Sukses

Bahasa yang Digunakan dalam Teks Ceramah Adalah Terdiri dari 4 Hal, Simak Contoh

Bahasa yang digunakan dalam teks ceramah sangat menentukan keberhasilan pesan dakwah disampaikan.

Liputan6.com, Jakarta - Teks ceramah adalah teks yang berisi penyampaian suatu informasi hingga pengetahuan yang tujuannya untuk berdakwah. Selain itu, juga berisi nasehat, petunjuk maupun petuah kepada pendengar secara lisan.

Dalam e-modul Bahasa Indonesia kelas XI oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ceramah umumnya disampaikan oleh pakar atau orang yang ahli di bidangnya. Untuk ceramah keagamaan, biasanya disampaikan oleh Ustadz, Ustadzah, guru, pastor, dan masih banyak lagi.

Saat melakukan ceramah, maka para pendakwah harus memahami betul siapa saja audiens atau pendengarnya. Lalu, yang tidak kalah penting, bahasa yang digunakan dalam teks ceramah harus dipahami dan dikuasai. Ini yang membuat ceramah diterima khalayak.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang bahasa yang digunakan dalam teks ceramah dan cara membuat teksnya, Kamis (26/10/2023).

 

2 dari 4 halaman

Bahasa yang Digunakan

1. Berisi Argumentasi

bahasa yang digunakan dalam teks ceramah adalah pakai kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi. Ini penting dalam membangun argumen yang kuat dalam teks ceramah. Konjungsi sebab-akibat seperti "jika," "maka," "sebab," "karena," "dengan demikian," "akibatnya," "oleh karena itu" digunakan untuk menghubungkan premis-premis dengan kesimpulan dalam argumentasi.

Selain itu, kata-kata yang menyatakan hubungan temporal atau perbandingan/pertentangan, seperti "kemudian," "pada akhirnya," "namun," "sebaliknya," dan lainnya, digunakan untuk menjelaskan urutan peristiwa atau perbandingan antara konsep.

2. Sapaan yang Digunakan

Dalam penggunaan bahasa pada teks ceramah, penting untuk memperhatikan penggunaan kata ganti orang pertama dan orang kedua jamak sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama, seperti "saya" atau "kami," digunakan ketika penceramah berbicara atas nama dirinya sendiri atau kelompok yang dia wakili.

Sementara, bahasa yang digunakan dalam teks ceramah kata ganti orang kedua jamak, yakni seperti "kalian" atau "hadirin," digunakan untuk menyapa orang banyak, seperti para hadirin dalam ceramah.

Contoh penerapan bahasa yang digunakan dalam teks ceramah:

Hadirin yang berbahagia, kalangan terpelajar dengan julukan hebatnya sebagai “tulang punggung negara, harapan masa depan bangsa” seharusnya... Dalam hal ini, penggunaan kata "hadirin" sebagai sapaan adalah penting untuk merangkul audiens dalam ceramah.

3. Pakai Kata Teknis

Bahasa yang digunakan dalam teks ceramah adalah juga perlu memasukkan kata-kata teknis atau istilah yang relevan dengan topik yang dibahas. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa audiens memahami konteks dan konsep yang diajukan dalam ceramah.

Misalnya, jika ceramah membahas masalah tata krama dan etika berbahasa, maka istilah-istilah seperti "sarkastis," "tata krama," "kesantunan berbahasa," dan lainnya harus diperkenalkan.

4. Gunakan Kata Kerja Persuasif

Dalam teks ceramah, kata-kata persuasif seperti "hendaklah," "sebaiknya," "perlu," "harus" digunakan untuk memberikan pesan yang kuat kepada audiens. Ini membantu penceramah untuk memberikan nasihat atau rekomendasi dengan tegas.

Contoh penerapan bahasa yang digunakan dalam teks ceramah: "

Oleh karena itu, kita seharusnya bijak dalam menggunakan teknologi. Mari kita jaga generasi muda kita agar menjadi generasi yang bersahaja." Penggunaan kata "seharusnya" dan "mari kita jaga" merupakan contoh penggunaan kata kerja persuasif untuk memotivasi audiens.

 

3 dari 4 halaman

Cara Membuat dan Contoh

Dalam buku berjudul Modul Struktur dan Kebahasaan Teks Ceramah Bahasa Indonesia oleh Kemendikbud, cara membuat teks ceramah selain memperhatikan bahasa yang digunakan dalam teks ceramah, juga wajib perhatikan strukturnya. Struktur teks ceramah terdiri dari pembuka atau pendahuluan, isi, dan penutup.

Simak contoh cara membuat teks ceramah tentang Palestina berikut ini:

1. Bagian Pendahuluan

Dalam bagian pendahuluan, menciptakan suasana yang ramah dan santai saat memperkenalkan topik Palestina adalah penting. Ini adalah momen untuk menyampaikan latar belakang tentang konflik tersebut dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh audiens.

Pertama, mulai dengan menggambarkan situasi di Palestina, seperti kehidupan sehari-hari penduduk, tantangan yang mereka hadapi, dan pengaruhnya terhadap kehidupan mereka. Ini akan membantu audiens untuk merasa lebih terhubung dengan realitas di sana.

Selanjutnya, selipkan cerita atau pengalaman pribadi yang mengilustrasikan betapa pentingnya peran nilai-nilai keagamaan dalam menjawab panggilan kemanusiaan. Misalnya, dapat bercerita tentang perjalanan atau pengalaman bertemu dengan orang-orang yang terpengaruh oleh konflik di Palestina. Ini akan menciptakan ikatan emosional dengan audiens dan membuat mereka lebih terbuka terhadap pesan yang akan disampaikan.

Kemudian, jelaskan secara singkat bagaimana nilai-nilai keagamaan, seperti perdamaian, keadilan, dan kasih sayang, sangat relevan dengan konflik di Palestina. Ini adalah saat yang tepat untuk menguraikan bagaimana pandangan agama memaknainya.

 

4 dari 4 halaman

2. Isi dari Ceramah

Bagian isi adalah jantung dari ceramah ini. Di sini, artinya akan memperluas argumen dengan menjelaskan dengan lebih detail bagaimana nilai-nilai keagamaan dapat menjadi panduan dalam menghadapi konflik Palestina.

Untuk argumen, rincikan ayat-ayat suci atau nasehat keagamaan yang mendukung perdamaian, keadilan, dan kasih sayang. Contohnya, dapat membahas ayat-ayat suci yang menekankan pentingnya perdamaian atau menjelaskan bagaimana prinsip-prinsip agama mendorong individu untuk berperilaku adil dan berempati terhadap orang lain.

Selain itu, dapat diberikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana komunitas keagamaan di seluruh dunia telah berkontribusi dalam upaya perdamaian di Palestina. Contoh-contoh ini mencakup inisiatif kemanusiaan, program bantuan, atau upaya diplomasi yang dilakukan oleh tokoh agama.

Untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam, tafsirkan ayat-ayat suci atau nasehat keagamaan. Misalnya, dapat menggali makna lebih dalam dari ayat-ayat yang berbicara tentang keadilan dan bagaimana prinsip-prinsip ini bisa diterapkan dalam konteks Palestina.

3. Bagian Penutup

Penutup adalah bagian dari merangkum semua yang telah disampaikan dengan kuat dan santai. Di sini, pesan harus lebih tajam dan memotivasi audiens untuk bertindak.

Kesimpulan harus mencerminkan pentingnya pesan keagamaan. Ingatkan audiens tentang nilai-nilai yang telah dibahas sepanjang ceramah, dan bagaimana nilai-nilai ini bisa menjadi panduan dalam menjawab panggilan kemanusiaan.

Lalu, ajak audiens untuk bertindak. Ini bisa melibatkan memberikan sumbangan amal, berpartisipasi dalam aksi perdamaian, atau sekadar meningkatkan pemahaman mereka tentang konflik tersebut. Ingatkan bahwa tindakan kecil dari banyak individu bisa memiliki dampak besar.

Terakhir, bisa akhiri ceramah dengan doa. Ini akan memberikan sentuhan pribadi pada ceramah dan meningkatkan perasaan kedekatan dengan audiens.