Sukses

Afiksasi adalah Penambahan Imbuhan yang Membentuk Kata Baru, Ini Jenisnya

Dalam konteks linguistik, afiksasi adalah elemen bahasa yang diperlukan untuk menjelaskan makna tertentu dalam suatu kata.

Liputan6.com, Jakarta Afiksasi adalah proses penggabungan akar kata dengan afiks untuk membentuk kata yang baru. Dalam bahasa Indonesia, afiksasi merupakan salah satu cara yang umum digunakan untuk membentuk kata-kata baru dengan memberikan imbuhan pada kata dasar. Imbuhan tersebut dapat berupa awalan (prefiks), akhiran (sufiks), atau sisipan (infiks).

Dalam konteks linguistik, afiksasi adalah elemen bahasa yang diperlukan untuk menjelaskan makna tertentu dalam suatu kata. Afiksasi bisa terjadi di berbagai posisi dalam suatu kata, baik di awal, di tengah, di akhir, atau bahkan di awal dan akhir, tergantung pada jenis afiks yang ditambahkan.

Afiks sendiri merupakan bentuk terikat yang  jika ditambahkan pada suatu kata, akan mengubah makna gramatikal dari kata tersebut. Berikut ulasan tentang afiksasi adalah penambahan Imbuhan yang membentuk kata baru yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (24/10/2023).

2 dari 4 halaman

Mengenal Afiksasi

Afiksasi secara umum adalah proses pembentukan kata baru dengan menambahkan imbuhan (afiks) pada kata dasar. Imbuhan ini dapat berupa awalan (prefiks) atau akhiran (sufiks). Dengan mengaplikasikan afiksasi, makna dan fungsi kata dapat berubah atau bertambah.

Misalnya, dengan afiksasi berupa prefiks "ber-" pada kata "lari", akan menghasilkan kata "berlari" yang berarti melakukan lari sebagai sebuah aktivitas. Sementara itu, dengan menambahkan sufiks "-kan" pada kata "tulis", kita membentuk kata "ditulis" yang berarti melakukan tulis atau dituliskan oleh seseorang.

Dalam bahasa Indonesia, afiksasi adalah salah satu cara penting untuk membentuk kata baru dan memberikan makna tambahan. Dengan memahami pengertian dan jenis-jenis afiks, kita dapat menghasilkan kata-kata yang lebih kaya dan bervariasi dalam bahasa kita.

Ciri-ciri Afiksasi

Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan pada kata dasar. Terdapat beberapa ciri-ciri afiksasi yang dapat membantu kita dalam memahami pembentukan kata, berikut diantaranya.

1. Kata Polimorfemis

Afiksasi terjadi pada kata-kata polimorfemis, yang berarti kata-kata tersebut terdiri dari lebih dari satu morfem. Morfem adalah unit makna terkecil dalam bahasa. Dalam konteks afiksasi, terdapat setidaknya satu morfem yang berupa afiks (imbuhan) yang melekat pada morfem lain dalam kata.

2. Bentuk Kata dengan Makna Gramatis

Kata-kata berimbuhan memiliki bentuk kata yang menyimpan makna gramatis. Ini berarti bahwa afiks yang digunakan dalam kata tersebut memberikan makna tambahan atau mengubah makna kata dasarnya. Afiks dapat digunakan untuk mengindikasikan bentuk kata kerja, kata benda, kata sifat, atau perubahan gramatikal lainnya.

3. Perubahan Kelas Kata

Kata-kata berimbuhan mengalami proses perubahan kelas kata dari bentuk kata dasarnya akibat proses afiksasi. Ini berarti bahwa afiksasi dapat mengubah kata dasar menjadi kata dengan kelas kata yang berbeda. Contohnya, afiksasi bisa mengubah kata benda menjadi kata kerja, atau sebaliknya.

3 dari 4 halaman

Fungsi dari Afiksasi

Fungsi afiksasi beragam dan mencakup peran berikut ini.

1. Mengubah Kata Benda

Afiksasi digunakan untuk menambahkan imbuhan pada kata benda. Ini menciptakan variasi kata benda dengan makna yang berbeda. Contoh afiksasi untuk kata benda meliputi "pen," "per-," "ke-," "pe-," "-isme," "-wan," "-sasi," "ke-an," "pe-an," "tas," dan masih banyak lagi.

2. Mengkonstruksi Kata Kerja

Afiksasi juga digunakan untuk mengubah kata dasar menjadi kata kerja. Ini membantu dalam membentuk kata kerja dari kata benda atau kata sifat. Contoh afiksasi untuk kata kerja meliputi "per-," "ber-," "ter-," "me-," "di-," "ter-kan," dan "-kan," serta afiks lainnya.

3. Membangun Kata Sifat

Afiksasi berperan dalam membentuk kata sifat dari kata dasar. Ini membantu dalam menggambarkan atau mengkualifikasikan kata benda atau situasi. Contoh afiksasi untuk kata sifat meliputi "-I," "-is," "-wi," dan "-iah."

4. Penggunaan pada Kata Bilangan

Afiksasi digunakan untuk mengubah kata benda atau kata kerja menjadi kata bilangan atau mengindikasikan jumlah atau urutan. Contoh afiksasi dalam kata bilangan meliputi "ke-" dan "se-."

5. Membuat Kata Keterangan

Afiksasi digunakan untuk membuat kata keterangan, yang memberikan informasi tambahan tentang bagaimana, di mana, kapan, atau mengapa sesuatu terjadi. Contoh afiksasi untuk kata keterangan meliputi "-an," "-nya," dan "se-nya."

4 dari 4 halaman

Jenis-jenis Afiksasi Bahasa Indonesia

Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa jenis afiksasi yang sering digunakan, antara lain:

1. Prefiks

Prefiks adalah jenis afiks yang diletakkan pada bagian awal kata dasar. Ini adalah cara yang umum digunakan dalam bahasa untuk mengubah makna atau kelas kata dasar. Contohnya, "ter-" digunakan untuk menunjukkan kualitas pasif atau sifat pasif, "se-" digunakan untuk menyatakan kesamaan atau keseragaman, "meN-" digunakan untuk membentuk kata kerja, dan "per-" digunakan untuk menunjukkan kelompok atau keseluruhan. Prefiks memainkan peran penting dalam memperluas kosa kata bahasa.

2. Infiks

Infiks adalah afiks yang disisipkan pada bagian tengah kata dasar. Ini adalah jenis afiksasi yang kurang umum tetapi memberikan kemampuan yang kuat dalam mengubah makna kata. Contoh infiks meliputi "-el," "-em," "-er," "-in-," dan lainnya. Dengan menggunakan infiks, kita dapat membuat kata-kata baru seperti "gerigi" (dari "gigi"), yang menunjukkan perubahan makna yang signifikan.

3. Sufiks

Sufiks atau akhiran adalah afiks yang ditempelkan pada bagian akhir kata dasar. Ini adalah cara yang umum digunakan untuk membentuk kata-kata baru dalam bahasa. Contoh sufiks termasuk "-er" (untuk membentuk kata benda yang menunjukkan pelaku), "-is" (untuk mengubah kata kerja menjadi kata sifat), "-isasi" (untuk mengubah kata benda menjadi kata kerja), dan banyak lainnya. Beberapa sufiks, seperti "-er" dan "-is," adalah serapan dari bahasa asing.

4. Konfiks

Konfiks adalah kombinasi dua afiks yang bekerja bersama-sama untuk memberikan makna tertentu. Konfiks dapat membentuk kata-kata baru yang memiliki makna yang sangat khusus. Misalnya, "peng+ajar+an" adalah kombinasi dari "peng-" (prefiks) dan "-an" (sufiks), yang membentuk kata "pengajaran" yang memiliki makna yang berkaitan dengan proses pengajaran.

5. Interfiks

Interfiks adalah afiks yang muncul di antara dua elemen yang membentuk kata majemuk. Ini memberikan makna tambahan dalam kata dasar. Contoh interfiks meliputi "-o-" (seperti dalam "Indonesianology") dan "-n-" (seperti dalam "sensitifitas"). Interfiks membantu dalam membentuk kata-kata majemuk dengan makna yang lebih spesifik.

6. Simulfiks

Simulfiks adalah pembentukan kata dengan menggunakan dua afiks atau lebih, tanpa menghilangkan unsur masing-masing afiks. Ini sering ditemukan dalam bahasa Indonesia tidak baku, seperti "ngopi" dari "kopi." Simulfiks membentuk kata-kata yang mencerminkan penggunaan sehari-hari dalam bahasa lisan.

7. Superfiks

Superfiks atau suprafiks adalah afiks yang terkait dengan fitur-fitur pengucapan, seperti tekanan suara atau intonasi. Bahasa Indonesia tidak memiliki superfiks asli, yang ada adalah superfiks serapan dari bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Superfiks tidak banyak digunakan dalam bahasa Indonesia baku.

8. Transfiks

Transfiks adalah afiks yang muncul di seluruh bentuk kata dasar, mengubah kata dasar secara menyeluruh. Transfiks mengikuti bentuk kata dasar tanpa memisahkan atau menambahkan afiks pada awal atau akhir kata. Dalam bahasa Inggris, kata "unhappiness" memiliki transfiks "un-" yang mengubah makna kata dasar "happy."