Sukses

Kalimat dalam Kitab Suci yang Jadi Pedoman Umat Beragama di Indonesia

Dalam kitab suci, kalimat memiliki peran yang sangat penting, karena mengandung pesan-pesan ilahi, hukum, kisah-kisah, dan ajaran-ajaran yang dianggap sebagai wahyu dari Tuhan.

Liputan6.com, Jakarta Kitab suci adalah kumpulan teks yang dianggap sebagai suci, kudus, dan memiliki otoritas dalam agama tertentu. Kalimat dalam kitab suci juga sering menjadi fokus penelitian teologis, dan interpretasi oleh para cendekiawan agama.

Kitab suci dianggap sebagai wahyu atau penyataan Ilahi, yang diberikan oleh Tuhan atau entitas ilahi lainnya kepada para nabi, rasul, atau tokoh suci dalam sejarah agama. Interpretasi kalimat dalam kitab suci cukup beragam, dan pandangan tentang makna dari kalimat-kalimat ini, sering menjadi sumber diskusi dan debat dalam komunitas agama.

Selain itu, kalimat dalam kitab suci juga sering dihafal dan diucapkan secara rutin oleh para penganut agama, ketika ingin melakukan ibadah. Perlu dipahami, bahwa kitab suci merupakan landasan dalam praktik keagamaan, sehingga setiap kalimatnya mencerminkan kebijaksanaan dan kekudusan.

Berikut ini kitab suci agama di Indonesia yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (24/10/2023). 

2 dari 4 halaman

1. Agama Islam - Al-Qur'an

Agama Islam merupakan agama yang mendominasi masyarakat di Indonesia, dan memiliki sejarah yang sangat kaya. Diperkirakan, agama Islam muncul sekitar 1400 tahun yang lalu, yaitu pada tahun 610 Masehi, yang ditandai dengan penerimaan wahyu pertama Al-Qur'an oleh Nabi Muhammad di Makkah.

Di Indonesia, Islam pertama kali masuk sekitar abad ke-7 atau ke-8, melalui para pedagang Arab dan Persia yang melakukan perjalanan pada masa itu. Al-Qur'an adalah kitab suci utama dalam Islam, yang terdiri dari 114 surat, 30 juz, dan 6236 ayat dalam riwayat Hafsh, 6262 ayat dalam riwayat Ad-Dut, atau 6214 ayat dalam riwayat Warsy. Al-Qur'an adalah inti kata-kata ilahi, yang mengandung pesan-pesan moral, hukum, dan tuntunan untuk kehidupan sehari-hari.

2. Agama Kristen - Alkitab

Di sisi lain, Agama Kristen muncul sekitar 2000 tahun yang lalu, dan pertama kali memengaruhi Indonesia melalui pengaruh Calvinisme dan Lutheran yang tiba di Belanda pada abad ke-16. Menurut Badan Pusat Statistik, diperkirakan jumlah pemeluk Agama Kristen Protestan di Indonesia mencapai 16.5 juta jiwa, atau sekitar 6.9 persen dari total populasi Indonesia, menjadikannya agama kedua terbesar di negara ini.

Kitab suci dalam Agama Kristen Protestan adalah Alkitab, yang terdiri dari 66 bagian, yang terbagi menjadi Perjanjian Lama dengan 39 bagian dan Perjanjian Baru dengan 27 bagian. Alkitab adalah sebuah kumpulan tulisan yang beragam jenisnya, dan dikelompokkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Perjanjian Lama terdiri dari lima bagian, yaitu Kitab Taurat yang terdiri dari 5 kitab, Kitab Sejarah yang terdiri dari 12 kitab, Kitab Puisi yang terdiri dari 5 kitab, Kitab Nabi-nabi Besar yang terdiri dari 5 kitab, dan yang terakhir, Kitab Nabi-nabi Kecil yang terdiri dari 12 kitab.

Sementara itu, Perjanjian Baru terbagi menjadi empat bagian, yaitu Kitab Injil yang terdiri dari 4 kitab, Kitab Sejarah yang terdiri dari 1 kitab, Surat-surat Rasuli yang terdiri dari 21 kitab, dan Kitab Wahyu yang terdiri dari 1 kitab. 

 

3 dari 4 halaman

3. Agama Katolik - Alkitab

Mengutip dari laman satudata.kemenag.go.id, Agama Kristen Katolik pertama kali tiba di Indonesia bersamaan dengan kedatangan bangsa Portugis yang mencari rempah-rempah di kepulauan Maluku. Menurut Badan Pusat Statistik, diperkirakan jumlah pemeluk Agama Kristen Katolik di Indonesia mencapai 6.9 juta jiwa, atau sekitar 2.9 persen dari total populasi Indonesia, menjadikannya agama ketiga terbesar di negara ini.

Agama Kristen Katolik juga menggunakan Alkitab sebagai kitab suci, yang terdiri dari 73 bagian yang terbagi menjadi 46 dalam Perjanjian Lama dan 27 dalam Perjanjian Baru.

4. Agama Hindu - Weda

Agama Hindu pertama kali datang ke Indonesia, melalui jalur perdagangan yang membentang dari Cina hingga India, sekitar abad ke-4. Munculnya Agama Hindu ditandai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan seperti Kutai dan Tarumanegara, yang mengadopsi ajaran Hindu.

Sekitar 4 juta orang di Indonesia mengikuti agama Hindu, yang menyumbang sekitar 1.7 persen dari populasi total. Kitab suci dalam Hinduisme adalah Weda, yang terdiri dari dua kelompok besar, yaitu Weda Sruti yang mengandung wahyu, dan Weda Smrti yang berisi pedoman dan petunjuk.

5. Buddha - Pitaka

Agama Buddha tiba di Indonesia pada abad ke-5 Masehi, melalui perjalanan peziarah Fa Hsien dari China. Pada abad ke-7, kerajaan Budha seperti Sriwijaya menjadi pusat pengembangan agama Buddha di Indonesia.

Sekitar 1.7 juta orang di Indonesia mengikuti agama Buddha, yang menyumbang sekitar 0.7 persen dari populasi total. Kitab suci dalam agama Buddha dikenal sebagai Pitaka, yang terdiri dari Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abhidhamma Pitaka.

6. Konghucu -  Si Shu & Kitab Wu Jing

Konfusianisme, atau Khonghucu, memasuki Indonesia pada abad ke-17, dengan bukti sejarah berdasarkan peninggalan prasasti dan tempat ibadah. Melansir dari sumber yang sama, sekitar 0.1 juta orang di Indonesia mengikuti agama Khonghucu, yang menyumbang sekitar 0.05 persen dari populasi total.

Agama Khonghucu memiliki dua kitab utama, yaitu Kitab Si Shu dan Kitab Wu Jing, yang membahas ajaran-ajaran Konfusianisme tentang etika dan filsafat. 

4 dari 4 halaman

Fungsi Kalimat dan Ayat dari Setiap Agama

Kristen dan Katolik

Kalimat dalam kitab suci Alkitab, memberikan pedoman moral yang menjadi dasar bagi perilaku individu dan komunitas Kristen. "Ajarilah seorang anak tentang jalan yang seharusnya ia tempuh, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari padanya." (Amsal 22:6).

Tak hanya itu saja, Alkitab juga memberikan panduan tentang bagaimana melakukan ibadah, dan persembahan kepada Tuhan. Kitab suci ini menunjukkan cara berdoa, merayakan ritus keagamaan, dan menghormati Allah. Seperti yang tertulis "Hormatilah Tuhan dengan harta bendamu dan dengan hasil yang terbaik dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9).

Islam

Kalimat dalam kitab suci agama Islam yaitu Al-Qur'an, memberikan pedoman moral yang menjadi dasar bagi perilaku individu dan komunitas Muslim. Kitab ini mengajarkan nilai-nilai etika seperti kebaikan, kejujuran, kasih sayang, dan keadilan.

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjaga (kewajiban)mu. Hendaklah kamu menjaga keselamatanmu dan orang-orang yang berada di dekatmu." (Al-Baqarah 2:208).

Al-Qur'an juga mengandung banyak kisah tentang para nabi, rasul, dan peristiwa sejarah, sebagaimana tertulis "Dan ingatlah ketika Allah menguji Ibrahim dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan) lalu Ibrahim menepati semuanya." (Al-Baqarah 2:124).

Hindu

Kalimat dalam Weda memuat ajaran-ajaran spiritual yang mendalam, tentang hubungan antara manusia, alam semesta, dan Tuhan. Mereka menyediakan wawasan tentang konsep-konsep seperti Brahman (Tuhan Yang Maha Esa) dan Atman (jiwa individu). "Tidak ada yang berdiri di atas-Nya (Brahman); tidak ada yang menyamai-Nya. Dengan pemahaman-Nya, segala sesuatu bertugas." (Svetasvatara Upanishad 6.7).

Kalimat dalam kitab suci Weda memberikan panduan yang sangat rinci, tentang pelaksanaan ritual agama Hindu, termasuk upacara persembahan, puja, dan mantra. "O Agni, Engkau adalah penghormatan kami, Engkau adalah perantara kami, Engkau adalah maha tahu. Kami menghormati Engkau dengan doa." (Rigveda 1.1.1).

Konghucu

Fungsi kalimat dalam kitab suci Si Shu mengajarkan prinsip-prinsip etika dan moral, yang menjadi dasar ajaran Konfusianisme. Mereka memberikan panduan tentang bagaimana hidup dengan benar, berperilaku baik, dan menjalani kehidupan yang harmonis. Seperti halnya kutipan ayat dari "Zhong Yong" (Tengah Sempurna): "Jika seseorang meraih jalan tengah, ia tidak akan berlalu melewati batas dalam hal apa pun. Dan ketika seseorang berdiri di jalan tengah, ia akan mencapai kesempurnaan." (Zhong Yong 20).

Kalimat-kalimat dalam Kitab Si Shu membantu dalam pembentukan karakter individu, dan pemimpin yang beretika. Si Shu menekankan pentingnya kesopanan, kebijaksanaan, dan tanggung jawab dalam tindakan "Ketika kita melihat orang yang benar, kita harus berusaha menyerupainya. Ketika kita melihat seseorang yang tidak benar, kita harus memeriksa diri kita sendiri." (Lunyu 4.24).Â