Sukses

Mengenal Salat Istisqa Meminta Hujan, Tata Cara, Niat, Waktu, dan Doanya

Salat Istisqa adalah salat yang bertujuan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan.

Liputan6.com, Jakarta Salat Istisqa merupakan salah satu ibadah yang mungkin belum dikenali oleh sebagai umat Islam. Mengutip laman Kemenag, al-istisqa artinya yaitu meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Ibadah ini telah dipraktikkan di zaman Rasulullah SAW, seperti tertuang dalam hadis, yang artinya: 

“Nabi Muhammad SAW keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rakaat bersama kita tanpa azdan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah SWT dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya.” (HR. Imam Ahmad). 

Salat Istisqa adalah salat yang bertujuan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan. Salat ini dilaksanakan ketika terjadi musim kemarau berkepanjangan. Umat muslim dianjurkan untuk salat istisqa dan membaca doa sebanyak mungkin saat musim kemarau dan tak kunjung hujan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (19/10/2023) tentang salat Istisqa.

2 dari 5 halaman

Mengenal Salat Istisqa

Salat Istisqa adalah ibadah yang dilakukan seorang muslim untuk memohon turunnya hujan kepada Allah SWT. Hukum salat istisqa adalah sunah muakkad, yang berarti ibadah ini derajatnya sangat dianjurkan. Hal ini tertuang dalam firman Allah SWT, yang artinya:

"Maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun (10) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu (11) dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu." (12) [Q.S: Nuh 10-12].

Adapun waktu pelaksanaan salat istisqa adalah di siang hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari istri beliau, Aisyah RA. Dalam hadis tersebut Rasulullah SAW mengerjakan salat istisqa setelah matahari muncul di atas permukaan bumi, seperti waktu dimulainya salat Idul Fitri atau idul Adha.

Para ulama berpendapat salat istisqa dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat, yaitu saat matahari di atas kepala dan saat terbenam matahari.

3 dari 5 halaman

Niat Salat Istisqa

Sebelum mengetahui tata cara salat istisqa, kamu perlu mengenali niatnya terlebih dahulu. niat salat istisqa adalah sebagai berikut:

Ushallii sunnatal istisqaa'i rak'ataini ma'muuman lillaahi ta'aalaa.

Artinya:

"Sengaja aku salat sunah meminta hujan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Taala."

Salat istisqa serupa dengan salat dua rakaat salat ied. Tetapi, ada perbedaan sedikit dalam hal penempatan khutbah, pembacaan takbir dan arah khatib pada khutbah kedua.

4 dari 5 halaman

Tata Cara Salat Istiqo

Setelah mengenali niat salat istisqa, kamu bisa memperhatikan tata caranya. Melansir laman Kemenag, berikut ini tata cara salat istisqa:

  1. Imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan salat secara berjemaah.
  2. Imam dan makmum tanpa didahului azan dan iqamat berniat membaca niat salat istisqa
  3. Sesudah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7x pada rakaat pertama, dan 5x takbir pada rakaat kedua.
  4. Pada tiap-tiap rakaatnya, imam membaca surat al-fatihah dan satu surat pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum. Dilanjutkan dengan rujuk, dua sujud dan duduk di antara dua sujud.
  5. Pada rakaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, dan selawat seperti yang dibaca dalam salat wajib.
  6. Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.
  7. Imam menyampaikan khutbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir. Khutbah salat istisqa terdiri dari dua khutbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khutbah. Rukun khutbah dan tata caranya dalam salat istisqa sama dengan yang dilakukan khatib sesudah salat Id. Di antaranya membaca takbir 9x pada khutbah pertama dan takbir 7x pada khutbah kedua.

Dalam materi khutbah dianjurkan khatib mengajak umat Islam untuk bertaubat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.

Tiap-tiap mengakhiri khutbah pertama dan khutbah kedua, khatib disunahkan membaca doa dengan cara dirinya membalikkan badan dan membelakangi jamaaah untuk menghadap kiblat, menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangannya.

5 dari 5 halaman

Doa Meminta Hujan Setelah Salat Istisqa

Melansir laman Baznas, berikut ini doa salat istisqa yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi seperti Imam As-Syafii, Abu Dawud dan perawi lainnya:

Allaahummasqinaa ghaitsan mughiitsan hanii an marii an (riwayat lain, murii an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan daa iman.

Artinya, "Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi."

Allaahummasqinaal ghaitsa, wa laa taj alnaa minal qaanithiin.

Artinya, "Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan."

Allaahumma inna bil ibaadi wal bilaadi wal bahaa imi wal khalqi minal balaa i wal juhdi wad dhanki maa laa nasykuu illaa ilaika.

Artinya, "Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu."

Allaahumma anbit lanaz zar a, wa adirra lanad dhar a, wasqinaa min barakaatis samaa i, wa anbit lanaa min barakaatil ardhi.

Artinya, "Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu."

Allaahummarfa annal jahda wal juu a wal uraa, waksyif annal balaa a maa laa yaksyifuhuu ghairuka.

Artinya, "Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu."

Allaahumma innaa nastaghfiruka, innaka kunta ghaffaaraa, fa arsilis samaa a alainaa midraaraa.

Artinya, "Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu."