Liputan6.com, Jakarta Limbah keras organik adalah jenis limbah yang sulit terurai secara alami, di mana memerlukan waktu yang lama untuk mengalami dekomposisi dalam lingkungan. Contoh dari limbah keras organik adalah tulang hewan, kertas, sekam padi hingga kayu yang memerlukan 10-15 tahun untuk terurai, tergantung ukuran dan kekerasan.Â
Contoh dari limbah keras organik adalah plastik, kertas laminasi, produk-produk kimia dalam pakaian atau kosmetik, obat-obatan kedaluwarsa, dan limbah elektronik (E-waste). Limbah-limbah ini umumnya mengandung komponen-komponen yang tidak mudah terurai secara alami, seperti bahan kimia berbahaya, logam berat, atau material sintetis.
Karakteristik utama dari limbah keras organik, adalah ketahanannya terhadap proses dekomposisi alami, dan keberadaannya yang berdampak negatif pada lingkungan, juga kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan baik.
Advertisement
Oleh karena itu, penting untuk mendaur ulang, mengurangi penggunaan, dan membuang limbah keras organik dengan benar, agar dapat mengurangi dampak buruknya pada ekosistem dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Contoh dari limbah keras organik adalah? Berikut ini Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang jenis-jenis limbah serta contoh dan dampak, Senin (30/10/2023).Â
Contoh dan Dampak Limbah Keras Organik
Mengutip dari laman cityofsignalhill.org, limbah organik sendiri berasal dari makhluk hidup atau bahan-bahan, yang semula memiliki sifat-sifat organik seperti tumbuhan, hewan, atau produk-produk yang terbuat dari bahan organik. Berikut ada beberapa contoh serta dampak yang ditumbulkan seperti:
1. Plastik
Contoh dari limbah keras organik adalah plastik, di mana saat ini tengah menjadi masalah global. Plastik adalah material sintetis yang terbuat dari minyak bumi, tentu dengan ketahanannya sangat tinggi terhadap proses alami dekomposisi. Dalam lingkungan alami, plastik memerlukan berabad-abad untuk terurai. Bahkan saat plastik mulai mengalami dekomposisi, ia akan memecah menjadi partikel yang sangat kecil, dikenal sebagai mikroplastik, yang dapat mencemari lingkungan air dan tanah. Plastik miliki dampak yang dapat mencemari ekosistem laut, serta mengganggu estetika alam dan memungkinkan hewan untuk terjebak atau memakan plastik.
2. Kertas Laminasi
Kertas laminasi adalah contoh limbah keras organik yang terkadang kurang disadari. Laminasi adalah proses di mana lapisan plastik atau bahan lain diterapkan pada kertas, untuk meningkatkan daya tahan. Lapisan ini menjadikan kertas lebih tahan lama dan juga lebih sulit terurai. Kertas laminasi banyak digunakan dalam kemasan makanan, poster, dan materi promosi lainnya. Jika tidak dikelola dengan benar, laminasi ini dapat mencemari lingkungan saat terbakar, atau menciptakan limbah yang tidak mudah terurai. Emisi dari pembakaran laminasi dapat menghasilkan partikel berbahaya, yang terhirup oleh manusia.
3. Obat-Obatan Kadaluwarsa
Obat-obatan yang telah melewati tanggal kedaluwarsa, atau tidak lagi digunakan adalah contoh limbah keras organik yang sering diabaikan. Obat-obatan ini mengandung berbagai bahan kimia farmasi, yang tidak selalu mudah terurai alami. Jika obat-obatan ini dibuang secara sembarangan, mereka dapat mencemari air limbah dan akhirnya mencapai ekosistem air, seperti sungai dan laut.
4. Limbah Elektronik (E-Waste)
Limbah elektronik, termasuk komputer, telepon genggam, dan perangkat elektronik lainnya, adalah contoh limbah keras organik karena banyak komponen dalam perangkat ini, mengandung logam berat dan bahan kimia berbahaya yang tidak mudah terurai alami. E-waste yang tidak dikelola dengan baik, dapat mencemari tanah dan air, serta berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Proses pengolahan yang tidak benar dari e-waste juga dapat menghasilkan emisi berbahaya ke udara.
Â
Â
Advertisement
5. Batang Kayu
Contoh dari limbah keras organik adalah batang kayu, di mana berasal dari pohon yang ditebang. Batang kayu, terutama jika memiliki ukuran yang besar, tidak mudah hancur secara alami. Hal ini membuatnya memerlukan waktu yang cukup lama, untuk mengalami dekomposisi kisaran 10-15 tahun, bahkan jika ditanam dalam tanah. Meskipun batang kayu dapat terurai seiring berjalannya waktu, kita juga memiliki kemampuan untuk mempercepat proses penguraian, dengan cara memotongnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
6. Kulit Telur
Kulit telur yang seringkali diabaikan, ternyata merupakan salah satu contoh limbah keras organik. Kulit telur berasal dari limbah rumah tangga sehari-hari. Meskipun tampak sepele, kulit telur memiliki karakteristik yang membuatnya memerlukan perhatian dalam pengelolaan limbah. Kulit telur yang keras dan tahan lama, dapat memperlambat proses daur ulang jika dibuang begitu saja. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara yang lebih baik dalam mengelola limbah ini.
7. Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa adalah salah satu jenis limbah keras organik, yang memiliki ciri khas berupa tekstur keras dan kandungan air yang relatif rendah. Hal ini menjadikannya salah satu limbah organik yang memerlukan waktu lama untuk terurai. Saat tempurung kelapa yang telah mengering dan menjadi keras dibuang di lingkungan, seperti di pantai atau sungai, mereka dapat tetap utuh selama bertahun-tahun. Alasannya adalah bahwa proses dekomposisi alami yang biasanya melibatkan mikroorganisme, memerlukan tingkat kelembaban yang cukup tinggi, untuk merusak struktur keras tempurung tersebut.
Â
8. Piring dan Gelas Sekali Pakai
Produk plastik sekali pakai seperti piring dan gelas, adalah contoh limbah keras organik yang sering digunakan dalam acara-acara besar, atau makanan cepat saji. Plastik ini tidak mudah terurai dan seringkali berakhir di tempat pembuangan akhir. Produk plastik sekali pakai ini tentu menciptakan masalah serius dalam hal limbah plastik. Limbah ini seringkali mencemari lingkungan, jika tidak dikelola dengan baik dan berkontribusi pada masalah global sampah plastik.
Â
9. Cangkang Kerang Laut
Indonesia yang dikenal karena kekayaan perairannya, juga menjadi rumah bagi beragam jenis kerang laut. Kerang laut, atau dalam bahasa Latinnya dikenal sebagai mollusca, adalah hewan air yang memiliki cangkang keras. Meskipun berasal dari makhluk hidup, cangkang kerang memiliki kandungan air yang sedikit dan tekstur yang keras. Oleh karena itu, dibutuhkan waktu yang cukup lama agar cangkang ini dapat mengalami proses dekomposisi yang baik.
10. Sisik Ikan
Meskipun berasal dari makhluk hidup, sisik ikan memiliki karakteristik yang membuatnya sulit terurai. Sisik ikan memiliki tekstur keras dan kandungan air yang rendah, sehingga proses dekomposisinya memerlukan waktu yang cukup lama. Kandungan protein dalam sisik ikan juga dapat menjadi penghambat, dalam proses dekomposisi.Â
11. Kulit Buah Pisang
Meskipun kulit buah pisang adalah bahan organik, yang memiliki karakteristik lambat terurai di alam terbuka. Ini disebabkan oleh komponen selulosa yang kuat dalam kulit buah pisang. Ketika kulit buah pisang dibuang di tempat pembuangan sampah konvensional, mereka memerlukan waktu lama untuk terurai, sehingga menciptakan tumpukan limbah yang memenuhi ruang di tempat pembuangan akhir.
Â
Â
Â
Advertisement
Jenis-Jenis Limbah
Limbah Padat
Limbah padat adalah jenis limbah yang berbentuk padat, dan biasanya berasal dari aktivitas domestik atau kegiatan industri. Contohnya meliputi kertas, serbuk besi, kain, plastik, kayu, dan abu. Limbah padat dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, termasuk:
- Sampah organik yang mudah membusuk (garbage), seperti sisa makanan.
- Sampah anorganik dan organik yang tidak membusuk (rubbish), yang mencakup berbagai material tidak mudah terurai.
- Sampah abu (ashes), yang terdiri dari sisa-sisa terbakar seperti abu dan endapan padat.
- Sampah bangkai binatang (dead animal), yang mencakup bangkai hewan yang perlu dibuang dengan benar.
- Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah yang dikumpulkan dari pembersihan jalan dan trotoar.
- Sampah industri (industrial waste), yang termasuk limbah dari proses industri.
Limbah Cair
Limbah cair adalah jenis limbah yang berbentuk cairan, dan biasanya berasal dari aktivitas domestik, industri, atau proses produksi. Limbah cair mencakup berbagai jenis, seperti limbah domestik, limbah industri, rembesan dan luapan, serta air hujan. Penjelasan lebih rinci adalah sebagai berikut:
- Limbah cair domestik (domestic wastewater) adalah limbah dari rumah tangga, termasuk air kotoran dan air limbah domestik.
- Limbah cair industri (industrial wastewater) adalah limbah cair yang dihasilkan oleh proses industri, seringkali mengandung bahan beracun atau bahan kimia berbahaya.
- Rembesan dan luapan (infiltration and inflow) adalah limbah yang berasal dari masuknya air hujan atau air tanah ke dalam saluran pembuangan limbah.
- Air hujan (stormwater) adalah limbah yang terkumpul dari hujan yang mengalir ke dalam saluran pembuangan, seringkali membawa polutan dari permukaan jalan dan lahan.
Limbah Gas
Limbah gas adalah jenis limbah yang berwujud gas, dan dikeluarkan ke atmosfer. Semakin banyak limbah gas yang terlepas ke udara, semakin buruk kualitas udara menjadi. Limbah gas dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk asap kendaraan bermotor, kebakaran hutan, pabrik, dan lainnya. Beberapa contoh limbah gas mencakup Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NOx), Sulfur Oksida (SOx), Asam Klorida (HCI), Ammonia (NH3), Metan (CH4), Hidrogen Fluorida (HF), Nitrogen Sulfida (NS), dan Klorin (Cl2).
Limbah Organik
Limbah organik adalah jenis limbah yang berasal dari makhluk hidup, dan mudah terurai secara alami. Contohnya termasuk dedaunan yang jatuh ke tanah, rumput, sisa-sisa makanan, kulit sayur-sayuran dan buah-buahan, kotoran manusia, kotoran hewan, serta tulang-tulang hewan. Limbah organik ini biasanya dihasilkan oleh rumah tangga, restoran, hotel, dan sektor pertanian.
Limbah Anorganik
Limbah anorganik adalah jenis limbah yang berasal dari aktivitas manusia, dan sulit terurai secara alami. Limbah anorganik ini mencakup berbagai material seperti sisa sabun cuci baju atau piring, botol minuman bekas, kantong plastik, kaleng, kertas, kain, dan banyak lagi. Karena sulit terurai, limbah anorganik ini menjadi berpotensi berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Limbah B3
Limbah B3 adalah limbah berbahaya dan beracun, di mana bisa sangat mengancam dan membahayakan lingkungan serta kesehatan manusia. Limbah B3 berbahaya karena mengandung senyawa-senyawa yang sulit diurai dan beracun, seperti logam berat (Aluminium, Kromium, Kadmium, Tembaga, Besi, Timbal, Mangan, Merkuri, Seng) serta senyawa kimia berbahaya seperti sianida, fenol, pestisida, sulfida, dan sebagainya. Keberadaan senyawa-senyawa berbahaya ini dalam limbah B3, dapat menimbulkan dampak serius jika tidak dikelola dengan benar.
Â