Sukses

Kandungan Surat Al-Hijr Ayat 9 dan Cara Mengamalkannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Surat Al-Hijr 9 adalah peringatan kepada manusia yang tidak percaya bahwa Al-Quran diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

Liputan6.com, Jakarta - Surat Al-Hijr 9 adalah sebuah ayat dalam Al-Qur'an yang memiliki makna dan pesan yang mendalam. Ayat ini merupakan sebuah peringatan tegas kepada mereka yang meragukan bahwa Al-Qur'an adalah wahyu ilahi yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad menggunakan ayat ini untuk mengukuhkan keyakinan dan iman umat Islam bahwa ayat-ayat Al-Qur'an yang dia sampaikan bukanlah hasil ciptaan manusia atau karangan pribadi, melainkan wahyu yang berasal langsung dari Allah SWT. Hal ini disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril, yang merupakan utusan Allah untuk menyalurkan wahyu kepada Nabi Muhammad.

Pentingnya ayat ini terletak pada peneguhan tugas suci Nabi Muhammad sebagai rasul Allah. Ayat ini menegaskan Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang dipilih untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar. Ia adalah orang yang dipercayakan oleh Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat manusia, dan Al-Qur'an adalah wahyu ilahi yang menjadi pedoman hidup yang sempurna.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang kandungan surat Al-Hijr 9 menurut Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, Jumat (20/10/2023).

2 dari 4 halaman

Kandungannya

Surat Al-Hijr 9 dalam tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mengandung pesan-pesan penting yang berkaitan dengan keabsahan dan kebenaran wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Ayat ini digunakan oleh Nabi Muhammad untuk menegaskan bahwa ayat-ayat Al-Qur'an yang ia sampaikan kepada umat adalah wahyu yang berasal dari Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril.

Namun, pada saat itu, banyak dari kaum kafir atau orang-orang yang tidak beriman meragukan asal usul wahyu ini. Bunyi QS. Al-Hijr 9 sebagai berikut:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ

Innā naḥnu nazzalnaż-żikra wa innā lahụ laḥāfiẓụn

Artinya:

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."

Kandungan surat Al-Hijr 9 menjadi landasan untuk menegaskan bahwa Allah tidak hanya menurunkan wahyu melalui Malaikat Jibril, tetapi juga bahwa Allah selalu bersama Malaikat Jibril dalam setiap tahapan penyampaian wahyu. Ini adalah sebuah tafsiran penting karena membuktikan bahwa wahyu tersebut adalah murni dan tidak tercemar. Keaslian, kesucian, dan kekekalan wahyu ini selalu dijaga dan diawasi oleh Allah hingga akhir zaman.

Selain itu, kandungan surat Al-Hijr 9 ini juga merinci bahwa pengalaman pendustaan yang dialami oleh Nabi Muhammad adalah hal yang biasa dalam sejarah kenabian. Sebelumnya, para rasul yang diutus oleh Allah SWT juga menghadapi situasi serupa.

Allah SWT dengan tegas menyatakan bahwa sebelum Nabi Muhammad, beberapa rasul telah diutus kepada berbagai umat manusia dengan membawa pesan-pesan ilahi. Ini mengkonfirmasi bahwa Nabi Muhammad adalah kelanjutan dari tradisi kenabian yang telah ada sebelumnya.

Kandungan pada ayat ini memperkuat keimanan dan keyakinan bahwa Nabi Muhammad adalah rasul Allah yang memiliki wahyu ilahi dan tugas suci untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar. Penegasan ini membantu memperkuat otoritas dan keabsahan ajaran Islam, serta memberikan landasan kuat bagi umat Islam untuk mengikuti petunjuk yang diturunkan oleh Allah melalui nabi mereka.

3 dari 4 halaman

Cara Mengamalkannya

Menurut Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, S.H., dalam bukunya berjudul "Perbankan Syariah" disampaikan bahwa ayat-ayat dalam Al-Quran memiliki peran penting dalam menetapkan aturan dan peraturan yang mengatur perilaku umat manusia. Al-Quran, sebagai wahyu ilahi sebagaimana ditegaskan dalam surat Al-Hijr 9, mewajibkan umat manusia, khususnya umat Muslim, untuk tunduk dan mematuhi segala perintah Allah SWT.

Sebagai konsekuensinya, Al-Quran diakui sebagai sumber hukum Islam yang paling utama.

Pentingnya menjadikan Al-Quran sebagai sumber hukum Islam yang utama tidak hanya menjadi prinsip dalam perbankan syariah tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan umat Muslim. Al-Quran digambarkan sebagai pedoman utama yang mengarahkan individu dan masyarakat dalam menjalani kehidupan mereka sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Menjadikan Al-Quran sebagai sumber hukum utama, umat Muslim diingatkan untuk selalu merujuk kepada nilai-nilai dan ajaran yang terkandung dalam kitab suci mereka dalam mengambil keputusan, termasuk dalam hal perbankan syariah. Ini mencerminkan komitmen untuk menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai Islam dan berupaya menciptakan masyarakat yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama mereka.

Sebagaimana yang disampaikan Prof. Dr. Sutan, pentingnya Al-Quran sebagai sumber hukum Islam memberikan landasan moral dan etika dalam bisnis perbankan syariah dan dalam semua aspek kehidupan. Peran utama Al-Quran sebagai pedoman dalam perbankan syariah menekankan nilai-nilai spiritual dan kepatuhan kepada Allah SWT dalam praktik perbankan yang dijalankan oleh umat Muslim.

4 dari 4 halaman

Amalan Lainnya

  1. Menghormati Al-Qur'an: Mengamalkan ayat ini dengan menghormati Al-Qur'an sebagai kitab suci yang telah dijaga oleh Allah. Ini termasuk menjaga kesucian fisiknya dan membacanya dengan penuh penghormatan.
  2. Membaca Al-Qur'an Setiap Hari: Salah satu cara nyata untuk mengamalkan ayat ini adalah dengan membaca Al-Qur'an setiap hari. Dengan melakukan ini, Anda menghargai pemeliharaan Allah terhadap kitab suci ini.
  3. Mengajarkan Al-Qur'an kepada Generasi Muda: Mengajarkan Al-Qur'an kepada generasi muda adalah bentuk nyata mengamalkan ayat ini. Ini adalah cara untuk memastikan bahwa nilai-nilai dan ajaran Al-Qur'an tetap hidup di antara keturunan kita.
  4. Memahami dan Merenungkan Al-Qur'an: Tidak hanya membaca, tetapi juga merenungkan makna dan pesan yang terkandung dalam Al-Qur'an. Mengamalkan ayat ini berarti mencari pemahaman yang lebih dalam tentang kitab suci ini.
  5. Menyebarkan Ilmu Al-Qur'an: Menjadi pengajar atau berbagi pengetahuan tentang Al-Qur'an dengan orang lain adalah cara untuk mengamalkan ayat ini. Dengan berbagi ilmu, Anda memperluas pemahaman tentang kitab suci ini.
  6. Menyelidiki Tafsir Al-Qur'an: Mempelajari tafsir Al-Qur'an atau komentar ilmiah tentang kitab suci adalah bentuk pengamalan ayat ini. Ini membantu Anda memahami konteks dan makna yang lebih dalam.
  7. Mengikuti Petunjuk Al-Qur'an: Mengamalkan ayat ini dengan mengikuti petunjuk Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari Anda. Ini mencakup etika, moral, dan tindakan yang sesuai dengan ajaran Al-Qur'an.
  8. Menyampaikan Pesan Al-Qur'an kepada Dunia: Jika Anda mampu, berkontribusi untuk menyebarkan pesan Al-Qur'an kepada seluruh dunia. Dengan berbagi ajaran Al-Qur'an, Anda membantu menjaga dan menyebarkan pemeliharaan Allah terhadap kitab suci ini.
  9. Berdoa untuk Pemeliharaan Al-Qur'an: Mengamalkan ayat ini juga dapat melibatkan doa kepada Allah agar Dia terus memelihara dan melindungi Al-Qur'an dari segala bentuk perubahan atau distorsi.
  10. Mempraktikkan Nilai-Nilai Al-Qur'an: Akhirnya, mengamalkan ayat ini dengan menerapkan nilai-nilai dan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari Anda. Ini adalah bentuk paling kuat dari penghargaan terhadap pemeliharaan Allah terhadap kitab suci ini.