Liputan6.com, Jakarta Fetus in fetu, atau janin dalam janin, adalah salah satu fenomena medis yang jarang terjadi dan penuh misteri. Istilah ini merujuk pada kondisi langka di mana janin memiliki "janin" yang berkembang dalam tubuhnya sendiri.
Baca Juga
Advertisement
Fetus in fetu merupakan tidak biasa ini telah membingungkan para ilmuwan dan praktisi medis selama bertahun-tahun. Artikel ini mencoba mendekati pemahaman kondisi tersebut secara lebih mendalam.
Fetus in fetu merupakan kondisi yang sangat langka. Menurut, International Society of Ultrasound in Obstetrics and Gynecology, hanya ada 1 kasus fetus in fetu per 500.000 kelahiran.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi misteri di balik kondisi fetus in fetu. Ini termasuk penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan yang terkait dengan kasus-kasus langka kehamilan ini.
Untuk memahami apa itu fetus in fetu lebih dalam, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (25/10/2023).
Memahami Pengertian Fetus In Fetu
Fetus in fetu adalah kondisi yang sangat langka terjadi pada anak kembar monokorionik, diamniotik, di mana seorang janin yang mengalami kelainan perkembangan berada dalam tubuh saudara kembarnya yang berkembang secara normal.
Istilah "fetus in fetu" sendiri memiliki akar kata dari bahasa Latin. "Fetus" berarti "janin," "in" berarti "di dalam," dan "fetu" adalah istilah yang merujuk pada janin yang ada di dalam janin lain.
Dalam istilah medis, FIF menggambarkan situasi yang sangat jarang terjadi, di mana seorang janin yang cacat atau tidak berkembang dengan normal terperangkap dalam tubuh saudara kembarnya yang berkembang dengan benar.
Deteksi kondisi ini seringkali dapat dilakukan melalui pemeriksaan ultrasonografi selama kehamilan. Pada hasil ultrasonografi, fetus in fetu biasanya muncul sebagai massa kompleks yang memperlihatkan batas yang jelas di dalam rongga perut bayi yang berkembang. Massa tersebut seringkali berisi kantong berisi cairan dengan elemen-elemen padat atau struktur tulang di dalamnya.
Fetus in fetu biasanya ditemukan di daerah perut, tetapi juga dapat terjadi di lokasi anatomi lain, termasuk mediastinum, pelvis, skrotum, daerah sakrokoksigeal, leher, dan tengkorak.
Menurut artikel berjudul "Fetus in fetu: a medical curiosity—considerations based upon an intracranially located case" (Childs Nerv Syst (2014) 30:357–360), janin parasitik yang berkembang seringkali memiliki kondisi anensefalus, yang mengacu pada kondisi di mana bagian atas tengkorak dan otak tidak berkembang dengan baik. Meskipun sebagian besar jaringan janin ini tidak berkembang dengan normal, anggota tubuh seperti tangan, kaki, dan tulang belakang bisa ditemukan pada sebagian besar kasus.
Advertisement
Penyebab Fetus In Fetu
Tentang penyebab Fetus In Fetu, terdapat dua teori yang umumnya diterima. Pertama, teori mengatakan bahwa FIF adalah bentuk sangat berbeda dari teratoma, yaitu kumpulan sel-sel yang tumbuh tidak normal. Teori kedua adalah "parasitic twin," yang menyatakan bahwa janin yang cacat terbentuk di dalam tubuh saudara kembarnya yang normal dan berbagi suplai darah yang sama.
Sementara itu menurut artikel berjudul "Fetus in fetu: a medical curiosity—considerations based upon an intracranially located case" (Childs Nerv Syst (2014) 30:357–360), penyebab Fetus in fetu berkaitan dengan proses pembelahan sel yang tidak seimbang dalam blastosista, tahap awal perkembangan embrio.
Dalam situasi ini, saudara kembar monozygotik mengalami penyatuan dalam tubuh satu sama lain melalui anastomosis sirkulasi vitelin. Ini mengarah pada satu saudara kembar yang sehat memiliki saudara kembar lain yang cacat tumbuh di dalamnya.
Penanganan Fetus In Fetu
Penanganan Fetus in Fetu melibatkan tindakan medis untuk mengatasi kondisi ini. Meskipun Fetus in fetu umumnya dianggap sebagai kondisi yang jinak, ada beberapa pertimbangan penting yang harus diambil untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan pengidap. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang penanganan Fetus In Fetu:
1. Operasi Pengangkatan
Jika Fetus In Fetu menyebabkan nyeri atau tekanan di bagian tubuh tertentu karena janin parasit menekan organ tubuh, tindakan operasi pengangkatan menjadi diperlukan. Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan janin parasit dari tubuh. Selama operasi, dokter akan mencari dan menghapus janin parasit secara hati-hati.
2. Evaluasi Berkala
Setelah operasi pengangkatan Fetus In Fetu, pengidap akan membutuhkan evaluasi berkala terhadap kondisi tubuhnya. Ini bertujuan untuk memantau perkembangan pascaoperasi dan memastikan tidak ada komplikasi yang muncul. Evaluasi ini mirip dengan pengawasan setelah operasi pengangkatan tumor.
3. Prosedur Tes
Pengidap Fetus In Fetu mungkin harus menjalani beberapa prosedur tes sesuai dengan panduan dokter. Tes-tes ini termasuk pemeriksaan medis, pemindaian pencitraan seperti ultrasonografi atau tomografi, dan tes darah. Tes-tes ini dapat membantu memeriksa perkembangan kondisi dan memastikan bahwa tidak ada tanda-tanda rekurensi (kambuh) atau komplikasi lain.
Penanganan Fetus In Fetu secara medis dapat memastikan bahwa pengidapnya tetap sehat dan nyaman setelah operasi pengangkatan. Penting bagi pengidap Fetus In Fetu untuk berkonsultasi dengan dokter ahli yang berpengalaman dalam menangani kondisi ini.
Jika pengidap atau keluarganya memiliki pertanyaan atau kekhawatiran lebih lanjut, konsultasi dengan dokter adalah langkah yang bijaksana. Dengan bantuan dokter, pengidap Fetus In Fetu dapat menerima perawatan yang sesuai dan menjalani evaluasi berkala untuk memantau kondisinya.
Advertisement
Contoh Kasus Fetus In Fetu di Indonesia
Contoh kasus fetus in fetu terjadi pada seorang bayi berusia lima bulan di Kabupaten Pesisir Selatan Sumbar. Dilansir dari Liputan6.com, Bayi berusia lima bulan yang dikenal dengan inisial AA mengalami kondisi yang sangat langka. Ia mengalami gejala kehamilan dalam perutnya, yang mengarah pada penemuan janin di dalam tubuhnya.
Fetus in fetu dalam kasus ini dijelaskan terjadi selama masa kehamilan ibu bayi tersebut, di mana sebenarnya bayi AA adalah hasil dari kehamilan kembar dua. Namun, dalam kasus ini, bayi kembar tersebut tidak terpisah secara normal tetapi menempel satu sama lain dan akhirnya tumbuh sebagai "janin parasit" di dalam badan bayi yang lain.
Bayi AA dirawat di RSUP M Djamil Padang untuk pemeriksaan medis lebih lanjut. Dalam pemeriksaan awal dengan CT scan, ditemukan tumor di dalam perutnya yang terdiri dari komponen padat, lemak, cairan, dan komponen tulang. Struktur di dalam tumor tersebut memiliki kemiripan dengan anggota tubuh, seperti kaki. Berdasarkan hasil radiologi, kasus ini digambarkan sebagai Fetus in Fetu, yang terjadi sangat jarang.
Bayi AA akan menjalani operasi bedah perut untuk penanganan kasus ini. Kasus seperti ini dapat berbeda-beda dalam variasi umur, mulai dari bayi hingga anak yang lebih besar. Kasus seperti ini merupakan kejadian yang sangat langka, dengan perkiraan kejadian sekitar 1 dari 30 ribu hingga 40 ribu kelahiran.
Kasus bayi AA ini menunjukkan kompleksitas dan ketidakbiasaan FIF, yang memerlukan perawatan medis khusus untuk mengatasi kondisi tersebut. Meskipun jarang terjadi, penanganan yang cepat dan tepat dapat meningkatkan peluang keselamatan bayi dengan FIF.