Liputan6.com, Jakarta Cara menulis huruf hijaiyah perlu diperhatikan oleh setiap umat Muslim. Huruf hijaiyah adalah abjad atau alfabet dalam bahasa Arab yang digunakan untuk penulisan Al-Qur’an. Untuk itu, umat Muslim dianjurkan bisa membaca, memahami, dan menulis huruf hijaiyah.
Dalam Islam, terdapat cara menulis huruf hijaiyah. Penulisan huruf hijaiyah sendiri dimulai dari kanan ke kiri. Huruf hijaiyah terdiri dari 38 huruf dengan gaya tulisan yang bersambung serta tidak bisa disambung (di tengah).
Dengan belajar cara menulis huruf hijaiyah yang benar, diharapkan belajar membaca Al-Qur’an akan menjadi semakin mudah. Apalagi penulisan huruf hijaiyah berbeda dengan huruf Latin lainnya, untuk itu diperlukan banyak latihan agar terbiasa menulis huruf hijaiyah.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas mengenai cara menulis huruf hijaiyah dan daftarnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (23/10/2023).
Mengenal Huruf Hijaiyah
Huruf hijaiyah dikenal juga dengan istilah alfabet Arab. Huruf hijaiyah adalah abjad atau alfabet dalam bahasa Arab yang digunakan untuk penulisan Al-Qur’an. Huruf hijaiyah ini memiliki aturan urutan yang berbeda dengan terminologi abjad. Berikut ini bacaan huruf hijaiyah yang bisa anda hafalkan, yakni:
- ا (alif)
- ب (ba)
- ت (ta)
- ث (tsa)
- ج (jim)
- ج (ha)
- خ (kho)
- د (dal)
- ذ (dzal)
- ر (ro)
- ز (zay, zayy atau za)
- س (sin)
- ش (syin)
- ص (shod)
- ض (dhod)
- ط (tho)
- ظ (zho)
- ع (ain)
- غ (ghoin)
- ف (fa)
- ق (qof)
- ك (kaf)
- ل (lam)
- م (mim)
- ن (nun)
- هـ (ha)
- و (waw)
- ي (ya)
- ء (hamzah)
- لا (lam alif)
Advertisement
Cara Menulis Huruf Hijaiyah
Cara menulis huruf hijaiyah penting diketahui oleh setiap umat Muslim di seluruh dunia. Hal ini diharapkan dapat belajar Al-Qur’an akan menjadi semakin mudah. Apalagi penulisan huruf hijaiyah berbeda dengan huruf Latin lainnya, untuk itu diperlukan banyak latihan agar terbiasa menulis huruf hijaiyah.
Cara menulis huruf hijaiyah berbeda dengan huruf abjad lainnya. Berikut ini cara menulis huruf hijaiyah yang benar, yakni:
- Dalam menulis Arab atau menulis huruf hijaiyah seharusnya dimulai dari kanan ke kiri.
- Jumlah keseluruhan dari huruf hijaiyah adalah 30 huruf.
- Ada huruf yang menyambung dan disambung, serta ada juga huruf yang bisa disambung namun tidak menyambung. Setiap huruf hijaiyah memiliki bentuk yang sesuai dengan posisinya.
- Semua huruf hijaiyah adalah konsonan, termasuk alif, wawu, dan ya atau sering disebut dengan huruf illat. Sehingga kesemuanya membutuhkan tanda vokal (syakal).
Ketika belajar cara menulis huruf hijaiyah yang benar, anda perlu mengulanginya berkali-kali agar bisa memahaminya dengan baik serta membuat tangan terbiasa menulis huruf hijaiyah. Sebisa mungkin mengajarkan cara menulis huruf hijaiyah kepada anak-anak sejak usia dini.
Tanda Baca Abjad Arab
Tanda baca abjad Arab dikenal juga dengan istilah harakat. Tanda baca ini sangat diperlukan untuk mempermudah pembacaan surat dalam Al-Qur’an. Tanda-tanda ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai pelafalan dan pengucapan yang benar untuk setiap huruf hijaiyah.
Dikutip dari buku Quran Hadist karya Asep B.R. dan 1 ½ Jam Lancar Membaca Al-Qur’an oleh Ahmad Junaeni, jenis-jenis harakat terdiri dari fathah, kasrah, dhamah, kasratain, dhamatain, tasydid, dan sukun. Berikut ini penjelasan dari masing-masing harakat tersebut, yakni:
1. Fathah
Tanda baca yang sering digunakan dalam surat Al-Qur’an adalah tanda baca fathah ( ﹷ ). Tanda ini memiliki bunyi "a" dalam pelafalannya. Untuk membacanya, perlu membiarkan bibir terbuka saat mengucapkannya. Sebagai contoh, pada kata "مَاء" (maa'), huruf pertama "م" (mim) memiliki tanda fathah di atasnya.
Selain itu, terdapat pula tanda baca huruf hijaiyah disebut fathatain ( ً- ) yang terdiri dari dua garis fathah sejajar yang ditempatkan di atas huruf. Tanda ini dibaca sebagai "an”. Sebagai contoh, pada kata "كَتَبًا" (kataban), huruf terakhir "ب" (ba) memiliki tanda fathatain di atasnya. Maka dengan adanya tanda ini, pengucapan yang benar adalah "an”. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kataban”.
2. Kasrah
Selanjutnya, tanda baca yang sering dijumpai pada surat Al-Qur’an adalah kasrah ( ِ- ). Harakat kasrah ini ditandai dengan adanya garis di bawah huruf dan membacaannya sebagai "i”. Untuk mengucapkannya dengan benar, bibir agak mengarah ke bawah.
Sebagai contoh, pada kata "كِتَابٍ" (kitabin), huruf kedua "ت" (ta) memiliki tanda kasrah di bawahnya. Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "i”. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kitabin”.
3. Dhamah
Berikutnya, tanda baca yang juga sering dijumpai pada surat Al-Qur’an adalah dhamah ( ُ- ) dalam huruf hijaiyah yang memiliki bunyi "u”. Untuk mengucapkannya dengan benar, bibir perlu sedikit dimajukan. Contohnya dalam potongan ayat surat Al-Qur’an adalah kata "بُوْرُوْ" (buuru), huruf kedua "و" (waw) memiliki tanda dhamah di atasnya.
Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "u”. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "buuru”. Tanda baca dhamah memberikan petunjuk penting dalam membaca huruf hijaiyah dengan bunyi "u" di Al-Qur’an.
4. Kasratain
Tanda baca abjad Arab yang lainnya adalah kasratain ( ٍٍ- ) yang merupakan dua garis kasrah sejajar yang diletakkan di bawah huruf. Cara membaca tanda baca kasratain sedikit mendengung. Tanda ini dibaca sebagai "in”. Sebagai contoh pada kata "كِتَابِيْنِ" (kitabini), huruf terakhir "ن" (nun) memiliki tanda kasratain di bawahnya. Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "in”. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kitabini”.
5. Dhamatain
Tanda baca abjad Arab yang lainnya adalah dhamatain ( ٌ- ) dalam huruf hijaiyah yang memiliki bunyi "un”. Tanda ini ditandai dengan lambang dhamah beralis. Cara membaca tanda baca dhamatain sedikit mendengung. Sebagai contoh, pada kata "سُورٌ" (surun), huruf ketiga "ر" (ra) memiliki tanda dhamatain di atasnya. Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "un”. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "surun”.
6. Tasydid
Selanjutnya, tanda baca abjad Arab Adalah tasydid ( ّ- ) yang ditempatkan di atas huruf. Tanda ini memiliki fungsi khusus, di mana ketika huruf hijaiyah menggunakan tanda tasydid, pengucapannya dilakukan secara ganda. Sebagai contoh, pada kata "مَرّ" (marr), huruf kedua "ر" (ra) memiliki tanda tasydid di atasnya. Dengan adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah melafalkan huruf tersebut dua kali.
Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "marr”. Tanda baca ini memainkan peran penting dalam membaca Al-Qur’an dengan memperjelas bahwa pengucapan huruf tersebut harus dilakukan secara ganda.
7. Sukun
Berikutnya, tanda baca yang sering digunakan abjad Arab dalam surat Al-Qur’an adalah sukun ( ْ- ) yang diletakkan di atas huruf hijaiyah. Huruf hijaiyah yang memiliki tanda sukun disebut sebagai huruf mati. Sebagai contoh, pada kata "كِتَابْ" (kitab), huruf terakhir "ب" (ba) memiliki tanda sukun di atasnya.
Maka dengan adanya tanda ini, pengucapan yang benar adalah tanpa bunyi vokal tambahan. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kitab.” Sukun membantu mengindikasikan bahwa huruf hijaiyah tersebut tidak diikuti oleh bunyi vokal tambahan dan memberikan petunjuk pengucapan yang tepat dalam membaca abjad Arab Al-Qur’an.
Advertisement