dari 170.000 pengikut, dan jumlah pengikutnya terus bertambah. Yang membuatnya begitu menonjol bukan hanya desain tato yang dia tampilkan, tetapi juga kepuasan yang dia berikan kepada para klien.
Advertisement
Selain Ilustrator dan Pengaruh Digital, Wanita Ini Tertarik Pada Seni
Awalnya, Helena mengejar pendidikan di bidang Teknik Mesin dan lulus dari Universitas Federal Bahia pada tahun 2016. Dia melanjutkan pendidikannya, dengan studi pascasarjana di bidang Teknik Material di institusi yang sama. Pada saat itu, dia tidak tahu bahwa dunia pemasaran dan desain ada dalam pilihan karirnya.
Dia menceritakan, "Masa depan yang stabil sangat dihargai oleh keluarga saya dan bahkan oleh diri saya sendiri. Jadi saya mengambil jalur yang konvensional, memulai bekerja dari usia dini, dan menghabiskan waktu luang saya dengan kursus tambahan untuk memperkaya pendidikan saya. Pada awalnya, saya tidak tertarik pada hal tersebut, tapi pada akhirnya, saya menyadari bahwa ini adalah panggilan sejati saya."
Didorong oleh hasratnya terhadap seni tubuh, Helena memulai perubahan karirnya dan mulai menunjukkan desain tato-nya melalui akun Instagram pribadinya. Selain menjadi seorang seniman tato, Helena juga adalah seorang ilustrator dan pengaruh digital. Terkadang, dia berbagi wawasan artistiknya dengan mengadakan kelas seni dan membantu rekan seniman menemukan gaya unik mereka.
Sesuai dengan filosofinya, Helena telah mengembangkan gaya khas yang menentang teknik pembuatan tato konvensional. Alih-alih menciptakan tato rumit dan grafis, ia lebih suka menciptakan gambar-gambar yang menawan, lucu, dan nyata. Perjalanan seninya dimulai dengan gambar-gambar aneh yang menghiasi kaos, tas, mug, buku komik, dan majalah teman-temannya. Ketika orang-orang mulai memperhatikan karyanya yang tidak biasa, permintaan untuk membeli karyanya mulai meningkat.
Miliki Desain yang Khas dan Unik
Seiring berjalannya waktu, Helena memperluas repertoarnya dengan mengambil komisi untuk melukis dan membuat selebaran yang menarik untuk konser, pesta, dan berbagai acara. Bagi Helena, sulit untuk mendefinisikan karyanya, tetapi yang pasti adalah karya tersebut mencerminkan dirinya sepenuhnya.
"Saya hanya tahu bahwa itu adalah sesuatu yang benar-benar memuaskan saya, bahwa sangat mudah bagi saya untuk melakukannya karena ini sangat 'nyata'. Itu tidak direncanakan untuk menjadi seperti ini. Saya sangat senang melihat respon positif dari orang-orang. Banyak yang mengatakan bahwa karya saya membuat mereka merasa senang dan bahagia. Saya suka dapat merepresentasikan sesuatu," katanya.
Namun, titik balik terbesar dalam kariernya datang ketika seorang temannya Matheus, meminta Helena untuk membuat tato gambar kelelawar di tubuhnya. Ternyata, tato pertamanya itu langsung menjadi populer di kalangan teman-temannya. Teman lainnya meminta tato gambar kucing, sementara yang lain ingin dinosaurus berdiri di atas planet.
Awalnya, Helena membuatkan tato ini secara gratis untuk teman-temannya, menganggapnya sebagai pengalaman pelatihan. Namun, seiring berjalannya waktu, saat dia mulai memahami teknik tato dengan lebih baik, dia memutuskan untuk membawa minat barunya ke tingkat yang lebih tinggi.
Advertisement