Sukses

Mad Secara Bahasa Artinya Panjang dan Iwad Artinya Pengganti, Simak Contohnya

Dalam ilmu tajwid, mad merujuk pada aturan bacaan Al-Qur'an yang melibatkan pemanjangan suara saat bertemu huruf tertentu.

Liputan6.com, Jakarta - Kata mad secara bahasa artinya panjang, ini berasal dari bahasa Arab. Dalam ilmu tajwid, mad merujuk pada aturan bacaan Al-Qur'an yang melibatkan pemanjangan suara saat bertemu dengan beberapa huruf tertentu. Ada tiga huruf mad, yakni alif (أ), wawu (و), atau ya' (ي).

Menurut ilmu tajwid, mad memastikan suara bacaan diperpanjang sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Sementara itu, iwad secara bahasa artinya pengganti.

Dalam terminologi ilmu tajwid, istilah "iwad" digunakan untuk menyatakan penggantian dalam bacaan Al-Qur'an, khususnya terkait dengan penggantian suara tanwin fathah yang pada kondisi tertentu tidak diucapkan lagi karena terjadi waqaf (berhenti) dalam bacaan.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang kata mad secara bahasa artinya panjang dan iwad artinya pengganti lengkap contohnya, Senin (30/10/2023).

2 dari 4 halaman

Mad Artinya Panjang

Mad dalam ilmu tajwid memiliki makna yang penting dalam membaca Al-Qur'an. Secara etimologi, kata mad artinya memanjangkan atau menambah suara saat membaca dengan beberapa aturan tertentu. Lalu, kata mad secara bahasa artinya panjang, merujuk pada memanjangkan suara dengan huruf-huruf tertentu.

Institut Agama Islam Negeri Kediri atau IAIN Kediri menjelaskan bahwa mad secara bahasa artinya memanjangkan atau menambah. Dalam Al-Qur'an, terdapat dua jenis mad: Mad Thabi'i (asli) dan Mad Far'i. Mad Thabi'i terjadi ketika huruf alif sebelumnya berharakat fathah, wawu sebelumnya berharakat dhammah, dan ya’ sebelumnya berharakat kasrah.

Dalam buku berjudul Dasar-dasar Ilmu Tajwid oleh Marzuki dan Choirol Ummah, cara membaca mad adalah dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad, seperti:

1. Huruf Wawu Mati (وْ) yang Berada Setelah Huruf yang Berharakat Dhammah (ُ-)

Dalam hal ini, ketika huruf Wawu mati (وْ) berada setelah huruf yang memiliki harakat Dhammah (ُ-), maka pembaca harus memperpanjangkan bacaan dengan jumlah tertentu sesuai ketentuan tajwid yang berlaku.

2. Huruf Ya' Mati (يْ) yang Berada Setelah Huruf yang Berharakat Kasrah (ِ-)

Aturan kedua menekankan bahwa apabila huruf Ya' mati (يْ) berada setelah huruf yang memiliki harakat Kasrah (ِ-), maka pada saat membacanya, suara harus diperpanjangkan dengan pola tertentu yang telah diatur sesuai ketentuan ilmu tajwid.

3. Huruf Alif (ا) yang Berada Setelah Huruf yang Berharakat Fathah (ﹷ)

Ketentuan terakhir adalah terkait huruf Alif (ا) yang berada setelah huruf yang memiliki harakat Fathah (ﹷ). Saat pembacaan, suara pada titik ini harus diperpanjangkan dengan ketetapan yang diatur dalam ilmu tajwid.

Cara membaca Mad Thabi'i adalah dengan memanjangkan suara sebanyak 2 harakat. Contoh Mad Thabi'i antara lain: كتَا بٌ (kitaabun), يَقُوْلُ (yaquulu), dan سمِيْعٌ (samii'un). Sedangkan Mad Far'i terjadi ketika Mad Thabi'i terkena sebab tertentu, seperti hamzah maupun sukun, dan terbagi menjadi 13 bagian.

Mad Far'i terbagi menjadi 13, seperti mad wajib muttasil, mad jaiz munfasil, mad badal, mad iwad, mad lazim musaqqal kilmi, mad lazim mukhafaf kilmi, mad lazim harfi musyabba’, mad lazim harfi mukhaffaf, mad silah, mad layyin, mad arid li sukun, mad tamkin, dan mad farqu.

 

3 dari 4 halaman

Iwad Artinya Pengganti

Iwad secara bahasa artinya apa?

Mad iwad merupakan istilah yang terdiri dari dua kata, yakni "mad" dan "iwad." Secara etimologi, mad artinya panjang, sedangkan dalam terminologi tajwid, mad merujuk pada memanjangkan suara saat membaca huruf tertentu dalam Al-Qur'an sesuai aturan yang telah ditetapkan.

Sementara itu, iwad secara bahasa artinya pengganti. Dalam ilmu tajwid, mad iwad adalah konsep bacaan yang panjang, yang muncul pada akhir kata (kalimat) sebagai pengganti dari suara tanwin fathah yang pada kondisi pembacaan tertentu tidak lagi diucapkan karena bacaan diwaqafkan (berhenti).

Menurut Imam Zarkasyi dalam bukunya berjudul Pelajaran Tajwid (1987), diuraikan bahwa hukum bacaan mad iwad artinya mengharuskan pelafalan seperti fathah biasa dengan durasi panjang selama 2 harakat atau menggunakan 1 alif.

Namun, perlu dicatat bahwa mad iwad tidak berlaku pada huruf ta marbutah (ة) yang terletak pada akhir ayat, bahkan jika ta marbutah tersebut memiliki harakat fathatain.

Sebagai contoh, penggunaan dan penerapan mad iwad bisa dilihat pada kata اَفۡوَاجًا. Secara standar, kata ini dibaca sebagai "afwaajan," tetapi karena kondisi waqaf dan transformasi menjadi mad iwad, cara membacanya berubah menjadi "afwaajaa."

Mad iwad adalah salah satu subkategori dalam ilmu tajwid yang termasuk dalam kelompok mad far'i. Mad far'i adalah cabang dari ilmu tajwid yang membahas berbagai macam mad atau pemanjangan dalam bacaan Al-Qur'an yang terjadi akibat adanya waqaf atau berhenti pada tanwin fathatain (ـــًــ) sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya.

4 dari 4 halaman

Contoh Mad Iwad

1. QS. An-Nasr ayat 2

وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ في دِيْنِ اللَّهِ أَفْوَاجًا

"Wa ra'aitan-naasa yadkhulūna fī dīnillāhi afwaaja"

Mad iwad dalam ayat ini terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan "أَفْوَاجًا". Ayat ini menggambarkan pengamatan Rasulullah SAW tentang orang-orang yang memeluk agama Islam dalam jumlah besar, datang berbondong-bondong dalam kelompok-kelompok yang besar.

Mad iwad yang terdapat pada akhir ayat ini memberikan penekanan pada banyaknya orang yang memeluk agama Islam dalam kelompok-kelompok besar sebagai suatu fenomena yang menarik perhatian.

2. QS. An-Nasr ayat 3

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا

"Fasabbiḥ biḥamdi rabbika wastagfirh, innahuu kāna tawwaabaa."

Mad iwad dalam ayat ini terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan "كَانَ تَوَّابًا". Ayat ini mengajak untuk senantiasa memuji dan memohon ampunan kepada Allah SWT, yang senantiasa Maha Penerima Taubat.

Mad iwad yang terdapat pada akhir ayat ini memberikan penekanan pada sifat Allah yang Maha Penerima Taubat dan senantiasa bersedia mengampuni hamba-Nya yang bertaubat.

3. QS. Al-Balad ayat 6

يَقُوْلُ اَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًاۗ

"Yaqulu ahlaktu mālal lubadaa"

Mad iwad dalam ayat ini terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan "لُّبَدًا". Ayat ini menggambarkan perkataan orang.

4. QS. Al-Adiyat ayat 1

وَالْعٰدِيٰتِ ضَبْحًاۙ

wal-‘ādiyaati ḍab-ḥā

Contoh mad iwad dalam ayat tersebut terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan ضَبْحًاۙ. Mad iwad ini merupakan perpanjangan dari huruf "ba" (ب) menjadi dua harakat karena ada Fathatain di akhir kalimat.

5. QS. Al-Adiyat ayat 2

فَالْمُوْرِيٰتِ قَدْحًاۙ

fal-mụriyaati qad-ḥā

Contoh mad iwad dalam ayat tersebut terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan قَدْحًاۙ. Mad iwad ini merupakan perpanjangan dari huruf "qaf" (ق) menjadi dua harakat karena ada Fathatain di akhir kalimat.

6. QS. Al-Adiyat ayat 3

فَالْمُغِيْرٰتِ صُبْحًاۙ

fal-mugīrāti ṣub-ḥā

Contoh mad iwad dalam ayat tersebut terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan صُبْحًاۙ. Mad iwad ini merupakan perpanjangan dari huruf "sad" (ص) menjadi dua harakat karena ada Fathatain di akhir kalimat.

7. QS. Al-Adiyat ayat 4

فَاَثَرْنَ بِهٖ نَقْعًاۙ

fa aṡarna bihī naq’ā

Contoh mad iwad dalam ayat tersebut terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan نَقْعًاۙ. Mad iwad ini merupakan perpanjangan dari huruf "qaf" (ق) menjadi dua harakat karena ada Fathatain di akhir kalimat.

8. QS. Al-Adiyat ayat 5

فَوَسَطْنَ بِهٖ جَمْعًاۙ

fa wasaṭna bihī jam’aa

Contoh mad iwad dalam ayat tersebut terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan جَمْعًاۙ. Mad iwad ini merupakan perpanjangan dari huruf "jeem" (ج) menjadi dua harakat karena ada Fathatain di akhir kalimat.