Sukses

Wajah Manusia Purba Muncul Dampak Kekeringan Parah Sungai Amazon, Ini Penampakannya

Tersembunyi sejak 2.000 tahun yang lalu.

Liputan6.com, Jakarta Sungai Amazon, dengan hutan hujannya yang megah dan kekayaan hayati yang tak tertandingi, telah lama menjadi fokus perhatian dunia. Namun, baru-baru ini, kekeringan ekstrem yang melanda wilayah ini telah membawa ke permukaan sebuah penemuan mengejutkan, yaitu wajah manusia purba yang diyakini telah diukir pada batu hingga 2.000 tahun yang lalu.  

Petroglif yang sebelumnya tersembunyi di dasar sungai mulai terlihat saat permukaan air sungai merosot akibat kekeringan. Penemuan ini telah memunculkan sorotan tentang sejarah manusia di Amazon, tetapi juga menghadirkan keprihatinan tentang dampak kekeringan yang semakin merusak lingkungan Amazon dan kehidupan masyarakat setempat.

Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Daily Mail pada Rabu (25/10/2023).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penemuan Wajah Purba di Amazon

Penemuan ini terjadi di daerah Ponto das Lajes, yang terletak di pantai utara Amazon, dekat pertemuan sungai Rio Negro dan Solimoes. Penemuan ini sangat mengejutkan, mengingat sebagian besar petroglif yang sebelumnya tersembunyi di dasar sungai Amazon. Beberapa di antaranya sebelumnya terlihat pertama kali 12 tahun yang lalu, namun dengan ketinggian air yang kini turun ke level terendah dalam 121 tahun, beberapa lainnya juga muncul, menghadirkan lebih banyak variasi dalam ukiran tersebut.

Para petroglif ini tampak menampilkan ekspresi wajah manusia. Ada yang tersenyum dengan ramah, sementara yang lain tampak muram dan penuh perasaan. Petunjuk ini memberikan pandangan ke dalam budaya dan mungkin bahkan kehidupan sosial masyarakat yang mengukirnya. Mereka mungkin merayakan momen-momen bersejarah, mengabadikan perasaan, atau mungkin merayakan ritual atau keyakinan mereka.

Menurut arkeologi Jaime de Santana Oliveira, yang bekerja di Institut Warisan Sejarah dan Artistik Nasional yang mengawasi pelestarian situs bersejarah, "Ukirannya bersifat prasejarah, atau prakolonial. Kami tidak dapat menentukan tanggal pastinya, namun berdasarkan bukti adanya pendudukan manusia di wilayah tersebut, kami yakin mereka berusia sekitar 1.000 hingga 2.000 tahun."

Salah satu detail menarik adalah keberadaan alur-alur halus di batu, yang diperkirakan merupakan tempat penduduk pribumi mengasah panah dan tombak. Ini adalah petunjuk tambahan tentang kehidupan manusia purba di wilayah ini. Keahlian mereka dalam membuat senjata, alat, dan ukiran menunjukkan kemajuan budaya yang mengagumkan.

3 dari 4 halaman

Implikasi dan Kekhawatiran

Meskipun penemuan ini menyajikan wawasan berharga tentang sejarah manusia di Amazon, itu juga menimbulkan kekhawatiran yang serius. Kekeringan parah di Amazon telah menyebabkan permukaan sungai turun drastis dalam beberapa minggu terakhir, dan hal ini sangat merugikan wilayah yang bergantung pada labirin saluran air untuk transportasi dan pasokan.

Situasi ini sangat mengkhawatirkan masyarakat setempat. Bantaran sungai yang biasanya ramai dengan kehidupan sekarang menjadi kering dan dipenuhi perahu-perahu yang terdampar di pasir. Mereka yang bergantung pada sungai untuk mata pencaharian dan transportasi merasa terancam. Pertanyaan tentang apakah sungai ini akan ada dalam dekade-dekade mendatang mulai muncul di kalangan penduduk setempat.

Para ahli juga mengkhawatirkan dampak lebih lanjut dari kekeringan. Perubahan iklim yang semakin memburuk telah menyebabkan berbagai tantangan bagi ekosistem Amazon, termasuk kebakaran hutan yang meluas dan kehilangan keanekaragaman hayati. Semua ini berkontribusi pada ancaman terhadap keberlangsungan hidup masyarakat Amazon dan lingkungan mereka.

 
4 dari 4 halaman

Kehidupan Purba di Amazon

Penemuan wajah manusia purba di Amazon membuka jendela baru untuk memahami kehidupan orang-orang pertama yang menghuni wilayah ini. Ini juga menggugah minat untuk lebih memahami budaya dan peradaban yang mungkin telah mengukir petroglif ini. Keberadaan alur-alur halus yang digunakan untuk mengasah senjata seperti panah dan tombak mengungkapkan keahlian teknis masyarakat purba ini.

Namun, upaya pelestarian sungai Amazon dan ukiran purba ini menjadi sangat penting. Kekeringan parah yang saat ini terjadi adalah salah satu dampak perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan. Masyarakat setempat dan para ahli perlu bersatu untuk menjaga lingkungan Amazon tetap lestari.

Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang masyarakat purba ini dan peran mereka dalam membentuk sejarah wilayah Amazon. Penemuan ini juga mengingatkan kita akan kerentanan alam dan budaya di tengah tantangan perubahan iklim global yang semakin kompleks.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.