Sukses

Ilmuwan Temukan Sungai Paling Gelap di Dunia, Miliki Kedalaman 220 Meter

Sungai Kongo yang berada di Afrika ini paling gelap di dunia, bahkan miliki kedalaman yang membuat sinar matahari tidak bisa menembus ke dasar sungai.

Liputan6.com, Jakarta Sungai memiliki peran penting dalam ekosistem dan kehidupan manusia, di mana memberikan sumber air untuk minum, irigasi pertanian, dan digunakan sebagai jalur transportasi. Sungai juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, mengangkut endapan, dan menyediakan habitat bagi berbagai jenis kehidupan.

Berbeda dengan sungai kebanyakan, sungai Ruki yang berada di Kango sebuah negara di Afrika Tengah ini justru miliki air berwarna gelap. Bukan tanpa sebab, menurut penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan ETH Zurich, mengungkapkan bahwa hal ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi bahan organik terlarut.

Bahan organik ini berasal dari sisa-sisa tanaman yang membusuk, di sekitar hutan hujan yang mengelilingi sungai. Ketika tanaman ini membusuk, senyawa karbon organik terlarut dilepaskan ke dalam air, dan kemudian terbawa oleh air hujan dan banjir ke dalam Sungai Ruki.

Senyawa-senyawa karbon organik ini memiliki kemampuan untuk menyerap cahaya, dan semakin tinggi konsentrasinya dalam air, semakin gelap warna airnya. Berikut ini sungai paling gelap di dunia yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (21/10/2023). 

2 dari 3 halaman

Dijuluki Teh Hutan, Karena Miliki Warna Air Paling Gelap

Ruki, anak sungai Kongo, baru-baru ini diberi julukan sebagai sungai paling gelap di dunia, dengan airnya yang sangat pekat, hingga membuat Anda tidak bisa melihat wajah yang terpantul di dalamnya. Dalam penelitian ilmiah pertama mengenai sungai ini di Afrika, para ilmuwan menyimpulkan bahwa warna air yang sangat gelap, disebabkan oleh tingginya konsentrasi bahan organik terlarut, yang berasal dari hutan hujan di sekitarnya.

Para peneliti menemukan bahwa warna ini disebabkan oleh senyawa kaya karbon, yang terlarut dari sisa-sisa tanaman yang membusuk dan terbawa oleh air hujan dan banjir ke dalam Sungai Ruki. Dr. Travis Drake, penulis utama dari studi yang baru-baru ini diterbitkan, menggambarkan Ruki sebagai "teh hutan" yang diseduh dari tanaman kaya karbon. Warna air yang dihasilkan, membuat Ruki tampak jauh lebih gelap dibandingkan dengan Rio Negro.

Dr. Drake menjelaskan, "Senyawa organik yang larut dari vegetasi ini menyerap cahaya, sehingga semakin tinggi konsentrasinya, air akan tampak semakin gelap. Ini seolah-olah kita sedang menyeduh teh dengan konsentrasi ekstra menggunakan banyak kantong teh."

 

3 dari 3 halaman

Sungai Ruki, Miliki Senyawa Karbon Organik Larut Paling Tinggi di Dunia

Dengan menggunakan sistem pengukuran, tim ilmuwan dari ETH Zurich di Swiss menemukan bahwa Ruki memiliki tingkat kegelapan 1,5 kali lipat dari Rio Negro di Amazon, yang dikenal sebagai sungai blackwater tergelap di dunia. Meskipun Ruki hanya mencakup seperdua puluh wilayah Cekungan Kongo, sungai ini mengandung seperlima dari total karbon terlarut di Kongo.

Matti Barthel, salah satu penulis studi ini, menyatakan, "Sungai Ruki adalah salah satu sistem sungai yang memiliki kadar senyawa karbon organik larut paling tinggi di dunia." Perairannya mengandung senyawa karbon organik yang empat kali lebih banyak, dibandingkan dengan wilayah lain di Kongo dan 1,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan Rio Negro di Amazon.

"Kami sangat terpesona oleh warna sungainya," tambah peneliti ETH Zurich, Travis Drake, sambil mengungkapkan bahwa sungai ini sangat gelap hingga Anda bahkan tidak bisa melihat tangan Anda sendiri di depan wajah Anda.