Liputan6.com, Jakarta Amnesia adalah keadaan di mana seseorang kehilangan sebagian atau seluruh ingatan mereka. Ini dapat terjadi baik secara sementara maupun permanen dan dapat mempengaruhi ingatan terhadap peristiwa masa lalu atau kemampuan untuk mengingat informasi baru yang baru saja dipelajari.
Ada dua jenis utama amnesia yang umum terjadi, yaitu amnesia anterograde dan amnesia retrograde. Amnesia adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti cedera kepala, cedera pada otak, ensefalitis, atau peradangan otak. Gangguan memori juga dapat muncul akibat penggunaan obat-obatan tertentu atau kondisi medis lainnya.
Orang dengan amnesia sering mengalami kesulitan dalam mengatur kehidupan sehari-hari mereka karena kehilangan ingatan masa lalu dan kesulitan mengingat informasi yang baru terbentuk. Meski demikian, mereka masih dapat memanfaatkan ingatan yang masih ada dan membantu dengan terapi okupasi dan dukungan yang tepat. Berikut ulasan tentang amnesia adalah kondisi kehilangan daya ingat yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (25/10/2023).
Advertisement
Pengertian Amnesia
Amnesia adalah kondisi ketika seseorang mengalami kehilangan ingatan atau kemampuan untuk mengingat informasi dan peristiwa tertentu. Penderita amnesia mungkin tidak dapat mengingat masa lalu mereka atau membentuk ingatan yang baru setelah mengalami suatu peristiwa.
Amnesia dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu amnesia anterograde dan amnesia retrograde. Amnesia anterograde terjadi ketika seseorang tidak mampu membentuk ingatan baru setelah suatu peristiwa, sehingga mereka tidak dapat mengingat informasi yang baru terbentuk setelah kejadian itu. Sementara itu, amnesia retrograde terjadi ketika seseorang tidak dapat mengingat peristiwa-peristiwa masa lalu sebelum suatu kejadian tertentu.
Beberapa penyebab yang mendasari amnesia antara lain adalah cedera pada kepala, cedera pada otak, peradangan otak, atau kondisi medis lainnya seperti ensefalitis. Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menjadi faktor penyebab amnesia.
Penderita amnesia sering mengalami kesulitan dalam mengatur kehidupan sehari-hari mereka karena hilangnya ingatan masa lalu dan kesulitan mengingat informasi yang baru terbentuk. Namun, meskipun demikian, mereka masih dapat memanfaatkan ingatan yang masih ada dan mendapatkan bantuan melalui terapi rehabilitasi dan dukungan yang tepat.
Penyebab Amnesia
Penyebab utama amnesia adalah kerusakan pada bagian otak yang mengatur emosi dan ingatan seseorang, yaitu sistem limbik. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai penyebab amnesia.
1. Cedera Kepala
Amnesia dapat terjadi jika seseorang mengalami cedera kepala yang cukup parah sehingga menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang mengendalikan ingatan.
2. Stroke
Stroke dapat mengganggu pasokan darah ke otak, yang dapat merusak area otak yang berperan dalam proses ingatan, menyebabkan amnesia.
3. Kejang
Kejang yang sering terjadi dapat merusak otak dan memengaruhi fungsi ingatan.
4. EnsefalitisÂ
Ensefalitis atau peradangan otak, seperti yang terjadi dalam kasus ensefalitis, dapat merusak otak dan memengaruhi kemampuan seseorang untuk membentuk dan mengingat ingatan.
5. Tumor Otak
Tumor otak dapat mengganggu area otak yang terlibat dalam proses ingatan dan memicu amnesia.
6 Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang merusak sistem limbik dan kemampuan seseorang untuk mengingat informasi.
7. Ketergantungan Alkohol Jangka PanjangÂ
Konsumsi alkohol yang berlebihan dan dalam jangka waktu lama dapat merusak otak dan menyebabkan masalah ingatan.
8. Konsumsi Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama jika disalahgunakan atau digunakan secara berlebihan, dapat merusak otak dan menyebabkan amnesia.
9. Penurunan Pasokan Oksigen ke Otak (anoxia)
Kurangnya pasokan oksigen ke otak, misalnya karena keadaan seperti tenggelam, dapat merusak otak dan menyebabkan amnesia.
10. Trauma Psikologis
Trauma psikologis dapat memengaruhi emosi dan ingatan seseorang, yang dapat berkontribusi pada amnesia.
Advertisement
Gejala Amnesia
Gejala umum dari amnesia meliputi kesulitan mengingat informasi baru, kebingungan atau kerancuan saat mencoba mengingat kejadian di masa lampau, dan kesulitan mengenali foto-foto tempat atau orang yang baru saja dilihat.
Pasien dengan amnesia juga mungkin mengalami kebingungan atau kesulitan dalam mengatur dan mengorganisasikan informasi yang baru terbentuk. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan membuat keputusan yang rasional dan mengingat situasi sehari-hari atau tugas-tugas yang harus dilakukan.
Namun, meski mengalami amnesia, penderita masih dapat memanfaatkan ingatan yang masih ada, seperti ingatan masa lalu yang lebih lama atau ingatan tentang kejadian atau informasi sebelum terjadinya amnesia.
Setiap individu yang mengalami amnesia mungkin memiliki gejala yang berbeda-beda tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, diagnosis amnesia harus dilakukan oleh dokter yang akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan melibatkan tes kognitif dan pencitraan otak.
Diagnosis
Diagnosis amnesia dilakukan secara menyeluruh oleh dokter yang memeriksa pasien. Pemeriksaan awal melibatkan wawancara dengan pasien dan keluarganya untuk mendapatkan informasi tentang gejala yang dialami, riwayat medis, dan kemungkinan penyebab yang mendasarinya.
Dokter kemudian akan melakukan tes kognitif untuk menilai fungsi kognitif pasien, termasuk kemampuan mengingat, memperhatikan, berbicara, dan memahami bahasa. Tes-tes ini dapat meliputi mengingat kata-kata, mengikuti petunjuk, dan mengulang urutan angka. Selain tes kognitif, dokter juga dapat melakukan pencitraan otak, seperti MRI atau CT scan, untuk melihat adanya kerusakan otak atau perubahan struktural yang terkait dengan amnesia.
Mengingat amnesia adalah kondisi yang kompleks dengan penyebab yang bervariasi, sangat penting bagi dokter untuk melakukan diagnosis yang akurat. Hal ini membantu dalam menentukan pengobatan yang tepat dan memberikan solusi terbaik bagi pasien dengan amnesia.
Komplikasi Amnesia
Penderita amnesia dapat mengalami komplikasi yang disebut dissociative disorder (gangguan disosiatif). Dissociative disorder ditandai dengan hilangnya ingatan atau kesadaran mengenai diri sendiri.Â
Penderita amnesia dengan komplikasi dissociative disorder dapat mengalami hilangnya ingatan yang ada, termasuk ingatan sehari-hari atau pengalaman masa lalu. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam mengenali diri mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kebingungan, kehilangan identitas diri, atau perasaan bahwa mereka adalah orang asing bagi diri mereka sendiri.
Dissociative disorder bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti stres yang berat, yang mungkin timbul akibat pengalaman traumatis. Trauma ini bisa terkait dengan kejadian traumatis yang dialami dalam hidup seseorang, seperti kecelakaan atau kekerasan fisik, atau bisa menjadi hasil dari penyakit bawaan yang mungkin diwariskan dari anggota keluarga atau orang terdekat.
Komplikasi dissociative disorder dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan pada penderita. Mereka mungkin mengalami kecemasan, depresi, atau stres yang lebih tinggi akibat hilangnya ingatan dan kesulitan mengenali diri sendiri.
Pengobatan
Pengobatan untuk amnesia tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika amnesia disebabkan oleh cedera pada kepala, dokter akan fokus pada pengobatan kondisi yang mendasarinya, seperti perawatan cedera kepala atau rehabilitasi otak. Terapi okupasi juga dapat digunakan untuk membantu penderita amnesia dalam mengembangkan strategi kompensasi dan mengatur kehidupan sehari-hari.
Untuk amnesia yang disebabkan oleh gangguan neurodegeneratif, seperti Alzheimer, pengobatannya akan berfokus pada pengelolaan gejala dan memperlambat progresi penyakit. Pasien dengan amnesia dapat memperoleh manfaat dari terapi obat untuk meningkatkan fungsi kognitif mereka.
Mengingat bahwa defisiensi vitamin B1 dapat menyebabkan amnesia, suplemen vitamin B1 mungkin dianjurkan oleh dokter. Selain itu, psikoterapi dapat membantu penderita amnesia dalam mengatasi kebingungan atau kecemasan yang mungkin muncul akibat kondisi mereka.
Penting untuk diketahui bahwa dalam beberapa kasus, terapi amnesia mungkin tidak sepenuhnya mengembalikan ingatan yang hilang. Namun, dengan pengobatan yang tepat, penderita amnesia dapat memanfaatkan ingatan yang masih ada dan bekerja sama dengan tim medis dan ahli lainnya untuk mengelola dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Pencegahan
Pencegahan amnesia melibatkan gaya hidup yang sehat dan menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Penting untuk menjaga kesehatan otak dengan mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, ikan berlemak, dan makanan tinggi antioksidan. Menghindari konsumsi berlebihan alkohol dan merokok juga sangat penting karena kedua kebiasaan ini dapat merusak otak.
Melakukan olahraga secara rutin juga dapat meningkatkan kesehatan otak dan melindunginya dari kerusakan. Aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan mempromosikan regenerasi sel otak baru.
Selain itu, menjaga kesehatan mental juga penting dalam pencegahan amnesia. Menghindari stres berlebihan, tidur yang cukup, dan mengembangkan kebiasaan yang membantu menjaga kognisi yang baik, seperti membaca, menulis, dan bermain teka-teki, dapat membantu mencegah terjadinya amnesia.
Pencegahan dari cedera kepala juga penting dalam mencegah amnesia. Memakai helm saat bersepeda, skateboard, atau olahraga yang berisiko tinggi, serta menghindari kegiatan berbahaya yang dapat menyebabkan cedera kepala, adalah langkah yang perlu diambil untuk mencegah amnesia yang disebabkan oleh cedera otak traumatis.
Advertisement